PMS

1.6K 59 0
                                    

Setelah sampai di cafe. Aku dan rasya segera memesan menu favorite kami.

Sambil menunggu pesanan kami datang, aku mulai menceritakan bagaimana bisa aku jadian dengan arya.

"Permisi ka, Ini pesanannya"

"Iya, Makasih mba" Ucap kami berbarengan.

Saat asik berbincang dengan rasya, arya menelponku. Aku pun minta izin  untuk mengangkat telepon dari arya.

"Kamu masih sama rasya ca?"

"Iya, emang kenapa ya?"

"Yah gapapa, Kalo emang Mau dijemput nanti line aja yaa."

"Iyaiya. Udah dulu ya, Aku gaenak ninggaliin rasya lama-lama"

"Iya sampai ketemu nanti malem, Aku Mau main kerumah kamu"

Belum sempat menjawab ucapannya, teleponnya sudah dimatikan. Menyebalkan sekali.

Sesampainya dirumah, Aku langsung membersihkan tubuhku. Diluar sangat panas sekali hari ini.

Tok! Tok! Tok!

Saat aku membuka pintu kamar, Ternyata bunda yang mengetuk.

"Ada apa bun?"

"Nanti malam, bunda sama ayah ingin pergi ke acara Om roni. Kamu Mau dirumah atau ikut bunda? Abang Kamu juga tidak pulang kerumah hari ini."

"Aku dirumah aja deh bun, Lagian arya tadi bilang mau main kerumah"

"Oh Iya, bunda lupa Kalo sekarang anak bunda sudah besar. Sudah dikunjungi pacar nih ciee"

Aku tidak membalas ucapan bunda. Hanya senyum-senyum menahan malu.

Sambil menunggu arya datang, Aku mengisi waktu luangku untuk membaca wattpad saja.

Hampir tertidur pulas menghayati cerita, pintu kamarku ada yang mengetuk lagi.

"Non, diluar ada temen cowo non meuni kasep pisan" Ucap bi dewi.

"Seriusan bi? Yaudah tolong bilang Aku lagi ganti baju sebentar"

Saat menuruni anak tangga, langkah ku berhenti Saat melihat begitu tampannya arya.

Hanya menggunakan kaos hitam polos dan celana Levis pendek.

"Kenapa? Aku ganteng ya?"

Seperti ketahuan ingin mencuri, Aku panik tidak karuan.

"E-eh. Apasih geer banget, orang lagi rapihiin rambut acak-acakan"

Arya pun hanya tertawa melihat tingkahku..

Sudah puas berbincang-bincang dengan arya. Ia mengajakku ke toko sepatu untuk menemaninya.

Jalanan kota sangat padat sekali malam itu. Rasanya suntuk sekali harus berdiam diri. Tidak ada yang memulai percakapan daritadi. Aku sangat benci terjebak dikeadaan seperti ini.

"Ya, ngomong dong. Aku gabisa diem aja kaya gini" ucapku pelan

Ia tidak merespon ucapanku. Hanya menyalakan musik dan mengenggam tanganku.

Jantungku serasa ingin copot. Perlakuannya sangat manis sekali. Tapi malah buat tambah gugup saja..

"Kenapa muka kamu kok merah sih?"

Siall.. Kenapa harus diperjelas sih.

"Iiii arya rese banget sih!" Ucapku sambil memukul lengannya.

"Malu ya digenggam tangannya sama cogan kaya aku"

Aku hanya menutup muka ku. Sangat malu sekali rasanya.

*ditoko sepatu*

"Menurut kamu bagusan sepatu yang mana ca?hitam atau biru?"

"Hmm biru"

"Tapi Aku lebih suka warna hitam, kesannya cool. Apalagi Kalo yang pakai aku"

"Idih pd banget sih"

"Yaudah Aku pilih warna hitam aja deh, Kamu gamau cari sepatu juga?"

"Engga deh. Sepatu Aku juga belum lama beli"

Akhirnya arya mengantri untuk membayar sepatu yang ia pilih.

Sebal sekali rasanya. Buat apa ia bertanya pendapatku,Kalo ia tetap membeli sesuai seleranya.

"Heii ko ngelamun sih. Aku lama ya?"

"Engga"

"Lah kok berubah cuek banget"

Aku meninggalkan arya, Lalu pergi ke kedai es krim untuk mengembalikan moodku.

"Ca. Kamu kenapa sih?"

Aku tidak menjawab ucapannya. Berjalan secepat mungkin untuk sampai ke parkiran.

"Makan dulu ya? Kamu kan belum makan"

"Gausah, aku Mau pulang cape"

"Engga. Harus Makan dulu"

"Ya. Kalo Aku bilang pulang tuh pulang!"

Arya hanya menggelengkan kepala melihat tingkahku.

Sepanjang perjalanan ia hanya melirikku saja. Tidak berani mengeluarkan suara.

"Ya?"

"Iya kenapa ca? Kamu kenapa sih kok Jadi gini. Aku salah apa? Bilang sama Aku ca" ucapnya memelas.

"Aku lagi pms, jadi kesel aja"

"Keselnya karena Aku lebih pilih sepatu hitam tadi?"

Aku hanya mengganguk saja menyetujui ucapannya.

"Yaampun ica. Aku kira Kamu kenapa. Sumpah panik banget tau tiba-tiba Kamu bentak aku" Ucap arya sambil mengacak rambutku.

"Lagian buat apa kamu tanya ke aku, Kalo ujung-ujungnya kamu tetep sama pilihan kamu"

"Yah sama kaya kamu,Aku akan tetep pilih kamu daripada cewe lain. Karena kamu plihan aku"

PENANTIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang