22. Tentang Izinmu

1.1K 180 101
                                    

Kini aku dan Irsha sudah hampir satu bulan lamanya menjadi orang tua. Setiap pagi, sebelum aku berangkat ke kantor, kusempatkan untuk menemani Sun berjemur. Ya, mereka bilang, matahari pagi baik untuk pertumbuhan bayi. Belum genap dua bulan, Sun sudah senang mengangkat kepalanya dan kerap membuat kami khawatir. Tapi, dokter bilang dia sehat dan cukup bagi kami.

Saat ini, Irsha tengah menyiapkan sarapan sementara aku berada di ruang tengah karena hari mendung dan aku tidak bisa menemani Sun berjemur. Aku meletakkan bayi mungilku di atas matras bayi. Aku pun ikut berbaring di sampingnya sambil memegangi botol susunya.

Irsha : Mas, makan gih. Katanya mau ada klien...

Irsha yang masih memakai celemek menghampiriku dan menyuruhku sarapan. Pagi ini ada klien yang ingin bertemu denganku dan tim untuk membicarakan kontrak perusahaan. Entah, aku ingin di rumah saja, bercengkerama dengan istri dan anak.

Irsha : Ayo Maaass, apa mau ditemenin? Sini yuk! Jangan ikutan manja kek bayi deh..

Dia berlutut dan mencubiti pipiku. Sementara aku hanya menjulurkan lidah padanya dan kembali menciumi Sun yang sibuk minum susu.

Irsha : Kak, Buyanya nih bandel. Kita apain yaaa

SREETT

Aku menarik Irsha perlahan ke dalam pelukanku. Posisinya sekarang dia tertelungkup di atas tubuhku dengan jarak mata kami hanya sekitar sepuluh senti.

Yudhis : Mas masih pengen kangen-kangenan, tau sendiri mas lembur dan pagi ini harus berangkat pagi...

Irsha : Ya tapi kan mmpphhh

Aku membungkam bibirnya dengan bibirku. Irsha pasti marah setelah ini karen kami berciuman di depan Sun walau ia tahu bayi kami itu belum mengerti.

Plakk

Yudhis : Dada Mas kok dipukul sih? Bilang aja kangen yakan?

Irsha tersipu setelah itu dengan posisi masih di atas tubuhku.

Irsha : Mas...eum...jahitan sesarnya si Kakak udah kering...

Yudhis : Oh ya? Bagus lah. Eh kenapa tapi?

Wajah Irsha merah padam tiba-tiba.

Irsha : Kalau Mas malem ini 'pengen'...Bilang ya...adek siap..

***
Jam makan siang kantor bagiku sedikit spesial hari ini karena aku tak perlu menghabiskan waktu di perpustakaan seperti biasanya dan menyelesaikan tesis. Aku hanya perlu duduk di bilik kerjaku dengan bekal yang dibawakan Irsha atau bergabung bersama yang lain di meja kantin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Side-story of EIL : Mas & AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang