3

1.4K 269 13
                                    

Merasa malas di pagi hari adalah hal yang wajar, siapa yang tidak pernah merasa tidak ingin sekolah dan ingin tidur saja seharian?

Tapi Jimin merasa bukan hanya sekedar malas, tapi ingin tinggal di bawah tanah lalu tidak pernah muncul lagi ke permukaan.

Dia tidak ingin bertemu siapa pun lagi; gurunya, teman temannya, gadis gadis yang selama ini dia ganggu bersama (mantan) gengnya, mungkin juga orang tuanya sendiri dan adiknya.

Mengenai adiknya -namanya Park Jihyun- apa yang akan adiknya itu lakukan kalau bertemu kakaknya yang selama ini dia anggap seorang beta ternyata adalah seorang omega.

Dan bagaimana kalau sampai ada musuh gengnya yang bertemu dengan Jimin di jalan? Apa yang akan terjadi pada Jimin selain skenario buruk?

Jimin tidak tahu.

Ibunya tiba tiba masuk ke kamar Jimin. Jimin menyadari ibunya masuk ke kamarnya, hanya saja dia terlalu tidak punya semangat lagi untuk memberi respon, jadi wajar kalau ibunya mengira dia masih tidur.

"Bangun, Jimin. Seragammu sudah Eomma siapkan, seragam bolamu juga."

Jimin berpura pura masih tidur sampai ibunya pergi, baru setelah itu dia berguling lalu duduk di tempat tidurnya.

Dia merutuk dalam hati, hari ini ada latihan sepak bola.

Jimin makin tidak ingin pergi ke sekolah walau pun dia harus sekolah.

Ibunya masuk lagi ke kamar Jimin.

"Cepat siap siap sekarang sudah jam enam."

Menjadi seorang omega tidak bisa dikatakan merubah seluruh hidup Jimin; dia masih sekolah di sekolah yang sama seperti sebelumnya, masih memakai seragam yang sama seperti yang sebelumnya, masih ditempatkan di kelas yang sama seperti sebelumnya, masih berangkat sekolah naik bis seperti biasanya.

Tapi tetap saja ada yang berubah; pertama, dia tidak lagi dianggap sebagai anggota dari (mantan) gengnya, orang orang yang dulu berteman dengannya sekarang mengabaikannya, bahkan kakak kelas yang dekat dengannya juga sama mengabaikannya. Kalau dipikir beberapa minggu yang lalu Jimin masih berkelahi dengan alpha dan beta dari sekolah yang lain dan dijagokan untuk jadi ketua geng dan kemudian melihat kenyataan kalau dia saat ini hanyalah seorang omega yang diusir dari geng rasanya sangat aneh.

Hidup bisa berubah secepat itu.

Jimin turun dari bis di halte dekat sekolah, selama perjalanan memasuki area sekolah tidak ada satu pun yang menyapanya.

Jimin kemudian masuk ke kelasnya di lantai dua, saat dia sudah duduk di kursinya pun tidak ada satu orang pun yang menyapanya.

Laki laki dan perempuan tidak ada yang menyapanya, Jimin tidak tahu kenapa.

Jimin akhirnya memutuskan untuk pergi keluar kelas, berdiri sambil bertumpu di kusen jendela, melihat sekilas tanpa memperhatikan apa yang ada di luar.

Jimin tidak pernah terlambat, tapi tidak pernah datang terlalu pagi juga, paling hanya lima menit sebelum bel berbunyi. Di jam seperti ini banyak anak anak yang sudah duduk di bangkunya masing masing, ada juga yang terlihat membeli camilan di kantin, ada juga yang mengobrol di koridor kelas. Di bawah sana, di gerbang sekolah, Jimin melihat anak anak lain berjalan memasuki sekolah, ada yang berlari karena takut bel segera berbunyi tapi ada juga yang santai, memainkan ponsel mereka dan mengobrol bersama teman.

Dari lantai dua Jimin bisa melihat Taehyung -Kim Taehyung si omega laki laki itu- tersenyum padanya dari halaman gedung sekolahnya sebelum masuk ke gedung.

Jimin berbalik, masuk begitu saja ke kelasnya.

Kim Taehyung itu sekarang merasa punya teman, Jimin berdecih.

How it Feels to be an OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang