SUV hitam itu sudah terparkir sempurna saat Wonho baru tiba di rumahnya. Keningnya sedikit berkerut melihat mobil mahal itu ada di sana sepagi ini.
Saat dia membuka pintu, terlihat ayah dan ibunya sudah duduk di sofa, dengan sang ibu menangis, tentu saja. Sementara Bibi Choi berjongkok di samping ibunya berusaha menghentikan tangisan itu.
"Ayah..Ibu..." sapanya dengan serak.
Bukannya membalas sapaan anaknya, Tuan Shin malah berdiri dan langsung menampar keras kedua pipi Wonho sampai sedikit darah tercetak di sudut bibirnya. Melihat hal itu dengan tahu diri Bibi Choi langsung pamit dan masuk ke dapur.
"Anak kurang ajar! Apa yang terjadi padamu dan Eun Hee sampai dia menggugatmu cerai, hah!" omel Tuan Shin sambil menuding wajah Wonho dengan telunjuknya.
Cerai? pikirnya kaget.
"Jawab pertanyaanku, Shin Wonho!"
"Eun Hee... Dia melihat perbuatanku..." sedikit gemetar dia menjawab bentakan itu. Tidak ada gunanya lagi dia berbohong. Lebih baik membuka semuanya sekarang.
"Eun Hee melihatku dan sekretarisku, kami bermesraan di kantor..."
Bagai disambar petir, kira-kira begitu reaksi wajah orang tuanya saat mendengar pengakuan Wonho. Nyonya Shin langsung bangun dari duduknya dan kembali menampar Wonho dengan keras. Sedangkan Tuan Shin mengusap wajahnya sendiri dengan marah.
"Aku membesarkanmu bukan untuk menjadi pria tidak bertanggung jawab seperti ini, Wonho-ya! Bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal memalukan seperti itu? Kau sudah memalukan nama keluarga. Bagaimana aku dan ayahmu menjelaskan ini pada keluarga Lee?"
"Lagipula..." lanjut Tuan Shin, "Eun Hee sangat mencintaimu. Dia selalu mengatakan pada kami dia berbahagia dengan pernikahan ini. Kenapa kau malah.....Aargh!!"
Saking kesalnya Tuan Shin bahkan tidak sanggup berkata apa-apa lagi.
"Tapi aku tidak mencintainya, Ayah! Kalau bukan karena kerja sama kalian yang konyol ini aku tidak perlu menikah dengannya!"
Plaaak!!
Sebuah tamparan lagi mendarat di pipi Wonho dari ayahnya.
"Kau betul-betul membuatku marah, Shin Wonho!"
Mereka bertiga lalu terdiam, masing-masing mencoba menahan emosinya.
"Siapa nama sekretarismu tadi?" tanya Tuan Shin datar.
"Lee Minji."
Tuan Shin lalu sibuk mengambil handphonenya dan menelepon seseorang.
"Pecat seseorang yang bernama Lee Minji sekarang juga. Dan pastikan dia tidak akan mencari masalah lagi."
Mendengar itu Wonho pun bereaksi, "Ayah!! Apa-apaan ini?"
"Kau membela jalang itu?" Nyonya Shin yang menjawab, "Akan ku singkirkan semua orang yang menjadi pengganggu dalam pernikahan anakku!"
Tuan Shin mencoba menarik istrinya sebelum dia melayangkan tamparan untuk ke sekian kalinya ke pipi Wonho.
"Sudahlah. Bertengkar pun tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Lebih baik sekarang kita ke rumah Tuan Lee. Dan kau harus menjelaskan semuanya di sana!" tunjuknya pada Wonho.
Seketika Wonho merasa keputusannya untuk pulang cepat dari rumah Minhyuk adalah kesalahan.
Teriakan di rumah keluarga Lee siang itu tidak bisa dihindari. Dari awal kedatangan keluarga Shin ditanggapi dingin oleh Tuan dan Nyonya Lee. Dan keadaan makin bertambah buruk ketika Wonho mengakui kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS °one-two shoot°
FanfictionMellifluous, Sebuah kata sifat yang memiliki arti suara yang manis, lembut ketika di dengar dan terkesan menyenangkan. ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader