05 - Na Jaemin

298 27 60
                                    


Jaemin Point Of View

"Kangen." Gue berkata tulus pada gadis yang duduk di hadapan gue, membuat dia membeku. Gue menggenggam jemari lentik nya yang pas sekali mengisi ruang diantara jemari gue.

Dulu, menggenggam tangannya adalah hal favorit gue, selain mengusap pipinya yang seringkali kemerahan disetiap keadaan.

Keira pasti shock, karena gue tiba-tiba berubah menjadi frontal begini. Tapi, gue ga perduli. Keira harus tahu, kalau gue benar-benar merindukannya.

"Lo lagi kesambet setan rooftop ya?" Pertanyaan penuh kepolosan itu terlontar dari bibir tipis Keira, setelah sekian lama dia terdiam. Gue tertawa pelan, benar kan, gadis ini shock.

"Kalo gue kesambet, lo pasti udah mati gue cekik," Sahut gue iseng. Keira bergidik ngeri, dapat gue lihat ketakutan dari wajahnya, membuat dia terlihat sangat menggemaskan.

"Ini tangan gue kenapa di pegang-pegang emang kita mau nyebrang?" Tanyanya sarkas. Lagi-lagi gue tertawa, kemudian dengan nekat gue mencium punggung tangan Keira yang membuat Keira membulatkan mata terkejut.

"Na ini maksud----"

"Kangen banget, Ra. Sakit banget rasanya kalau gue tahan-tahan terus." Kata gue jujur, Keira kembali bungkam.

Siang itu, di rooftop sekolah, gue mengungkapkan sedikit dari apa yang gue rasakan. Kemudian kami berdua sama-sama terbelenggu dalam keheningan. Tapi, begini saja sudah cukup buat gue, karena gue sedang benar-benar butuh ketenangan.

Genggaman tangan Keira, dan adanya Keira di samping gue, membuat gue mendapatkan apa yang gue inginkan.

***

Gue menghempaskan tubuh di sofa ketika sampai di rumah. Rasanya hari ini begitu melelahkan, padahal di sekolah pun, gue ga melakukan apa-apa. Tapi justru itu lah yang membuat gue jadi tambah lelah, waktu seakan berjalan sangat lambat ketika kita sedang bosan.

Gue bersandar pada sofa dan memejamkan mata, memijit batang hidung gue menghilangkan pening yang mendera. Pikiran gue bercabang, memikirkan banyak hal yang akhir-akhir ini gue alami.

Sampai gue rasakan usapan lembut di rambut gue, gue membuka mata dan mendapati Mama yang tengah mengelus surai pink gue yang warna nya sudah sedikit pudar, sembari tersenyum hangat. Senyum yang sangat gue sukai, dan gue ga akan rela kehilangan senyum ini.

Gue meringsek maju mendekati Mama, kemudian memeluk wanita yang paling gue cintai di dunia.

"Ma.."

"Capek banget anak Mama?"

Gue tertawa kecil, kemudian mengangguk di dalam pelukannya. "Jaehyun hyung sama Taeyong hyung mana, Ma?" Gue melepas pelukan kemudian mengedarkan pandangan ke sekitar ruangan untuk mencari dua hyung gue.

"Lagi siap-siap di kamar, mau ke kampus katanya." Gue mengangguk.

"Papa.... Ga pulang 'kan, Ma?" Tanya gue ragu. Dapat gue lihat senyum lelah Mama ketika gue menanyakan tentang pria brengsek itu.

"Tadi pulang pas jam makan siang. Tapi, pergi lagi waktu lihat Jaehyun sama Taeyong ada disini."

Gue mendengus kasar. Bisa takut juga pria brengsek itu? Berani nya cuma sama gue dan Mama aja. Dasar pengecut.

Jaehyun dan Taeyong hyung turun dengan pakaian rapi sambil menggendong tas mereka di pundak. Gue tersenyum sumringah menatap kedua hyung gue yang sangat tampan itu.

"Kebetulan banget lo udah balik, dek." Taeyong dan Jaehyun hyung menghampiri gue dan Mama, kemudian duduk di sofa dihadapan kami.

"Iya hyung. Hyung mau berangkat?"

Drippin' Love - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang