Hujan mengguyur dengan derasnya sejak Keira dan Jaemin menapakkan kaki tepat di depan rumah gadis itu, membuat Jaemin tertahan sementara sembari menanti hujan reda.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18:25. Jaemin terduduk di ruang tengah kediaman gadis itu dengan secangkir cokelat panas di tangannya. Pakaiannya sudah berganti menjadi kaus santai dan celana training milik Chenle.
Hujan belum menujukkan tanda-tanda akan berhenti. Keira mendesah gelisah karena sang adik belum menampakkan diri. Apalagi, Renjun membawa motor, bukan mobil. Jaemin yang duduk di hadapan gadis itu, menatap kegelisahan gadis di depan nya sambil tersenyum kecil.
Enak ya, punya saudara. Kalo belum pulang, ada yang khawatirin...
"Udah coba nelfon Injun?" Pertanyaan yang dilontarkan Jaemin membuat atensi gadis di hadapannya teralihkan, gadis itu mendongak kemudian mengangguk lesu. "Udah, tapi ga diangkat.."
"Mungkin mereka lagi dijalan?"
"Haaaaah... Bisa jadi sih. Ck, gini nih kalo ga di ikutin seharian sampe rumah, ga tenang kalau belum denger suara lumba-lumbanya." Gerutu Keira, bibirnya melengkung kebawah membuat Jaemin terkekeh pelan.
Kedekatan Keira dan Chenle memang bisa dikatakan lebih dari kata akrab. Alasan mengapa Keira selalu ikut berkumpul dengan 7DSquad adalah karena Chenle memang tidak bisa di lepas seorang diri. Meski ada Renjun, tetap saja, Keira lah yang paling dibutuhkan oleh lelaki imut itu.
"ASSALAMU'ALAIKUM, LELE PULAAAAAAAANG!" Panjang umur, baru saja diomongin, lengkingan teriakan khas seorang Zhong Chenle terdengar bahkan sejak bocah lelaki itu baru menginjakkan kaki di depan gerbang rumahnya.
Bocah berambut hijau itu memasuki rumah dengan cengiran ceria sambil merentangkan tangannya minta dipeluk. Mami, yang sedari tadi ada di dapur, langsung menghampiri anak bungsu nya itu dengan senyum lega. Kemudian memeluk bocah kelebihan energi itu dengan rindu. "Wa'alaikumussalam."
"Ini jas hujan siapa, dek?" Tanya Mami. Chenle nyengir lagi, "Punya Ichung, Mi. Lele pinjem. Abis ujannya ga berhenti-berhenti. Yaudah, Lele sama Gege nekat nerobos hujan. Untung Gege bawa jas hujan, terus Ichung juga punya satu di rumahnya!" Ceritanya antusias. Mami hanya tersenyum mendengar penuturan bocah itu.
"Itu airnya sampai netes-netes di lantai. Adek ini kebiasaan, langsung masuk aja. Ga di lepas dulu jas hujan sama sepatunya." Mami pura-pura ngomel, wanita cantik itu menyentil pelan hidung Chenle membuat sang empunya tertawa.
"Maaf Mi, khilaf, hehehehe."
Mami menggelengkan kepala, sudah maklum dengan kebiasaan ceroboh anak bungsunya. Kemudian, Mami membantu Chenle melepas jas hujan dan tas Chenle. "Adek mau susu atau cokelat panas?"
"Cokelat panas! Dingin, Mi."
"Yaudah, adek tunggu disini aja, ya. Temenin Jaemin tuh, dari tadi dia juga belum pulang abis nganter kakak mu, nunggu hujan berhenti tapi ga berhenti-berhenti dari tadi."
Chenle mengangguk, setelah melepas sepatu dan meletakannya begitu saja, bocah menggemaskan itu langsung berlari menuju ruang tamu, dan menubruk Jaemin dengan pelukan erat. "NANA HYUUUUUNG!!"
Jaemin tertawa sambil membalas pelukan Chenle sama eratnya. Tingkah menggemaskan Chenle adalah salah satu hal favorit Jaemin sejak Jaemin mengenal bocah nakal itu. "Nana hyung pakai baju Lele?" Tanyanya berbinar.
Jaemin mengangguk. "Iya. Maaf ya, Le, baju baru kamu jadi di pakai sama Hyung. Hyung tadi udah minta pakai baju yang ada aja, tapi----"
"Ish Nana hyung kebiasaan! Kayak sama siapa aja. Baju itu kebesaran buat Lele, jadi belum Lele pakai. Kalau muat buat Nana hyung, ya pakai aja sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin' Love - Na Jaemin
FanfictionWarn: kata-kata kasar, ooc, typo "Gue terjebak dengan permainan gue sendiri." -Na Jaemin domangchigin imi neujeosseo nega meonjeo sijakhan i Game.. Tentang cinta, persahabatan, kebahagiaan, kesedihan. Suka duka kehidupan NCT Dream yang dibumbui den...