Guilty Pt. 3

17 3 6
                                    

"Hahahahahahahaha.....  Ah, begitu rupanya..  Yayaya, Hye Ji pasti senang sekali dikunjungimu, nak!" tawa ayah Hye Ji sambil menepuk ramah bahu Yoongi.

Yoongi tersenyum, lalu dilihatnya Hye Ji yang duduk di seberangnya menatapnya sebal sambil sesekali tersenyum datar pada ayahnya.

Kacau sekali!! 

Dua jam sebelumnya dia mengusir Yoongi pergi, tetapi sekarang mereka malah duduk bertiga sambil makan malam dengan ayah Hye Ji.

Jadi ceritanya, saat Yoongi hendak pergi dia malah bertemu dengan ayah Hye Ji yang berdiri di belakangnya. Dan tanpa ragu dia mengaku di depan ayahnya kalau dia pacar Hye Ji dan ingin memberi kejutan padanya dengan cara datang diam-diam ke Toronto. Ayah Hye Ji yang mendengarnya tentu saja terkejut lalu tertawa senang. Ujungnya malah mengajak Yoongi makan malam bersama seperti sekarang.

"Aku senang sekali setiap kali bertemu sesama Korea. Apalagi kami baru saja pindah ke sini. Warga di sini baik-baik, tetapi tetap saja kalau bertemu satu bangsa seperti bertemu saudara, apalagi di perantauan seperti ini." ucap ayah Hye Ji dengan ramah.

Yoongi mengangguk setuju.

"Ah hujan...." gumam Hye Ji matanya menatap ke luar jendela. 

Yoongi mengikuti arah matanya. Diluar hujan cukup deras ternyata. Bahunya langsung lemas, bagaimana dia ke hotel kalau hujan begini? 

"Kau menginap di sini saja, nak Yoongi. Sudah terlalu larut untuk pulang ke hotel. Di sini taksi sudah jarang kalau malam. Apalagi hujan deras begini. Kebetulan kami masih mempunyai satu kamar kosong di atas." seru ayah Hye Ji tiba-tiba sambil tersenyum hangat.

"Appa.....!" cegah Hye Ji sambil melebarkan matanya.

Menginap? Demi dewa!! 

Jangan sampai Yoongi menginap disini. Bukankah awalnya dia mau pergi dari namja kasar ini? Kenapa sekarang malah berbalik begini?

Yoongi terdiam lalu mengangguk sambil tersenyum senang.

"Terima kasih, Paman...."

.

.

"Terima kasih, Hye Ji-ah..." kata Yoongi sambil memandang lekat saat Hye Ji menyerahkan selimut padanya. Kamarnya dan kamar yang ditempati Yoongi hanya sebelahan. Ayahnya sudah masuk kamar dari tadi, tentu saja dia kecapaian. Besok pagi sudah harus kembali bekerja.

"Hum..." gumam Hye Ji singkat lalu berbalik hendak ke kamarnya.

"Tunggu...." cegah Yoongi sambil memegang pergelangan tangan Hye Ji.

"Apa lagi?" tanya Hye Ji datar sambil melepaskan pegangan Yoongi.

"Maafkan aku, Hye... Aku menyesal mengucapkan kata-kata itu padamu dan bolehkah kita kembali seperti dulu?"

Hye Ji terdiam, matanya hanya bisa memandang wallpaper di kamar itu. Yoongi juga terdiam setelah mengatakan hal itu, menunggu reaksi Hye Ji.

"Lupakan. Aku sudah memaafkanmu, sunbae.." kata Hye Ji akhirnya.

Hampir saja senyuman Yoongi melengkung tetapi batal saat mendengar kalimat Hye Ji selanjutnya, "Dan mari kita berteman."

"Berteman?" 

"Iya. Berteman. Apa ada yang salah dari kalimatku?"

Kerongkongan Yoongi terasa kering. Rasa kantuk dan lelah yang tadi sudah merayap di badannya seketika hilang.

"Apa...kita tidak bisa kembali...hmmm maksudku...berpacaran? Aku...aku baru menyadari perasaanku setelah kau pergi, Hye. Aku menyukaimu, ah tidak! Aku mencintaimu, Hye Ji..."

MELLIFLUOUS °one-two shoot°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang