Bab 24 - Debt and Help

1.3K 185 23
                                    


“ Aku tidak menyangka kalau kau akan datang, kupikir kau akan mangkir lagi dari hutangmu.” Gumam seorang pria berambut klimis menggunakan setelan jas berwarna biru dongker yang sedang duduk santai di kursi nyamannya.

“ Aku datang agar kau tidak membuat masalah lagi denganku.”

“ Apa kau akan membayar semua hutangmu? Sepertinya kau percaya diri sekali.” tanya Pria itu tanpa basa basi.

Chanyeol menggelengkan kepalanya. “ Untuk membayar semua hutangku, uangnya masih belum cukup. Tapi setidaknya aku bisa membayar bunganya dan sedikit nilai dari pinjamanku.”

Pria tersebut menaikkan sebelah alisnya. “ Berani sekali kau.”

Chanyeol hanya mengedikkan bahunya. “ Kau mau ambil ini atau tidak mendapatkan apapun dariku. Aku benar-benar tidak punya uang sebanyak itu sekarang, uang yang kudapat dari hasil bekerjaku hanya bisa untuk membayar bunga dan sebagian kecil dari hutangku saja.”

Pria tersebut terlihat berpikir.

“ Tidak perlu terlalu banyak berpikir. Terima saja, salah siapa yang menetapkan bunga sebesar itu. Kau benar-benar lintah darat sialan, aku benar-benar bodoh percaya padamu, Yuseok.”

Pria yang dipanggil Yuseok itu bukannya tersinggung, dia malah tertawa. “ Justru bunga itulah yang membuatku cepat kaya. Dan memang benar, kalian orang-orang yang meminjam uang dariku adalah orang-orang bodoh.”

“ Dasar tidak tau malu. Aku tidak akan meminjam uang darimu kalau bukan karena barang sialan yang kau jual padaku itu.” Geram Chanyeol.

“ Buat apa malu, kalianlah yang meminjam uang dariku yang seharusnya malu. Dan rupanya kau baru sadar akan kesalahanmu sekarang, bocah. Tidak ada yang memaksamu untuk memakai barang itu, kau yang memintanya.” Balas Yuseok cuek.

Chanyeol malas meladeni Yuseok lagi, dia mengeluarkan amplop coklat dari saku jaketnya lalu meletakkannya di atas meja di hadapan Yuseok. “ Hanya ini yang kupunya saat ini, terserah kau mau terima atau tidak. Kau bisa menghabisiku sekarang juga jika kau mau dan kau tidak akan mendapatkan uang apapun lagi dariku atau kau tetaplah duduk tenang disitu dan terus menungguku memberimu makan dengan uangku ini.”

Lagi-lagi Yuseok tertawa. “ Kata-katamu cukup berani untuk orang yang sedang di ujung tanduk, Chan.”

“ Aku tidak pernah takut menghadapi orang sepertimu.” Ujar Chanyeol malas.

Yuseok mengambil amplop yang tadi diletakkan Chanyeol di atas mejanya, melirik sebentar ke dalam amplop tersebut lalu mengedikkan bahunya. “ Baiklah, untuk sementara mungkin aku masih bisa bersabar. Kuberikan Kau waktu paling lama tiga bulan lagi, kali ini aku tidak akan memberikan kesempatan lagi, Chan. Aku bukan pria penyabar dan sabar tidak termasuk dalam metode bisnisku.”

Chanyeol mengepalkan tangannya, sebenarnya dia kesal tapi mau bagaimana lagi. Pria ini punya kekuasaan yang tidak bisa di ganggu gugat di kawasannya bekerja saat ini.

“ Baiklah. Kalau begitu aku permisi.” Chanyeol berjalan menuju pintu keluar, tapi lalu langkahnya terhenti. “ Ah, dan jangan ganggu aku lagi selama tenggang waktu yang kau berikan. Aku tidak suka kalau anak buahmu berkeliaran di sekitar tempat kerjaku saat malam hari, itu sangat mengganggu.”

Yuseok mengedikkan bahunya. “ Aku tidak perduli dengan kenyamananmu, Chan. Mengawasimu adalah satu-satunya cara aman agar kau tidak lari dari tanggung jawabmu.”

Chanyeol berdecak sebal lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Setelah Chanyeol keluar, Yuseok memanggil kedua pengawalnya.

“ Ada apa bos?”

You Must Live in a Better LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang