Rainy Heart On Rainy Day
~~~~~~~~JunSeob~~~~~~~~
*****
Jangan dibaca jika anda sedang bersedih. Apalagi sedang galau
*****
Bagian 2 dari 2
"Junnie gwaenchana?" aku mengusap pundaknya pelan.
Dia mengangkat wajahnya. Kenapa wajahnya sekelam itu. "Seobie..." desisinya pelan.
Tanpa sadar aku mendekat dan memeluknya erat . Kini dia terlihat seperti anak kecil yang sedang bersembunyi di pelukkan ibunya. Aku sedikit tersenyum. "Kenapa?" dia tak menjawab malah semakin membenamkan diri dalam pelukkanku. Untunglah busnya sepi. Kalau tidak, semua memandang kami aneh.
Hujannya semakin deras, bagaimana ini. Sebentar lagi kami sampai. Tapi untuk kerumahku kami harus melewati jalan setapak dulu. Aku tak membawa payung, masak sih harus hujan - hujanan. Tak masalah sih untukku, aku suka kok hujan - hujanan. Tapi ini malam hari dan Jun, dia kan baru sembuh.
Untunglah hujan sedikit mereda. Bus berhenti di halte depan jalan setapak dekat kompleks perumahanku Aissh Jun malah tertidur. Aku menepuk pipinya. Akhirnya dia terbangun. Wajahnya masih pucat. Tapi dia langsung berdiri dan memegang tanganku. Kamipun turun.
Kami duduk sesaat di bangku halte. "Kau mau menginap dirumah?"
Jun malah terlihat termenung. Ia merapatkan jaketnya.
"Junnie..." aku menepuk tangannya sambil cemberut, berharap bisa membuatnya kembali semangat menggodaku.
Dia menoleh, ya ampun wajahnya semakin kelam. "Iya bolehkah aku menginap?"
Dia kenapa sih? Nanti saja di rumah aku tanyakan. "Kalau begitu tidak masalah kalau kita sedikit hujan - hujanan? Hujan sepertinya akan lama."
Dia mengangguk, dan membuka jaketnya, dia menarikku berdiri. Menyelimutkan jaketnya di kepala kami, dan mulai berlari menerobos hujan yang rintik - rintik. Emmm kenapa aku jadi senang, rasanya aku pernah melihat adegan seperti ini di dalam film. Dan kini aklu mengalaminya sendiri.
******
"Aigooo kau ini Seobie... kau kan bisa telpon umma. Nanti umma antarkan payung ke halte depan itu. Bagaimana kalau kau sakit. Lihat Jun sampai menggil begitu...." dan bla bla bla... lainya, yang susah masuk ke kupingku.
Aku hanya ngyengir menanggapinya. Membuat Umma menghela nafas kesal.
Aku segera memeluk perut Umma meletakkan daguku di bahunya Umma, "Isssh Seobie lupa Umma... jangan marah - marah lagi ya... Umma lebih cantik kalau tersenyum... nah seperti itu..."
Umma memukul kepalaku pelan, tapi mulutnya mengeluarkan senyuman yang sangat cantik.
Tiba - tiba ada yang menyentakkan lenganku. "Apa - apaan kau ini Seobie, Ummamu ini hanya milik appa... jangan bilang kalau kau menyukai Ummamu sendiri. Walau memang dia sangat cantiiik tak berarti kau boleh menyukainya..."
Aku mendengu pada Appa. Dasar Appa gaje! Umma memukul kepala Appa keras membuatku terkikik.
"Hae-ah jangan mulai dengan hayalanmu itu. Ah... anak dan Appa sama saja. Sudah Umma mau masak dulu. Kau bawa Junnie ke kamarmu suruh ganti baju."
Aku menganggu dan menggandeng Junnie ke kamarku. Dari dapur aku masih mendengar suara Appa yang sedang marayu Umma.
"Ya... Hyukie aku serius kau ini memang istri paling cantik di dunia."
KAMU SEDANG MEMBACA
rainy heart on rainy day, chapter 1
Short StoryJangan dibaca ketika kalian sedang sedih. merupakan sebuah cerita pendek yang diambil dari sebuah lagu boyband korea yaitu beast, bila ada ketikan yang salah author minta maaf. Karena ini milik Allah SWT semata