Rindu bentala yang dulu
Kefanaan Sang negeri fana ini.
Sang insan,Sang dabat dan Sang belukar didalamnya.
Nurani yang apik dulu menjajah
Tetapi, Iri hati mulai menjalar.
.
Kompetisi takhta otoritas.
Si sadik kalah,tetapi si kilah merajalela.
Kepicikan,dengki,dan kasam sudah bertahta di hati.
Hanya segelintir insan memiliki nurani yang apik.
.
Ketika arta mulai mendominasi
Yuda pun menghiasi negeri yang fana ini.
Dentuman dentuman memekakkan telinga.
Manusiawi sungguh dibutuhkan
.
Satu dua hilang
Tiga empat 'mereka' menang
Lima enam 'mereka' bertahta
Tujuh delapan dunia jadi kelam
.
Satu dua ilah bertindak
Tiga empat atma atma tertawa riang
Lima enam mereka memohon ampun
Tujuh delapan ilah itu Maha Adil.
.
'Mereka' Sang Atma menyesali masa lalu
Rasa bersalah menggebu gebu.
Ilah pun bertindak
'Mereka'pun belingsatan.
.
Manusia ini merindukan bentala.
Rindu bentala yang dulu tentram .
Sepertinya porak poranda ini terus berlanjut.
Dan rindu terhadap bentala yang dulu hanya sekedar anganDidedikasikan untuk kami yang merindukan kedamaian
A Z I Z A H
M U M T A S
| 9 November 2018|
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi puisi
PoesíaMereka itu bejat,tetapi keberaniannya hanya sebesar upil. Padahal sang negeri fana ini tidak membutuhkan insan insan yang biadab.