6. Lullaby

335 54 1
                                    

“D-daniel? bi-bisakah malam ini kau tidur denganku?”

Seongwoo menunduk tidak berani menatap Daniel, sibuk memainkan kuku-kuku jari tangannya. Seongwoo bersumpah, dia memiliki firasat buruk. Setidaknya dia tidak mau sendirian malam ini, apalagi tadi dihutan dia melihat sesuatu yang aneh, bagaimana jika kabut itu menembus kamarnya dan bayangan tentang seseorang sedang mengawasinya saat ini membuatnya ketakutan. Seongwoo takut jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap mereka

“Seseorang pernah mengatakan, kalau aku harus menjaga jarak sepuluh langkah darinya. Apa peraturan itu sudah tidak berlaku? Terdengar jelas bahwa nada Daniel tengah menggoda Seongwoo

“Kau bilang aku harus membiasakan diri denganmu. Jadi…”

Daniel tertawa melihat Seongwoo yang salah tingkah, Seongwoo yang keras kepala menjadi penurut seperti ini sangat menggemaskan. Apa benar ini Seongwoo yang sama dengan Seongwoo yang beberapa saat lalu berusaha kabur darinya, dan menolak mentah-mentah keberadaannya? tapi sekarang lihat, Seongwoo menerima Daniel dengan kedua tangannya sendiri. Menyerah tanpa syarat

“Aku sedang mencoba bersikap baik” Seongwoo kesal, tanpa memeperdulikan Daniel yang tidak berhenti menertawakannya, Seongwoo bergegas naik tangga kondominium. Ini sudah terlalu larut dan Seongwoo benar-benar lelah. Ia hanya ingin menemui kasur dan berbaring—segera

“Menyenangkan” Daniel bergumam, tersenyum menatap punggung Seongwoo dari bawah, sudah lama dia tidak merasakan perasaan seperti ini. Daniel selalu bersemangat jika itu sudah menyangkut tentang Seongwoo, entah sikap keras kepalanya, saat marah atau sedang kesal, mengumpatnya dengan ribuan kata—sialan dan Daniel menikmatinya. Sangat. Tidak mau Seongwoo merubah pikirannya Daniel langsung bergegas mengikuti Seongwoo masuk kedalam kondominium sebelum pintu kondominium Seongwoo kunci dari dalam

Dan benar, dibalik pepohonan yang begitu gelap dan rindang dikejauhan sana ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka berdua

Kondominium cukup luas, dengan perapian, sebuah sofa yang diapit dua meja diujungnya. Disisi lainnya tempat tidur yang cukup besar, disampingnya terdapat lemari dan sebuah pintu yang Daniel yakini adalah kamar mandi “Kau tidur di sofa, aku akan mengambilkan selimut” Seongwoo berjalan kearah lemari, sedikit berjinjit untuk meraih selimut yang berada di bagian atas lemari

“Biar aku yang ambil” kata Daniel langsung mengulurkan tangannya tepat diatas Seongwoo, sampai ia bisa merasakan dada Daniel menempel dipunggungnya, detak jatung yang kian cepat menyadarkan Seongwoo dan langsung menyelinap keluar dari bawah lengan Daniel. Berdiri disamping mengawasi Daniel saat meraih selimut-selimut dan sebuah bantal.

Hampir pukul dua dini hari, Seongwoo gelisah tidak bisa tidur, pikiran Seongwoo melayang memikirkan takdir buruknya. Seongwoo berbalik kesamping kanan dan kiri mencari posisi yang nyaman untuk pengantar tidurnya, tapi dia tidak menemukannya. Seongwoo tetap terjaga, Sampai dia melirik sebentar kearah sofa, terlihat wajah polos Daniel yang sedang memejamkan mata. Bias cahaya perak memantul dari jendela kamar tepat pada wajah Daniel. Tampan.
Apa Daniel sudah tidur pikirnya

“Daniel kau tidur” panggil Seongwoo setengah berbisik

Daniel perlahan membuka matanya “Bagaimana aku bisa tidur, jika kau tidak nyaman dan merasa gelisah sepanjang waktu, apa yang kau pikirkan?”

Seongwoo terdiam menatap langit-langit kamar, menarik selimutnya sampai batas dada “Tidak…hanya saja apa yang aku takutkan benar akan terjadi” perlahan Daniel bangun mendudukan dirinya diatas sofa, beranjak dari tempatnya menuju tempat tidur Seongwoo dan duduk disisi ranjang. Gerakan Daniel tidak membuat Seongwoo merasa asing, otaknya mulai mengibarkan bendera putih tanda sudah ingin berdamai dengan hatinya yang sering kali memiliki perbedaan pendapat Sentuhan-sentuhan kecil yang menggetarkan hati mendadak menjadi sentuhan ternyaman baginya, Seongwoo ingin percaya pada Daniel

“Apa kau percaya sihir?”

“Hng?”

“Kau percaya padaku?” Daniel menggenggam tangan Seongwoo, dengan hati-hati menarik kearahnya. sikap manis Daniel membuat ia membeku ditempat. Sekali lagi diamnya tanpa konfrotasi Daniel menarik Seongwoo kedalam pelukannya, menyandarkan kepala Seongwoo pada bahu lebarnya. Seongwoo yang masih belum bisa mencerna apa maksud Daniel hanya mengikutinya. Dominasi Daniel bukan sesuatu hal yang bisa diabaikan

“Tidurlah” Seongwoo hanya bisa mengangguk samar dibalik punggung Daniel. Semburat warna merah menjalar dipipi Seongwoo. Sedari tadi saat Seongwoo gelisah ditempat tidurnya, bahkan dengan jelas decitan tempat tidur terdengar setiap kali Seongwoo merubah posisinya, Daniel sudah mati-matian menahan diri agar tidak segera memeluk menenangkan pria dengan tiga titik indah di pipinya dan mengatakan bahwa semua ini akan baik-baik saja. Tidak saat Seongwoo tadi memanggilnya

“Lullaby and good night, with pink rose bedight

With lilies o’er spread is baby’s sweat head

Lay thee down now and rest, may thy slumber be blessed

Daniel mulai merapalkan mantranya, berharap kegelapan dan kegelisahan menjauh

Lullaby and good night, you are your mother’s delight

Shining angels beside my darling abide

Soft and warm is your bed, close your eyes and rest your head”

Tangan kanannya mengusap membuat gerakan naik turun di punggung Seongwoo berulang kali, tangan kiri menopang sekaligus mengusap rambut hitam legam Seongwoo. Hanyut. Terbuai dengan perlakuan Daniel atau entah karena mantra yang diucapkan membuat Seongwoo benar-benar melupakan ketakutannya sesaat. Pelukan yang nyaman, rasa lelah diawal seperti kembali terasa, rasa kantuk menjalar dan mulai menyerangnya, matanya sedikit demi sedikit mulai memberat. Daniel melanjutkan kalimatnya

Soft and warm is your bed, close your eyes and rest your head

Sleepyhead, close your eyes

I’ll protect you from harm

You will wake in my arms

Guardian angels are near

So sleep on, with no fear

Guardian angels are near

So sleep on, with no fear"

Dia adalah api yang membakar gelora, dia adalah angin yang menyejukan hati, dia adalah air yang menenangkan. Dia adalah terang dan gelap, Daniel bagaikan penyihir yang menjerat anak kecil dengan ramuan manisnya atau dengan racun mematikannya, yang pasti Seongwoo sudah masuk, terperangkap dalam jeratan racun dibalik rasa manis sang penyihir

Dengkuran halus dan nafas yang mulai teratur sudah cukup membuat Daniel sadar jika lelaki yang berada didekapannya sudah berada di alam mimpinya. Perlahan Daniel merebahkan tubuh Seongwoo dan menyelimutinya. Lama Daniel memandang wajah Seongwoo, biasanya Daniel langsung bisa menatap langsung kedalam manik Seongwoo. Indah. Tapi sekarang mata yang sudah membuat Daniel merasakan gejolak dihatinya itu sudah terpejam dan itu tidak kalah indah saat mata Seongwoo terbuka. Sama-sama membuat jantung Daniel bergetar. Perlahan tangannya menyibak poni Seongwoo yang sudah mulai memanjang, lalu mengecup sebentar dahi Seongwoo.

“Aku akan melindungimu, walau harus mempertaruhkan nyawaku”

Karena massanya tidak proposional dengan volumenya, Seongwoo yang semungil violet, Seongwoo yang bergerak seperti kelopak bunga, menarik seorang Kang Daniel kearahnya dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari dirinya. Saat itu, seperti teori apel Newton, Daniel bergerak kearahnya tanpa bisa berhenti sampai jatuh kepelukannya.

Dengan hati yang berdebar






Dengan hati yang terus berdebar





Hatinya yang berdegup antara langit dan bumi

Seongwoo adalah cinta pertamanya
Dan malam itu, tanpa keduanya sadari. Mereka telah mengikat takdir mereka sendiri. Asmara diantara keduanya, kutukan yang malang, membuat ia bertemu dengan takdirnya. Benang merah diantara keduanya yang mengikat semakin erat, semakin kuat, takdir malang sekalipun tak akan mampu memisahkan mereka nantinya





Karena mereka saling terhubung





=TBC=

Semoga kamu selalu menjadi pembaca setia
N❤

My Dark Guardian - OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang