Ekspedisi Cinta

590 14 1
                                    


TENG,TENG,TENG

Tanda istirahat pertama dimulai, aku berjalan melewati lorong-lorong sekolah menuju kantin bersama kedua temanku yaitu sule dan abi. Setelah sampai dikantin sule dan abi memesan makanan dan minuman.

“ Mas boy, Es Tehnya satu” terdengar perutnya sule, maksudku ucapkan sule yang sudah tidak tahan lagi.

“ Bu deh, Mie goring siji ora pedas yaa” suara abi dengan logat jawanya yang khas menarik gadis-gadis belia yang cantik di kantin.

Saat sule dan abi makan, aku masih saja termenung dan memikirkan.

“Siapakah  perempuan yang kulihat pagi tadi??” kembali hatiku bertanya-tanya.

“PAAK,POOK,PAAK,POOK!!” Suara yang terjadi dari ulah sulaiman yang menamparku.

“Lu kenapa sii, ri??” tanya sulaiman yang sedikit sok perhatian terhadap keadaanku.

“Lu lagi jatuh cinta ya ri!!” terdengar sautan abi yag mulai sok tau dengan kehidupan di Jakarta, abi ini asalnya dari jawa jadi dia blom terlalu tau dengan cinta-cintaan

“Apaan sih kalian berdua ga jelas banget, udah Ahh aku ke kelas aja.” jawab ku menanggapi cibiran mereka berdua.

Tiba-tiba saat aku berbalik badan, aku melihat sosok perempuan yang aku lihat tadi pagi. Dari kejauhan aku terus memantaunya yang sedang beli batagor di budeh lami.

“Apakah Aku harus menemuinya dan menanyakan namanya??” terbesit suara hatiku, saat ku melihat dia untuk yang kedua kalinya.

“HMM, Kalau seperti itu dapat Menurunkan Martabatku’GENGSI DONG’ Aku harus punya cara lain.” Terlintas dibenakku agar sedikit cool dan keren dan kesannya ga malu – maluin banget.

“OIYA, Kenapa Ga Pura-Pura Beli Batagor aja Biar Bisa Melihat Dia Dari Dekat.” pikirku liar ada rencana khusus dibaliknya.

“Budeh,Batagor lima ribu ya, ga pake kecap dan sambelnya banyakin.” ucapanku memesan batagor, biar disangkanya laki banget jadinya sambelnya banyakin. Padahal mah alergi sambel.

Sungguh indah karya tuhan yang telah menciptakan perempuan secantik dia. Sambil menuangkan sambel, aku mulai berkhayal masa depan dengannya. Tak kusadari ternyata sambal satu botol sudah kutumpahkan ke dalam plastik batagorku. Sontak perempuan ini dan ibu kantin tertawa lepas.

“KAMU INI GIMANA TOH, NDOK NDOK “ kata ibu kantin yang masih tertawa melihatku.

Setelah itu, perempuan ini pergi dengan wajah ceria dan menahan tawa. Saat itu tinggal budeh dan aku saja di kantin. Sehingga rahasiaku aman. Disitulah ekspedisi ku untuk mencari tahu perempuan ini dimulai.

“Budeh,Budeh,perempuan yang beli Batagor tadi siapa??” tanyaku penuh selidik, seperti para detektif-detektif diserial anak-anak.

“Owh, yang berambut pirang tadi??” jawab budeh yang menanyakan kembali ciri-ciri perempuan tadi.

“ Iyh,bener banget budeh.” jawabku memebenarkan pertanyaan budeh.

“kalau perempuan tadi namanya herlina, Anak 11 Mipa 4.“ ujar budeh menjawab pertanyaan ku.

“ Yess, Akhirnya Aku Tau Namanya.” bisikan hatiku yang sangat senang mengetahui berita ini.

“Makasih ya budeh.” kataku sambil tersenyum lebar.

Lalu aku berjalan memasuki kelas yang saat itu sudah lewat 10 menit dari bel istirahat. Tiba-tiba terdengar suara budeh yang kembali memanggil ku.

“TUNGGU DEK, KAMU BELOM BAYAR BATAGORNYA! ” suara budeh yang sangat lantang sampai terdengar ke seluruh lorong kantin.

“Oh iya, Maaf budeh ini uangnya.” ucapanku kepada budeh yang sedikit malu karena lupa bayar batagornya.

Setelah itu aku memasuki kelas dengan wajah ceria dan sedikit  penyesalan karena batagorku hampir tenggelam oleh banyaknya sambal di dalam wadah plastik.
Sepanjang hari sampai sore aku hanya menunggu suara bel pulang karena  ingin bertemu herlina di 11 ipa 4 atau ingin ke toilet yang ada disebelah kelasnya mungkin karena efek sambal yang sangat kuat tadi.

Bersambung............

Cinta Pertama di SmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang