chapter 4

19 3 0
                                    

Ketika sampai dirumah freya masih teringat dengan ucapan adrian tadi,ah mungkin adrian cuma basa-basi saja begitu pikirnya. Saat sedang terbelit dengan pikirannya tiba-tiba ponselnya berdering.

[Whatsapp]
Tidak ada nama: hai frey?😙

"Siapa?" Kata freya menyerngitkan dahi

Dengan gemetar freya mengetik balasan chat itu.

Aku (freya): eh iya??
Tidak ada nama: saveback ya:")
Aku (freya): iya iya
Tidak ada nama: adrian ganteng😎

Sontak saja freya kaget,ternyata orang yang itu adalah adrian. Dia tak menyangka cowo itu akan membuktikan perkataannya tadi sore dibandara.

Aku (freya): huh? serius ya?
Adrian: iya seriusan!!
Aku (freya): eheheh
Adrian: malah ketawa coba😏
Aku (freya): emang kenapa?
Adrian: gak boleh!!😑
Aku (freya): kenapa?
Adrian: ketawa kamu tuh bagus😘
Aku (freya): emang udah pernah denger?
ADRIAN TERAKHIR DILIHAT 20.43

Seketika itu juga freya dibuat nyaman oleh adrian dan mungkin rasa itu sudah ada sejak dia bertemu dengan cowo itu dibandara,walaupun dia berpikir bagaimana jika gia tahu soal ini. Argh,kenapa sih aku harus bertemu dengan adrian waktu dibandara dan kenapa coba aku harus memberi kontakku padanya. Pikirannya begitu kalut,tiba-tiba kepalanya begitu berat satu-satunya cara agar menghilangkan itu dia tutupi mukanya dengan bantal.

"Han..bangun!!" Teriak mamanya dari luar

Karena tak ada jawaban mamanya memutuskan untuk masuk dan didapati anak gadisnya itu tergelatak dilantai kamar mandi dengan wajah yang pucat pasi dan sedikit ada goresan darah di jidatnya,freya jatuh pingsan saat dia hendak mandi karena keadaan tubuhnya yang sedang tidak stabil dan juga perutnya yang belum terisi apa-apa dari kemarin hingga malam tadi.

Begitu banyak masalah dalam kehidupan freya juga kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya yang sering berpergian untuk urusan pekerjaannya. Sehingga,freya menjadi anak pembantu.

Teriakan mama freya dengan dibarengi tangisan yang histeris. Walau dia tidak pernah ada dirumah dan memberi perhatian terhadap anak semata wayangnya itu,tapi dia juga tidak mau melihat anaknya dalam kesusahan atau kesakitan.

Papa dan bi maya datang dengan keheranan juga terkejut setelah melihat keadaan freya dipelukan mamanya yang terkulai lemas. Dengan sigap papa freya membopong putri semata wayangnya itu.

"Bii...tolong buka pintu mobilnya!!" Kata papa freya ketika diluar rumah hendak membawa freya ke rumah sakit

"Baik tuan" jawab bi maya lirih,bagaimana pun juga freya sudah dianggapnya seperti anak kandung sendiri,jadi dia sedih jika freya terluka.

Setelah sampai rumah sakit freya dipindahkan ke tandu berjalan. Mama freya hanya bisa menangis sambil dirangkul oleh papa freya.

Ketika di ruang pemeriksaan mereka berdua tidak boleh masuk oleh dokter,tak lama kemudian gia datang diberitahu oleh bi maya. Kemudian dokteryang memeriksa freya keluar dari ruang pemeriksaan.

"Apakah anda orang tua pasien?" Tanya dokter tersebut

Mama dan papa freya serempak mengangguk.

"Kalau begitu mari ikut dengan saya" titah dokter tersebut

"Dok apakah saya boleh melihat freya?" Tanya gia

"Iya silahkan" jawab dokter itu dengan sedikit senyuman

Gia langsung saja masuk seketika itu juga dia menangis melihat sahabatnya dari kecil itu sedang terbaring lemah dengan jarum infus ditangan dan saluran pernapasan dihidung.

"Frey lu kenapa sih? Lu kenapa gak cerita sama gua kalau lu punya masalah atau apapun itu?kenapa frey?kenapa??" Suara gia begitu parau

Freya masih saja terdiam belum sadarkan diri,kemudian mama dan papa freya datang.

CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang