Chapter 3

227 37 18
                                    

Arine PoV

Tak terasa tiga tahun telah berlalu, sejak kelahiranku. sekarang aku mengerti tentang peraturan dunia ini, yang tentu membuatnya semakin muak dengan dunia abal-abal ini.

1.Wanita bangsawan tidak boleh diberi gelar keluarga.

Trus kenapa aku diberi gelar ya? Hm... Apa yang dipikirkan ayah brengsek itu?

2. Wanita yang tidak terlahir dari keluarga bangsawan harus berkerja menjadi seorang wanita penggoda sebelum mendapatkan suami.

3. Seorang pria bangsawan atau bukan yang sudah mendapat gelar suami, akan mendapatkan separuh dari kekayaan istri.

4. Seorang wanita tidak boleh memakai perhiasan lebih dari tiga perhiasan. Terdiri dari kalung, cincin, dan anting.

5. Seorang wanita pelayan harus masih suci (perawan) dan cantik (wajah dan bodinya) untuk bisa menjadi pelayan rumah.

6. Seorang bayi wanita dianjurkan untuk dibunuh, karna dianggap pembawa sial untuk keluarga.

7. Makanan seorang wanita tidak boleh lebih dari dua macam lauk pauk.

8. Seorang wanita kerajaan/bangsawan/biasa tidak boleh menduduki sebuah kursi, menggunakan meja. Kecuali untuk wanita kerajaan untuk menduduki singasananya.

9. Wanita tidak boleh tersenyum dengan pria lebih dari 5 detik. apalagi tertawa.

10. Wanita tidak boleh membantah seorang pria, karna dianggap kasta pria lebih tinggi.

Entah mengapa ku tak suka dengan peraturan nomor 10. Tapi gue juga kagak suka semua peraturan umum dunia ini.

Kesannya selalu merendahkan wanita, sungguh! Di dunia ini harga diri seorang pria sudah tak ada dengan memperlakukan seorang perempuan dengan sebegitu buruknya.

Ku tutup buku perpustakaan dengan rasa kesal, ya.. Sekarang aku sedang di perpustakaan dengan duduk dilantai karna wanita tak boleh duduk di kursi.

Dan aku mengerti tulisan tulisan dunia ini, tak beda jauh dengan huruf huruf kanji. Hanya seperti campuran antara kanji jepang, korea dan china. Karna dulunya aku sudah fasih dalam hal membaca kata per kata dengan tulisan kanji, karna aku tak ingin dibodohi oleh pelanggan ku dengan memberikan surat perjanjian penuh dengan tulisan kanji kanji itu.

Walau aku baru tiga tahun, aku sudah bisa berjalan dan berlari dengan baik. Bahkan berbicara, menulis atau membaca. Aku sudah berlatih menggunakan mulut, tangan dan kakiku ini. Dengan pengalamanku dulu, ini mempermudah ku untuk belajar hal hal kecil itu.

Memang ku ingin mempercepat proses pertumbuhan ku dengan bayi bayi lain, karna tekat untuk mengubah dunia sudah menjadi keras dan menguat. Untuk itu, aku harus bisa dan mengetahui hal hal kecil dan besar didunia ini.

Dan tujuanku sekarang tempat pelatihan perang atau tempat latihan para prajurit disini. Namun karna aku masih kecil, dan juga perempuan, aku tak diperbolehkan masuk.

Namun tak apa, rencana itu bisa ku undur dengan rencana yang lain. Yaitu membaca buku sebanyak mungkin dan menjadi si cilik jenius didunia ini. Itu rencanaku sekarang.

Dulu saat masih menjadi assassin aku memiliki IQ cukup tinggi, yaitu 195 hampir menyamai Albert Einstein.

Dan ku harap masih terbawa sampai sekarang, karna itupun juga sangat membantu.

Keluarnya aku dari perpustakaan, bukannya kek di pilem itu harusnya bisa memandang hamparan nan luas kerajaan ini.

Malah disuguhi seorang pelayan diperkosa terang terangan oleh tiga prajurit.

Princess Assassin [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang