Bab 20 - It is Drugs

1.3K 182 19
                                    


Chanyeol POV :

Keesokan paginya aku terbangun dengan sakit kepala yang sangat mengganggu. Dan saat aku menggerakkan badanku, rasanya lelah sekali. Badanku terasa seperti habis lari marathon. Lemas dan pegal. Aku sedikit merenggangkan tubuhku dan aku terkejut saat tanganku menyentuh sesuatu di sampingku, aku menoleh dan makin terkejut saat melihat ternyata ada Sehun yang sedang terlelap di sampingku.

Bagaimana Sehun bisa ada di sini? Dan sejak kapan dia ada dikamarku? Apakah Sehun melihat keadaanku kemarin? Segala pertanyaan terlintas di kepalaku, aku merasa ketakutan. Apakah Sehun akan meninggalkanku setelah ini? Aku perlahan bergerak turun dari ranjang, berusaha tidak membuat Sehun terbangun. Aku mengerutkan keningku saat melihat ada handuk kecil dan baskom berisi air di meja samping tempat tidurku.

Apakah tadi malam Sehun merawatku? Aku kembali menatap Sehun, dia pasti sangat mengkhawatirkanku. Aku melihat ke tempatku tergeletak tadi malam dan aku bergegas berlari untuk membersihkan botol obat yang masih tergeletak di lantai. Aku bergegas menyembunyikannya kembali ke dalam lemariku. Semoga saja Sehun tidak melihat botol obat ini. Aku benar-benar berharap Sehun tidak mengetahui apapun, aku tidak ingin dia meninggalkanku karena merasa jijik padaku yang seorang pecandu.

“ Hyuung…” Sehun bergumam lirih, aku langsung menoleh ke arah tempat tidur melihat Sehun yang sepertinya sedang meraba-raba tempat tidur untuk mencariku. Sehun melindur, tapi lalu dia seperti terkejut dan langsung duduk. Mungkin dia kaget karena tidak bisa menemukanku di sebelahnya.

“ Chan-ie hyung!” Aku merasa bersalah melihat wajah cemas Sehun yang kini melihat sekeliling kamarku untuk mencari keberadaanku. Apakah dia sudah tau? Dengan ragu aku berjalan mendekatinya.

“ Aku di sini, Hun.” Akhirnya aku memberanikan diri untuk menjawab. Sehun menoleh kearahku dan dapat kulihat wajahnya terlihat lega.

“ Syukurlah kau tidak apa-apa, hyung.” Sehun bangun dari tempat tidur dan menghampiriku. “ Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?”

Aku mengangguk. Apa Sehun belum mengetahuinya? “ Aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang. Apa kau merawatku semalam?”

“ Hmm.” Sehun mengangguk lalu Sehun meletakkan telapak tangannya di keningku. “ Syukurlah sudah tidak berkeringat lagi. Aku benar-benar mencemaskan hyung kemarin. Hyung terlihat begitu kesakitan hingga berkeringat dan memucat. Hyung bahkan meracau tidak jelas semalaman. Aku takut.” Gumam Sehun dengan wajah sedih lalu memelukku. “ Apakah hyung sakit? Atau hyung sedang menyembunyikan sesuatu dariku?”

Aku benar-benar merasa begitu bersalah pada Sehun. Aku memejamkan mataku untuk menenangkan hatiku yang bimbang, haruskah aku memberitahukan pada Sehun tentang keadaanku yang sebenarnya? Tidak! Siapa yang akan mempertahankan seorang pecandu untuk menjadi kekasihnya. Aku tidak ingin Sehun menjauhiku dan meninggalkanku. Aku belum siap kehilangannya. Maafkan aku Sehunie.

“ Aku tidak sakit, Hun. Kemarin aku hanya sedikit demam, mungkin karena terlalu kelelahan.” Dustaku. Sehun melepaskan pelukannya dariku, matanya menatap dalam ke arah mataku seolah mencari kejujuran di sana. Aku tidak bisa menatap mata itu, mata yang seolah meminta kejujuran dariku, mata yang terlihat begitu mengkhawatirkan diriku. Aku makin merasa bersalah, aku mengalihkan pandanganku ke lain tempat asal tidak menatap matanya. Setelah beberapa detik akhirnya Sehun hanya menghela napas.

“ Baiklah kalau kau bilang seperti itu. Aku akan berusaha mempercayaimu, hyung.” Dapat kulihat kalau Sehun terlihat begitu sedih dan kecewa. Sehun mengusap pipiku sejenak, lalu beranjak dari hadapanku berjalan mengambil tasnya lalu menuju pintu kamarku, Sehun berhenti sejenak kembali menatapku. “ Entah kenapa, Aku merasa kalau kau menyimpan terlalu banyak rahasia dariku, hyung. Mungkin kau belum mempercayaiku, tapi aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi. Karena aku sangat mencintaimu.” Lirih Sehun sambil berusaha menampilkan senyumannya yang entah kenapa justru terlihat menyakitkan dimataku. Kata-kata Sehun benar-benar menohokku.

You Must Live in a Better LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang