1⚡

21.2K 492 18
                                    

Hembusan angin pagi menyejukkan dunia, kicauan burung yang merdu melengkapi indahnya dunia dipagi hari. Sinar matahari mulai merambat masuk ke dalam rumah megah dengan fasilitas yang lengkap dan mewah.

"Pagi Bundaa, Papaa"

Seru seorang gadis berseragam lengkap SMA Wijaya, tak lupa dengan wajah cantik yang juga mendukung keindahan tubuhnya. Nayyara Feeza Mavelio. Ia seorang gadis yang berada di kelas 11 Mipa 2. Ia bukan gadis yang culun ataupun badgirl. Ia sama seperti gadis umum lainnya. Yang akan menampakkan ekspresi sesuai hatinya. Namun, dibalik kelebihannya. Ia memiliki satu rahasia yang sampai sat ini hanya beberapa orang yang tau. Ia menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju lantai bawah.

"Pagi sayang," ujar Reno, sang papa tercinta.

"Ekhemm" suara seorang laki laki yang sudah duduk disamping ayahnya sejak tadi. Muggaran Mavelio, kakak Nayya. Ia menginjak kelas 12, umurnya hanya berselisih 1 tahun dengan Nayya. Sekolahnya berbeda dengan Nayya, ia lebih memilih sekolah di SMA Merpati Putih.

"Wah, keselek apaantuh?" ujar Nayya setelah mendudukkan dirinya di kursi samping Mungga.

"Keselek becak."

"Ih mana pengen lihat becaknya. Sangar si bisa muat kaya gitu."

"Gue gituloh, semua bisa ketelen."

"Buku bisa lo telen?"

"Gampang itu mah."

"Wah bisa pinter dong, ilmunya keserap sama usus, nyalur ke otak."

"Iya dong, et. Jangan lupa, ganteng juga!"

"Uhh ganteng banget emang, simpanse mah lewat."

"Iya lah, gue kan gantengnya sebelas dua belas sama Manurios, ya jelas simpanse lewat jauh."

"Iyain, nah udah dipuji kan, nanti pulang sekolah gue tunggu di kamar yuhuu."

"Apaan?"

"Gosah pura-pura ya munarios."

"Dih, MANURIOS. M - A - N - U - R - I - O - S. MANURIOS, BUKAN MUNARIOS"

"La iya, dia emang Manurios, lo aja yang Munarios. Bagus kan? Daripada Munggadrongos, ih apaan."

"Iyainn, untung adek, kalo gk udah gue jadiin hewan trus gue santet lo."

"Lah, hewan bisa disantet?"

"Bisa"

"Gimana?"

"Udah - udah, jangan berdebat mulu! Buruan berangkat udah jam 6 loh." Ira melerai perdebatan kedua anak kesayangannya.

Mungga segera menegak habis susu yang selalu dibuat setiap pagi oleh Bunda tercintanya dengan terburu - buru. Sedangkan, Nayya meminumnya perlahan, takut jika perutnya tidak muat.

"Bun, Pa, Mungga berangkat sekolah dulu." pamit Mungga setelah menegak habis segelas susu. Ia berjalan mengambil kunci mobil yang berada diatas meja ruang tamu.

"Hati - hati, gk boleh ngebut!" seru Reno memperingatkan.

"Siap bos!"

"Buruan anjir lama." lanjut Mungga saat melihat adiknya yang masih meminum susu dengan santainya.

"Eh tunggu dong, punya kakak gini amat." ucap Nayya dengan buru - buru meletakkan gelas, dan segera berlari masuk ke dalam mobil.

°°

Nayya berjalan terburu-buru mengejar seorang perempuan yang telah berteman dengannya sejak 1 tahun terakhir. Nayya berjalan dengan langkah zig-zag melewati setiap orang yang berada di depannya tanpa berniat menabrak.

PERJODOHAN [ REVISI ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang