Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah kado yang amat sangat terlambat dariku untuk cekgu RieKaze 😶
.
.
"DORR"
"AYAAAMMMMM"
Aku tersentak. Kaget luar biasa. Kulihat Anya terbahak setelah berhasil membuyarkan lamunanku. Ah sialan.
"Bahahaha.. komuk lo.. pftt.. aduuhh harusnya tadi gue rekam tuh.. ahahhaha." Anya masih saja tertawa sesekali memegangi perutnya yang ku yakini terasa kram. Rasain.
"Puas banget lo." Ucapku setelah Anya memdaratkan pantatnya pada bangku tepat di sebelahku. Anya hanya mengangguk dan mengusap sedikit air mata di sudut matanya yang runcing. Sebegitu senangnyakah dia melihatku kaget karena ulahnya?
"Lagian pagi-pagi dah ngelamun aja. Gak takut doi di patok ayam?"
"Bodo"
"Ciee ngambek"
Anya menusuk pipi ku yang tembam dengan jarinya. Semua orang mengatakan pipi ku ini bulat seperti bakpau. Entahlah, aku tidak tau itu sebuah bentuk pujian atau hinaan. Yang jelas selama ini mereka selalu senang menusuk atau mencubit pipi ku seperti yang di lakukan Anya sekarang.
Jadi makin bulat_-
Aku memilih tak menghiraukan Anya.
Bukan karena aku tak suka apa yang Anya lakukan. Tapi mood ku hari ini benar-benar buruk, bahkan aku tak yakin telah mengerjakan PR fisika tadi malam dengan baik. Padahal untuk pelajaran favoritku ini biasanya aku selalu yakin dengan jawabanku sendiri.
'Benar. Semua ini gara-gara dia'
"Heh!! Malah ngelamun lagi." Kali ini Anya menepuk pundakku pelan.
"Gue gak ngelamun"
"Tapi bengong." Sahut Anya. Bocah sialan yang sayangnya adalah teman terbaikku semenjak kelas X SMA.
"Eh Ay katanya di kelas kita bakal ada murid baru loh." Anya sedikit menggeserkan bangkunya agar lebih dekat dengan ku. Wajahnya menampilkan mimik antusias seperti saat dirinya membicarakan hal yang menurutnya menarik.
"Terus?" Aku menutup buku PR fisika ku. Ah terserah lah. Aku tak mau ambil pusing dengan jawaban-jawabanku.