Sebelum baca, tekan bintang dulu ya
.
.
.
"DEMI RIN?! SI TEO TEO ITU TEMEN NYA DANIEL?!" Jadi, setelah kemarin aku mengetahui sesuatu yang mengejutkan untukku, aku yang dasarnya memang tidak pandai berbohong langsung ketahuan oleh Mila kalau sedang ada sesuatu. Aku kira hanya aku yang mengira ini mengejutkan, namun, Mila tampaknya lebih terkejut kurasa.
"Ya katanya gitu, untung Teo kaga curiga kalau gua suka sama Daniel"
"Btw, gua mau liat mukanya Teo dong, masa gua kaga tau orang yang disukai temen gua, selain si Daniel"
"Ntar yahhh" Aku pun langsung membuka galeri di smartphone ku dan memperlihatkan wajah Teo, cukup banyak, karena aku suka memotretnya.
"KARIIINNN, BENERAN?! BUAT GUA AJA IHHH, LU SAMA DANIEL!!!' Satu yang kulupa dari semua sifat dari Karin, 'Heboh jika melihat lelaki tampan' ingat hanya lelaki tampan, bukan yang 'sok' tampan seperti kebanyakan teenagers zaman sekarang.
"Ogah, tunggu gua beneran di jedor Niel baru gua kasih ke lu"
"Yaudah, Sosmednya aja mau? Ya Rin yaaa" Dia mulai mengeluarkan jurus andalannya, Memelas. Kalau sudah seperti itu, aku tak bisa menolak.
"Cari sendiri di Instagram gua dong, stalk gua juga dong, jangan gebetan lu aja. Udah ah gua mau balik, udah sore, Papayyy" Dan aku bisa mendengar suara teriakan dia yang kesal karena aku tidak memberikan jawaban pasti.
Aku kaget saat keluar, aku sudah disuguhi pemandangan indah.
Daniel menjemputku menggunakan motor sport biru nya, yang kutebak, baru dicucinya.
"Tau dari siapa aku dirumah Mila?" Begitu mendatanginya aku langsung bertanya karena, siapa sih gadis yang tidak kepo bila didatangi doi padahal dia tidak minta.
"Insting, kurasa, cepat naik, kita jalan" Tatapannya masih sama, tatapan susah dijelaskan.
"Oh Ok." Dan aku hanya bisa diam di jok motor belakangnya, karena kau tahu, keadaan ini sungguh canggung.
.
.
.
Saat motor berhenti, aku terkejut dia membawa ku ke sebuah, Salon kurasa, entahlah. Aku memberikan tatapan 'untuk apa kesini' dan dia hanya mengedikkan bahu, kesal? Tentu.
Dan tanpa aba-aba dia menggenggam tanganku lalu tersenyum.
"Aku bawa kamu kesini, kurasa kau ingin mengecat rambut mu bukan, baiklah, aku wujudkan, aku yang bayar, yuk" Speechles, hanya itu. Apakah dia Daniel yang selama ini kukenal? Ataukah dia kerasukan? Entahlah bila iya, aku ingin meminta kepada Roh yang merasukinya agar tidak usah keluar dari Raga Daniel hehe
Salonnya sungguh bagus, namun mengapa sepi?
"Aku menyewa salonnya sehari ini hanya untukmu, nikmatilah spa, dan segala macam kegiatan wanita yang lainnya, aku akan menunggu diatas, Selamat menikmati sayang" Tanpa belas kasihan, dia membuatku kalah hariini.
Kumohon Daniel, jangan buat aku jatuh semakin dalam.
.
.
.
OKE GAISS!!!
Kritik dan saran masih dibutuhkan Author baru ini:v
Keep Votment Owkay!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish
Teen FictionYou'll never know, When, Where, and Why love make you being SELFISH. Bahasa acak {Baku Non Baku} ©Nini 28'th