Chapter 1

293 42 52
                                    

Gelap..... 

Sepi... 

Namun.. 

Hangat... 

Apakah ini yang disebut kematian? Kenapa begitu hangat? 

Tiba-tiba cahaya menerpa membuatnya harus membuka sang retina. 

"Lho, kok ada meja, kursi, dan kasur bayi? Box bayi? "Batinya melihat sekeliling. 

"Akuu? Idup gitu? "

"Hah!! Bagaimana aku bisa hidup kembali?? Bukannya aku sudah meninggal?! "Teriakan batin membuatnya mendongak kanan dan kiri, lagi. 

Hingga suara lembut menerpa telinganya. 

"Hai.. Anakku, selamat datang di dunia kejam ini. "Ujar sang wanita membuatnya mengerut heran. 

"Dia siapa? "Batinnya berfikir keras. 

Namun saat ia ingin meraih wanita tersebut, malah yang terlihat hanyalah tangan kecil. Hah?! Dia menjadi bayi? Reinkarnasi ini maksudnya? Apa yang terjadi padanya?? Apa apaan ini?!

Pemikiran itu membuatnya pusing keliling antariksa. 

Tiba-tiba suara ketukan sepatu sedang melangkah menuju ruangannya ini, tak ia sangka pendengarannya masih tajam walau ia mendapat tubuh baru ini. 

Tuk... Tuk... Tuk... 

Langkah itu semakin mendekat dan keras. Hingga pintu terbuka dengan kasar dan kencang. 

Brak... 

Pintu terbuka dengan lebar, menampakan seorang lelaki yang ia akui tampan dan gagah. Namun wanita yang tadi berbicara padanya, yang ia mungkinkan adalah ibundanya. Sekarang sedang ketakutan. 

"Salam pada yang mulia, semoga anda selalu diberkati oleh yang maha kuasa dengan segala tindakan. "Ujar wanita itu dengan anggun dan lembut. 

Namun dengan sombongnya, lelaki itu melewati ibu barunya itu dengan langkah yang begitu angkuh. 

Ia mendekat ke arahnya. Dengan cepat, salah satu pelayan menggedongnnya dengan tangan dan tubuhnya gemetaran. 

"Tolong ampuni hamba yang mulia agung, tolong jangan sakiti putri. Ia masih kecil. "Ujar sang pelayan begitu lirih, hampir tak terdengar oleh telinga. 

Lelaki yang diakui raja itu menatap sang pelayan dan tubuhnya seksama dan mata yang tajam. 

Tanpa ba bi bu. Raja itu langusung mehunuskan pedang pada lehernya. 

Menatapnya begitu tajam, seolah olah itu hal biasa. Ia malah menatap sinis, tajam, dan mengeluarkan hawa pembunun yang tak kalah dari sang raja. 

"Mu.. Pah... Kuh... Bayingan?! (Mau apa kau bajingan?!) "Ujarnya dengan nada yang sangat cadel. Membuat seluruh penghuni ruangan ini terkejut kaget. 

Bagaimana bisa? Bayi baru lahir beberapa hari langsung bisa berbicar walau rada cadel? 

Hampir seluruh wanita diruangannya menjerit kaget. Dan tentu hunusan pedang pada lehernya melukainya lebih dalam gegara sang raja juga terkejut. 

Bahkan dirinya juga terkejut karna teriakan mereka. 

"Aku merasa terbebani. "Batinnya miris. 

Sang Raja menurunkan pedangnya. Membuat darah yang berasal bekas luka di lehernya memberebes keluar. 

Sang Raja menyeringai, membuat seluru pelayan pria maupun wanita gemetar kembali. 

Princess Assassin [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang