Namaku Sierra Revalina--tapi biasa dipanggil Sera sih. Seperti biasanya, hari ini aku berangkat ke sekolah. Peraturan guru untuk pindah bangku setiap hari dengan malas harus aku jalani. Entah mengapa, hari ini ada sesuatu yang aneh. Ternyata, dua orang yang duduk tepat di depan aku enggak seperti biasanya. Bulan ini termasuk bulan ajaran baru, jadi Aku belum terlalu dekat dengan mereka berdua. Ditambah lagi mereka berdua adalah anak laki-laki.
Aku merasa bodo amat dengan mereka berdua. ini sudah hampir pukul tujuh. Aku segera pergi ke lapangan dan berbaris untuk mengikuti upacara bendera.
Upacara berlangsung kurang lebih empat puluh lima menit lamanya. Setelah upacara, aku dan Anna menuju ke kantin untuk membeli sebotol air mineral dingin.
Bel berbunyi tepat setelah Aku dan Anna menuju ke kelas. Aku dan Anna mempercepat langkah kami. Akhirnya, kami masuk kelas lebih cepat dibandingkan guru yang mengajar waktu itu.
Anna berbisik kepadaku "Ser, itu kenapa tumben mereka duduk di depan kita?"
"Ehmm, gue ga tau. Ga peduli sih." Jawabku bodo amat.
Pak Tama hari ini yang bertugas mengajar kelas kami. Guru yang terkenal santai dalam mengajar ini, sangat di favoritkan oleh murid-muridnya termasuk aku sendiri.
"Oke, Anak-anak kalian buka halaman 50 setelah itu kalian kerjakan. Saya ada tugas keluar sebentar."Tak lama mendengar aba-aba, kami murid 12-IPA-1 bersorak kegirangan. Sebetulnya alasan inilah yang membuat kami senang diajar oleh Pak Tama. Karena Banyak jam kosongnya sih jadi suka hehehe.
Aku dan Anna segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Tama barusan.
"Eh, gue liat jawaban Lo dong." Ucapan itu berasal dari bangku depan Aku dan Anna.
Namanya Revan, hobinya melihat jawaban teman sekelasnya. Lebih tepatnya dia anak yang bergantung pada temannya jika ada tugas. Dan yang duduk di sebelahnya adalah Adnan. Hobinya kurang lebih sama dengan Revan, tapi dia sedikit lebih rajin.
Tanpa menunggu persetujuanku, Revan sudah duluan mengambil buku aku dari meja dan langsung dibawa ke mejanya.
"Woi, Gue belom selesai. " Kataku geram.
"Bentar doang Ser." Jawabnya.
Aku menggerutu kesal dan sekarang aku nggak tahu harus ngapain selain membolak-balikan halaman buku.
"Nihh, makasih." Ucap Revan dengan senyuman sok manisnya.
"Sama sama." Balas ku tanpa melihat Revan.
"Emang dasar Revan! Kerjaannya cuman nyontek, ngejahilin, sama ngegame doang bisanya." Kali ini Anna yang berkomentar.
Entah kenapa aku tertawa, mungkin karena logat bicara Anna. Revan yang mendengar itu langsung menghadap ke belakang, bukannya marah ia malah ikutan ketawa bersamaku. --Eh bersamaku(?)-- tapi ini nyata.
Pandanganku dan Revan bertemu, cukup lama kami tertawa bersama. Saling memandang satu sama lain. Tapi tidak memiliki perasaan apapun saat ini. Ya.. Kami memang cuman teman.
***
Aku, Anna, Felix, dan Bella berjalan menuju ke kantin. Saat sampai di kantin, kami memilih tempat duduk yang paling nyaman.
"Ann, kok gue takut baper ya?" Kataku. --aku juga gak tahu kenapa tiba-tiba ngomong kaya gini--
"Maksudnya?" Tanya Anna balik.
"Ya.. Itu tadi, Revan." Aku menjawab dengan gugup.
"Ehmm, gue liat kok tadi. Tapi Lo tau kan kalau dia hobi mainin cewe? Lebih tepatnya tukang php."
Aku mengangguk "I know, makanya gue takut."
Entah ada angin apa, Revan yang barusan kami bicarakan datang bersama teman-temannya. Aku reflek dan langsung mengajak teman-temanku untum berpindah tempat.
"Loh Ser, disini aja udah pewe nih." Felix yang sedang menikmati snack nya menggerutu padaku.
"Ayolah Fel, lagi danger nih." Kataku sambil menarik lengan Felix.
Aku segera mengajak Felix dan yang lainnya pergi dari kantin. Anna yang tahu kelakuanku yang aneh ini hanya mengikuti kemauanku saja.
"Ser, kayanya barusan Revan ngeliatin Lo." Anna berbisik padaku.
"Hah? Udah biarin aja." Aku berusaha nggak peduli.
"Kalian dari tadi bisik-bisik apaan sih?" Tanya Bella.
"Enggak kok nggak ada apa-apa." Anna yang siap menjawabnya.
"Ohh, gitu sekarang udah sembunyi sembunyi nih?" Felix menyindir.
"Bukan gitu, ntar aja gue ceritain kalau dugaan gue salah." Jawabku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
***
Voment ya? Thank u^^
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Ficção Adolescente----ON GOING---- Ini adalah sebuah cerita panjang tentang menunggu. Kepastian dan akhir yang sulit untuk dipahami bahkan dijelaskan. Jika mencintaimu sesakit ini, maka aku akan tetap mencintaimu. Karena kamu selalu dan akan menjadi alasan aku bahagi...