Berbicara tentang hujan, waktu selalu saja beranjank tanpa rasa. Saatnya pulang dari sekolah ini. Namun, tampaknya rintikan air berjatuhan dari langit saat ini tak mendukung kepulangan kami. Kami?? Tampaknya tidak!!! Terhambat karena hujan ini sepertinya hanya untuk anak lainnya, tak untuk Aku, Ela, dan Bayu.
***********
Dengan guyuran hujan yang menyertai, kami berlari, tertawa, bermain, bahkan bernyanyi bersama seraya menelusuri bukit bukit itu.
Tetesan hujan telah berhenti, tetapi Aku, Bayu, dan Ela masih kebasahan karena hujan hujanan tadi. Sambil menatap langit yang mendung di sore itu, kami duduk di tepi danau sambil termenung. Ela mendengus keras, Lalu membuka percakapan mengakhiri keheningan yang lama ,
"Flore sih ngajak ujan ujanan, toh sekarang kita basah deh ".
"o'o aku sekarang takut pulang, nanti dimarahi bapak " ucap Bayu sambil memonyongkan bibirnya, mendengar ucapan mereka, aku melototkan mataku , mengelak
"Lo? Inikan bukan salah aku, kita yang ujan ujanan artinya kita yang salah dong! "
Ela dan Bayu serentak menoleh ke arahku lalu tertawa, Akupun ikut tertawa dan pada akhirnya kami kembali terdiam dan terjadi keheningan yang lama untuk kesekian kalinya.
********
Keheningan itu terus berlanjut, sampai kami memutuskan untuk pulang.
Aku memasuki halaman rumahku dengan kondisi pakaian yang masih lembab. Aku tahu Reza sedang memperhatikanku dengan terkejut dari jendela transparan kamarnya.
Aku sejenak terdiam lalu memasuki pintu rumah. Aku terkejut saat setelah membalikkan pintu rumah, Reza telah menunggu disana, masih dengan tatapan terkejutnya, ia membuka pembicaraan "Darimana saja kau? Mengapa terlambat pulang? Kenapa pakaianmu terlihat basah?" Aku hanya terunduk terdiam, melihat itu Reza menyahut kembali "sudahlah, sekarang pergilah bersihkan tubuhmu! Cuci pakaianmu! "aku mengagguk dan pergi dari hadapannya.
Aku melakukan semua yang diperintahkan Reza kepadaku, mencuci pakaian lalu mandi. Saat semuanya selesai, Aku berjalan menuju ruang depan, tapi entah kenapa aku terhalang oleh perasaan ku yang tiba tiba terpicu kepada televisi kecil yang ada diruang depan itu.
Ingin sekali rasanya aku menekan tombol nyalanya dan aku aku melakukannya, aku beranjak ke arah televisi itu, menekan tombol off nya tentu. Muncul layar yang menampakkaan sebuah acara berita dengan rekaman gambar sebuah bangunan yang elok, bangunannya besar entah berapa ruang disana, bangunan itu di kelilingi pepohonan indah dan hijau, ada kolam ikan di halaman depannya juga. Dan bangunan ternyata adalah sebuah sekolah rupanya.
Ada rasa baru yang membuatku penasaran "kenapa sekolah itu muncul di acara ini? ada apa dengan sekolah ini?" pertanyaan itu menguasai pikiranku. Aku menonton acara itu sampai selesai, kini rasa penasaran itu kian hilang. Sekolah itu ditayangkan dalam acara berita karena salah seorang siswanya yang melakukan tindak kriminal kepada siswa lain. Namun, kini muncul rasa penasaran baru yang mengusai pikiranku.
" Sekolah itu sangat elok di pandang mata, sangat pantas menjadi tempat menimba ilmu. Tapi kenapa siswanya seperti itu? Padahal sekolahnya elok. Lalu bagaimana dengan sekolahku? mengapa sekolaku tampak tak layak dibandingkan sekolah itu? bahkan tak memiliki sisi elok sedikit pun? Tapi kami tidak pernah melakukan hal-hal yang tak baik, tapi kenapa ? Apa kami ini berbeda? Tapi kenapa mereka yang melakukan hal kurang baik dapat yang seperti itu? " pikiranku dimbil alih oleh pertanyaan-pertanyaan itu.
Dan malam hari ini aku terlelap dengan pikiran yang dikuasai oleh berbagai pertanyaan.
********
Waktu terus berjalan, langit terus berubah warna, angin bertiup begitu saja, matahari bintang dan bulan silih berganti menghiasa angkasa. Semuanya melesat begitu saja.
Hari ini Setelah pelajaran habis, ketika teman-temanku berbondong-bondong berlari keluar dari pintu kelas, aku terdiam duduk di bangku, tak berkutik apa pun. Pak Dirga menatapku dengan tatapan bertanya-tanya. " Ada apa? Kenapa Floretha tidak pulang? " tanya Pak Dirga dengan senyuman yang tipis di wajahnya, namun aku tahu dia sedikit heran.
Tanpa membuang banyak waktu aku bertanya dan mengeluarkan seluruh rasa penasaranku kepada Pak Dirga. Apa? Mengapa? Ada apa? Bagaimana?. Semuanya kukeluarkan. Ia mendengar semuanya dan pertanyaan itu masih tak bisa membuatnya menghilangkan senyuman diwajahnya, walau untuk berkian kalinya aku tahu dia psti punya perasaan yang berbeda dari wajahnya.
" Itu karena sekolah mereka mendapatkan dukungan dan bantuan dari pemerintah, letak sekolahnya juga di kota, jadi mungkin lebih mudah unruk dijangkau oleh pemerintah. Karena letak sekolah kita yang jauh seperti ini, mungkin saja pemerintah tak tahu bahwa ada sekolah di sini apalagi di tambah dengan jumlah kita yang sedikit.
"Tapi percayalah ini semua akan berakhir, akan berubah menjadi suatu yang baru, asalkan kita mau berusaha untuk bisa mengetuk hati pemerintah agar menoleh ke arah kita. Caranya dengan prestasi, atau mungkin nanti kalau Flore udah sukses bisa baikin sekolah kita kan? Nah sekarang Flore pulang dulu aja, belajar baik baik nanti kalau udah sukses kan bisa baikin sekolah bahkan lebih bagus dari yang Flore liat diTV " Senyumnya terpasang semakin melebar.
Aku mengagguk dan mencium tangan Pak Dirga lalu beranjak dari sana, bersama dengan Ela dan Bayu, aku kembali menelusuri bukit.
Sepanjang jalan aku hanya termenung memikirkan pekataan Pak Dirga tadi.
Melihat itu Ela dan Bayu heran. Mereka menegurku dan bertanya " ada apa? " aku menggeleng tanda tak apa-apa, mereka mendegus lalu menatapku, aku kembali menatap mereka dengan tatapan lesuh.
Bayu dan Ela saling menatap dan tersenyum. Bayu kemudian lari menjauh dari Aku dan Ela.
"Flore!!! Awas!! Ela yang jadi!!!" tanpa kusadari mereka telah memulai permain lari kena jaga. Dan itu dimulai dari Ela. Aku kemudian berlari menjauh dari Ela yang juga mengejarku.
Tak kami sadari, kami telah sampai di dekat sungai yang memang biasanya menjadi tempat singgah bermain kami.
Disana kami bertemu seorang pemuda tinggi, berpakaian elok dan paras yang sangat tampan. Ditangannya juga ada sebuah kamera yang biasa kulihat di TV. Baru kali ini kami melihat orang itu. Kami yakin dia pasti orang baru.
********
Hai!!!
Terima kasih sudah membaca
Mohon dukungan dan sarannya yah😊Yuk ajak temanmu baca tentang kisah Floreta😊😂
Salam Zan Azisah Asmal
Follow ig: @azisah.asmalTerima kasih~
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Kata Untuk Keadilan
Короткий рассказSebuah kisah perjuangan anak pedalaman untuk menggapai pendidikannya. Mewujudkan berjuta mimpi kepada gubuk tempat mereka menimbah ilmu. Tentang bagaimana mereka bisa mengetuk hati pemerintah, menolehkan mata hatinya kepada mereka.