Chapter 3

32 2 0
                                    

"This is my December
This is my snow covered home
This is my December
This is me all alone

And I
Just wish that I didn't feel
Like there was something I missed
And I
Take back all the things I said
To make you feel like that"

Setelah mematikan MP3 player-nya yang memutar album Linkin Park, Alesha mengintip keluar jendela, memandang hujan yang sepertinya turun sejak semalam. Kemudian dia menyentuh dahinya sendiri, masih terasa panas, dan memutuskan kembali beringsut ke tempat tidur dan menutupi seluruh badannya yang sedang meriang sejak 2 hari lalu.

Akhir pekan yang menyebalkan, gerutu Alesha. Padahal dia dan Indah sudah merencanakan nonton film dan berbelanja beberapa potong baju sejak berhari-hari lalu, tapi malah dia mendadak meriang sehingga acara jalan-jalan mereka dibatalkan.

Baru sebentar Alesha memejamkan matanya kembali, suara ketukan terdengar dari balik pintu kamarnya.

"Sha, udah bangun? Ada tamu tuh," suara si Ibu Kos terdengar memanggil namanya. Alesha mengerjap heran. Tamu? Siapa? Dari sejak kepindahannya di rumah kos ini, Alesha belum pernah sekalipun kedatangan tamu. Yah, kecuali mas-mas kurir ekspedisi yang mengantar pesanan belanjaan onlinenya.

"Iya, Ibu. Suruh tunggu sebentar, Alesha ganti baju dulu." Alesha beranjak dari tempat tidur, segera melepas piyama kusut yang sudah dipakainya sejak kemarin sore, menggantinya dengan kaos merah plus celana training yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Setelah mencuci muka dan menepuk-nepuk wajahnya yang pucat dengan sedikit bedak, Alesha segera keluar kamar, menuju ke ruang tamu.

Alangkah terkejutnya Alesha saat mengetahui siapa yang sedang duduk di sofa panjang ruang tamu. Farrel! Ya, Farrel. Langkahnya sempat terhenti sebelum Farrel menyadari kehadirannya.

"Hey, Sha!" sapa Farrel seraya beranjak dari sofa warna maroon itu.

"Hai, Rel. Ada apa kesini?" Alesha mempersilahkan Farrel duduk kembali, sedangkan dia sendiri mengambil tempat duduk di hadapan Farrel.

"Eh? Maaf aku ganggu ya? Aku denger dari Indah kamu lagi sakit. Jadi...ini tadi aku sengaja mampir nengokin kamu."

"Oh." Hanya itu yang bisa Alesha katakan. Dia tak lagi bisa membendung perasaan yang membuncah antara senang dan gelisah sekaligus.

"Jadi..kamu udah baikan?"Tanya Farrel sambil memandangi wajah pucat gadis yang ada dihadapannya.

"Iya udah kok," jawab Alesha gugup karena menyadari Farrel sedang menatapnya "Makasih udah nengokin."

Dan percakapan basa-basi mereka berlanjut sampai jam 12 siang. Bersama hujan yang mulai reda, Farrel pun berpamitan meninggalkan rumah kos Alesha.

*

Kling.. Ponsel Alesha berbunyi. 1 pesan dari Farrel.

Hai, berangkat bareng yuk

Tak berapa lama setelah Alesha membaca pesan itu, suara klakson mobil terdengar dari luar gerbang. Alesha mengintip keluar jendela dan melihat mobil Farrel sudah menunggunya. Gadis itu segera menyambar tas tangannya dan berlari kecil keluar rumah. Ya dia berlari, seperti yang pernah dia lakukan dulu, dari kelas sampai gerbang sekolah, saat dia tidak mau tertinggal mengekori Farrel yang berjalan saat pulang sekolah.

"Hai.." sapa Alesha saat dia sudah duduk di jok mobil di samping laki-laki berkemeja biru muda itu. 

"Hai, Sha."  Mata Farrel melirik ke arah Alesha sejenak. Menghela nafas panjang. Menyadari suara tarikan nafas Farrel, Alesha reflek menoleh dan sempat menangkap tatatapan mata Farrel.

Finds a WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang