0.7

24 15 4
                                    

Sebelum baca, tekan bintang dulu ya

.

.

.

Senang, sangat senang. Kenapa? Karena kurasa Daniel mulai baik padaku, atau lebih tepatnya membuka hati? Ah, aku tidak boleh terlalu percaya diri, namun tadi aku mendengar dia berkata 'sayang' bukan? Apakah dia juga mulai tertarik padaku? Ahh aku sungguh senang.

"Mba pacarnya yang cowo tadi ya?" Ah, apakah harus kujawab Iya?

"Gak tau juga sih Mba, saya aja dibawa kesini gatau"

"Tapi ya mbak setahu saya, cowo yang tadi juga pernah bawa satu cewe mba, sering malah namanya mba Fia" Aku tahu siapa perempuan itu, sangat tahu.

"Shofia maksud mba?" Mulai detik ini, mood ku untuk merias diriku di salon mahal ini turun drastis, yaah aku sangat membenci membahas perempuan ini.

"Iya, mba Shofia, ckckck, orang yang dibawa sama Mas Daniel cantik cantik semua, haduh" Aku hanya bisa tersenyum tipis. Kukira, aku saja yang pernah dibawa oleh Daniel, ternyata, dugaanku salah, perempuan itu juga pernah dibawa Niel.

"Mba rambutnya sudah selesai, mau apalagi?"

"Gausah mba, saya mau pulang aja, makasih" 

Katakan aku Egois, sungguh aku hanya ingin Niel bersamaku saja, aku ingin menjadi orang yang selalu di sisi Niel kapanpun, dan menjadi orang yang berbagi kenangan dan cerita bersama Niel. Namun, kurasa jalanku dengan Niel sudah selesai sampai disini. Aku akan menyerah, dan yaa menyerahkan Niel ke Shofia, sekarang aku dan Niel hanya teman, iya, aku mengatakan itu kepada diriku, bahwa Aku dan Niel hanya Teman, tidak boleh lebih.

"Rin? Sudah?" Tanpa sepengetahuanku Niel sudah berdiri dibelakangku

"Astaga, Niel kaget tau ga" Saatnya menjadi aktris..

"Udah? Gitu doang? Aku kira lama" Dia masih seperti kemarin dan tadi, Misterius

"Hm Iya kenapa?"

"Engga, Shofia kalau kesini pasti lama, kadang sampai aku bosan dan ketiduran" Kaliini, aku sudah tidak tahan, aku memberikan tatapan sinis dan kesal ke Niel lalu pergi keluar salon dengan tergesa-gesa, rasanya aku ingin menangis saja.

"Karin!!! Kok kamu Keluar?!!!" Daniel mengejarku, dan memegang tanganku, lebih tepatnya, menarikku, lalu menghadapkan aku ke wajahnya. Aku hanya bisa menunduk, menyembunyikan airmataku yang jatuh karena dia.

"Kenapa? Kok kamu nangis gini? Hm" Bukannya bangkit, aku malah semakin Jatuh oleh pesona Daniel. Dan aku hanya bisa menangis semakin kencang, Persetan dengan wajahku sekarang atau tentang Daniel yang melihat wajahku semakin jelek di mata Daniel, Persetan.

Tanpa aba-aba Daniel tiba-tiba memelukku dan menenangkanku, dekapannya sungguh hangat dan menenangkan, aku suka.

Kurasa, aku tidak bisa melepaskan diriku ke Daniel, dia semakin membuatku Jatuh Cinta.

Hentikan Niel, atau kau akan dalam Bahaya, Kumohon.

.

.

.

JADI?!

Keep Votment, Kritik dan Saran juga.

See You in next chapter!!


SelfishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang