Chapter 4

170 23 7
                                    

Arine PoV

Akhirnya aku dapat masuk pada ruang latihan prajurit. Itupun dengan sedikit menyelinap ditengah malam.

Yang seharusnya Adek manis ini tertidur nyenyak.

Mau gimana lagi?

Kalo nggak gini malah aku yang susah.

Why?

Ya kalo aku gak latihan gimana aku mau bunuh orang, goblok!

Kini aku sedang memilih senjata untuk berlatih. Namun, bukannya dapet senjata malah dapet sial.

Ternyata si kakak pertama disini, kan asu.

Kondisiku sekarang udah terkapar di semak-semak, sembunyi maksudnya. Dengan baju ala ala princess yang lebih mirip daster ibu-ibu.

Aku memperhatikan, mengintai si kakak pertama. Walaupun aku tau, Dia sudah mengetahui keberadaanku.

"Jangan sembunyi terus seperti pengecut, Jalang. " Celetuk si pangeran pertama.

Yekan! Dia emang tau disini.

"Maafkan saya Pangeran Pertama kerajaan, saya tak bermaksud memperhatikan Anda. " Ujarku keluar dari semak-semak, lalu membungkuk 90 derajat.

"Cih, gak berguna. "

Jleb.

Please..

Mana golok gua..

Gua pengen bacok dia, biar mampus.

"Maafkan saya pangeran per---"

"Pangeran pertama ini tak butuh maafmu. " Potongnya.

Ku mengepal tanganku erat-erat. Sungguh! Sekarang amarahku sudah diubun-ubun.

"Maafkan saya pangeran pertama.. Saya hanya ingin belajar seperti apa yang pangeran lakukan... " Ujarku sopan. Iyalah sopan! Ya kali gua gak sopan. Yang ada nyawa taruhannya.

"Heh?! Ingin belajar seperti pangeran pertama ini?! Mustahil! Dirimu yang hina ini hanya bisa untuk dijadikan budak pembuatan anak. " Ejek pangeran pertama menyeringai.

Bodo amat, Jancuk.

"Maafkan ham---- "

"Pangeran pertama ini tidak butuh permintaan maaf dari budak. " Potongnya mengejek.

Halah, bacot.

Aku diam, memilih diam agar aku tak di bacoti kembali. Jika katamu perempuan itu selalu benar. Maka di dunia ini pernyataan itu tidak berguna!

"Berani sekali kamu mendiami pangeran pertama ini!! " Ujarnya dengan melotot dan nada menekan.

Walau gak berpengaruh padaku.

Tapi ya gak gitu juga anjing!

Bikin kesel aja ini babi!

Fuck!

"Maafkan saya pangeran pertama.... " Ujar ku lembut.. Selembut mungkin

"Pangeran---- "

"HALAH BACOT! " Ngegas ku tiba-tiba dengan nada tinggi.

Ye kan malah brojol nih mulut lama-lama gak bisa nahan juga kan.

Kini, pangeran pertama menatapku dengan amarah besar.

"Nih mulut omongannya nyosor mulu kek bebek!"Batinku kesal

" Berani-beraninya kamu makhluk hina! Memotong perkataan seorang pangeran yang--"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Princess Assassin [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang