6. Ramalan

8.5K 645 13
                                    

"Hormat hamba, alpha. Kita kedatangan seorang wanita tua yang tidak tahu asal usulnya. Dia mendesak ingin menemui anda. Apakah anda memperbolehkannya masuk, alpha?" tanya seorang warrior berlutut di depan Albert.

"Ya, suruh dia masuk." sahut Albert singkat dan nada dingin yang menusuk.

Warrior itupun menunduk patuh lalu dia berdiri dan pergi keluar dari dalam ruangan.

"Hormat hamba, alpha. Terimakasih karena sudah memperbolehkan saya masuk." ucap wanita tua yang ada di hadapan Albert tersebut.

"Apa tujuan anda datang kesini?" tanya Albert langsung.

"Saya hanya ingin meminta beberapa tangkai bunga curer alpha ( jangan heran ya karena bunga ini hanya karanganku😆) "

"Untuk apa?" tanya Albert dingin.

Bunga Curer adalah bunga yang berwarna ungu dan kuning dalam satu tangkai. Bunga itu hanya tumbuh di wilayah tertentu, wilayah yang di tumbuhinya adalah Yellow Moon Pack, Blue Moon Pack, dan kerajaan witch. Bunga langka itu sangat bermanfaat dalam proses penyembuhan. Biasanya orang yang terluka parah akan sembuh dalam beberapa jam setelah diolesi bunga Curer yang sudah di haluskan.

"Anak saya sakit alpha dan saya sangat memerlukan tumbuhan itu untuk menyembuhkan lukanya yang sangat parah." jawab wanita itu sedih.

"Baiklah." sahut Albert.

Albert memindlink betanya yang bernama Joe untuk mengambilkan bunga itu secukupnya. Tak lama kemudian Joe muncul dengan beberapa tangkai bunga Curer yang berada di gengaman tangannya.

"Berikan ke wanita itu!" perintah Albert.

"Baik, alpha." sahut Joe patuh dan memberikan tumbuhan itu ke wanita tersebut.

"Terimakasih atas kemuliaan hati anda yang mulia. Terima kasih banyak." ucap wanita itu sambil bersujud berkali-kali untuk mengungkapkan rasa syukurnya.

"Ya. Tidak masalah." sahut Albert dengan nada yang seperti biasanya.

"Mate anda adalah seorang manusia alpha dan tidak lama lagi anda akan bertemu dengannya. Semoga kalian hidup bahagia selamanya. Saya undur diri, alpha. Sekali lagi terimakasih." ucap wanita itu lalu menghilang seperti debu. Sedangkan Albert malah terpaku. Jantungnya berdetak kencang disaat dia mendengar akan menemukan matenya segera. Akhirnya penantian panjangnya tidak  sia-sia. Elf, wolfnya sudah melolong bahagia di dalam tubuhnya.

"Selamat alpha karena kau akan segera bertemu dengan matemu." kata Joe senang karena packnya akan mempunyai luna.

"Hah, aku senang sekali. Rasanya jantungku hampir meledak saat mendengar aku akan segera bertemu mateku. Tapi apakah ucapan perempuan itu benar?" tanyanya sedih. Siapa tahu wanita itu hanya bercanda kan?

"Percayalah, alpha. Ucapan wanita itu sepertinya benar. Dia tidak akan membohongi seorang alpha karena dia tahu konsekuensinya." sahut Joe menenangkan Albert.

"Baiklah, Joe. Apakah aku ada meeting hari ini?" tanya Albert kepada beta sekaligus sahabatnya itu. Joe selalu memanggilnya alpha sejak dia diangkat menjadi alpha. Padahal Albert selalu melarangnya tapi Joe tetap kukuh dengan pendiriannya.

"Ada, alpha. Meeting jam 2 siang dengan Alexander's Corp, alpha."

"Hah, padahal aku sangat malas menghadiri meeting itu." ucap Albert lesu.

"Alpha istirahat saja dulu. Nanti aku akan membangunkanmu." sahut Joe.

"Baiklah." sahut Albert lalu pergi ke kamarnya dengan kekuatan wolfnya.

***

Albert membuka portal ke dunia manusia dengan kekuatannya. Dunia manusia dan dunia immortal terhalang oleh sebuah portal.

Mereka berdua langsung tiba di dalam sebuah rumah yang sangat gelap. Rumah tersebut terletak di tengah hutan agar jauh dari jangkauan manusia. Rumah tersebut adalah tempat perkumpulannya di dunia manusia.

Mereka berdua pergi ke garasi untuk mengambil mobil. Joe mengendarai mobilnya sedangkan Albert duduk di samping Joe sambil berkutat dengan berkas yang ada di tangannya.

Tak lama kemudian mereka sudah berada di Abraham's Corp. Tanpa membuang waktu mereka pun masuk kedalam lift. Setibanya di lantai 20 mereka langsung keluar sebab meeting di adakan di ruangan tersebut.

"Selamat siang, Mr. Alexander. Apakah anda sudah lama menunggu saya?" tanya Albert formal.

"Tidak juga. Saya juga baru datang." sahut Mr Alexander.

"Baiklah. Mari kita mulai meeting hari ini." ucap Albert dan meeting pun dimulai.

***

Malam harinya Albert membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk dan besarnya. Dia memejamkan matanya sambil berkhayal.

Dia menghayalkan matenya tidur di sampingnya. Setiap pagi disaat dia terbangun dia akan melihat wajah cantik matenya. Lalu akan ada sapaan-sapaan romantis tiap pagi hari.

Matenya yang lemah lembut seperti bundanya. Dan matenya akan selalu tersenyum manis ke arahnya setiap waktu. Hah, membayangkan hal itu saja membuat Alberth tersenyum senang. Dia tidak sabar menanti saat-saat itu akan datang didalam hidupnya.

Sepertinya dia sudah gila karena memikirkan matenya. Setelah puas berkhayal dia pun tertidur pulas dengan senyum manis yang bertengger dibibir merahnya.

***

Swift pov.

Aku berada di sebuah tempat yang di penuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi. Kurasa, aku berada di dalam hutan.

Aku terus melangkah menyusuri hutan yang gelap ini. Aku terus berjalan mengikuti naluri hatiku. Tiba-tiba aku melihat sebuah rumah yang mewah tapi sangat menyeramkan. Seperti rumah yang berhantu di film-film.

Entah kenapa kakiku berjalan memasuki rumah itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tubuhku terasa di kendalikan oleh sesuatu.

Ruangan per ruangan pun aku lalui dengan detakan jantung yang sangat ekstra cepat. Bagaimana kalau tiba-tiba ada hantu yang muncul di depanku? Hih, membayangkannya saja sudah membuatku gemetaran.

'Auuuuu' lolongan itu berhasil membuatku bertambah gemetaran. Jangan-jangan hewan itu melihat hantu. Aaaa!!! Tidak!!! Aku takut hantu!

Tiba-tiba ada seekor anjing besar yang muncul dihadapanku. Lilin-lilin yang berada disini cukup membuatku tahu sosok hewan itu. Aku langsung berteriak sekuat tenagaku saat hewan itu mendekatiku. Tidak! Lebih baik aku melihat hantu daripada melihat anjing ini. Siapapun tolong aku!

Aku tersentak bangun dengan keringat yang bercucuran didahiku.

"Arggh!! Mimpi sialan. Kenapa aku malah mimpi hewan itu sih?" kesalku karena aku sangat phobia pada hewan yang bernama Anjing.

-Tbc-

SwiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang