Arti dari melepaskan

27 3 0
                                    


  Setengah tahun terakhir Nadira aktif di ekskul basket. Bahkan ia sempat dipercaya mewakili nama sekolah dalam beberapa lomba basket antar sma. Setiap sore,setiap dia latihan aku tak pernah absen mengantarnya. Bukan hanya mengantar tapi juga mendukungnya dari pinggir lapangan.

Tapi dibalik itu semua,dibalik semakin aktifnya ia mengikuti ekskul basket,semakin dekat dia dengan orang lain. Orang lain yang kumaksud adalah adrian. Dia adalah superstar basket di sekolah ini. Seringnya mereka terlibat dalam project yang sama,mengakibatkan mereka juga sering bertemu. Terkadang memang aku cemburu,tapi aku tak mau kejadian dengan veno terulang kembali. Aku mulai berfikir untuk mengikuti saran veno untuk segera mengatakan semuanya. Tapi rasa takutku kembali mengalahkanku.

Kecemburuanku ada alasanya,pernah kutemukan juga buku nadira ketika aku mampir dirumahnya. Kubuka diary yang penuh privasinya itu. Kubalik halaman perhalaman, halaman awal penuh dengan cerita tantangku. Cerita tentang kebahagian yang kita lewati bersama. Tapi semakin banyak halaman yang ku balik,semakin berubah isinya. Bahkan di akhir akhir halaman diary,namaku sama sekali tak tercantum. Justru nama adrian yang paling sering disebut. Saat hendak kutaruh kembali diarynya itu,kutemukan sebuah kertas kecil berisi puisi karangan nadira,pertama kukira itu untukku. Tapi setelah kubaca ternyata puisi itu ia buat untuk adrian. Ku masukan kertas itu kedalam saku seragamku. Sesampainya dirumah aku bakar kertas berisi puisi tersebut.

Ketakutanku benar benar terjadi,ketika ku tahu bahwa Nadira dan adrian jadian. Aku mengetahuinya saat aku dan veno sedang jalan jalan di sebuah mall, tiba tiba saja ada yang memanggil namaku. Tak berapa lama Nadira berlari kecil menghampiriku. Tanganya menggandeng tangan adrian begitu erat.

"Tebak siapa yang baru jadian?"
Nadira bertanya,mencoba membuatku penasaran dan menebak siapa yang baru saja resmi jadi sepasang kekasih.

"Kalian berdua?" Jawabku polos.

"Bener!" Nadira menjawabnya dengan sangat lugas,tanda ia bahagia telah menjadi bagian dari hidupnya adrian.

Sementara itu veno memegang dagunya,seperti tak mengerti apa yang baru saja terjadi.

"Selamat ya" aku memberinya selamat,selamat atas kemenangannya.dan selamat atas telah mengalahkanku.

"Iya thanks ya buat selamatnya,kapan kapan kita makan bareng gw traktir". Adrian berbicara dengan percaya diri. Pasti banggalah dia karena telah mampu menakhlukan kembang di sekolah kami.

Setelah perbincangan singkat itu,mereka berdua pamitan untuk pergi.mereka berdua pergi bergandengan tangan menyusuri tiap jengkal mall itu. Tawa tak henti keluar dari mulut keduanya. Sangat kontras dengan apa yang aku rasakan sekarang.

"Sabar ji"  veno memegang bahuku,mencoba menenangkanku.

"Gw terlambat no,maafin gw"

"Maaf buat apa? Seharusnya gw yang minta maaf karena gw gagal jaga Nadira buat elo"

"Menjaga Nadira itu tugas gw no,jadi ini salah gw".

"Udah udah" veno mulai mencoba mencairkan suasana.

"Sekarang kita nyari tempat lain aja supaya lu lebih tenang"

"Nggak usah no,gw pulang aja" aku meminta ijin veno untuk pulang dan menenangkan diriku,tanpa perlawanan berarti dari veno,veno mengijinkanku pulang. Mungkin dia juga tahu kalau aku butuh waktu untuk sendiri.

Sesampainya di kamar tidurku, ku stalk akun instagram Nadira. Kulihat beberapa foto indah saat kita bersama. Foto yang paling kukenang di akun ignya Nadira adalah foto saat aku dan nadira berdiri dibibir pantai,itu adalah foto pertama kali kita bertemu. Dan kulihat beberapa pesan kami,tulisan yang mampu tentramkan hati pada masanya.

NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang