"Aku melangkah menjauhi penderitaan yang berkecamuk dalam pikiranku. Meninggalkan setiap perpisahan bersama orang-orang yang aku cinta. Sekarang, aku akan hidup sendirian, melupakan segalanya, dan tinggal di sebuah kota bernama Hollow City" - Mawar
Dalam diam gadis tersebut hanya berjalan mengikuti langkah bayangan seorang laki-laki di depannya. Berjalan tanpa alas, melangkah namun tidak tahu akan berakhir dimana. Hanya satu hal yang dia ingat. Kematiannya akan segera dimulai.
Entahlah. Yang pasti dia akan bersiap untuk menerima apa yang akan terjadi pada organ tubuhnya. Terdiam, terkubur dalam pengapnya tanah, dan menghilang seakan dia tidak pernah terlahir di bumi. Bukankah itu hal yang gadis tersebut selalu pikirkan? Yang jelas, dia hanya mengikuti arus skenario yang ditetapkan dalam hidupnya.
“Mau kemana kita?” tanyanya pada Ame, laki-laki di depannya.
“Hollow City” ungkapnya.
“Hollow City?” pikirnya.Bagaimana kota tersebut? Akankah kota tersebut adalah kota tempat sekumpulan orang merenung pada kenyataan yang tidak memihak seperti halnya yang dialami olehnya? Bagaimana orang-orang disana bisa melihatku? Gadis tersebut benar-benar berusaha untuk berpikir akan sebuah kota tersebut.
“Setidaknya, aku memiliki tempat tinggal” pikirnya.
Setelah cukup lama, laki-laki tersebut menghentikan langkah kakinya. Mengambil sebuah ranting pohon pada sebuah gundukan tanah dan memberikannya pada gadis tersebut. Gundukan tanah tersebut tampak seperti tempat makam seseorang. Namun, hanya saja tidak ada nisan diatasnya.
“Tulislah nama kamu di atas gundukan tanah dengan ranting itu.” ucapnya.
“Tapi untuk apa, Ame?” gadis tersebut seolah-olah tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh laki-laki di depannya.
“Jika kau ingin melihat dan menuju Hollow City, kau harus melakukannya”Gadis tersebut segera menuliskan nama Mawar pada gundukan tanah tersebut. Namun, tiba-tiba hal aneh terjadi kepadanya. Sekarang dia tidak lagi berada di tempat dimana dia menulis namanya tersebut.
Tapi, berada di sebuah kota yang cukup nyaman dengan suasana pegunungan. Mungkin kota tersebut tidak pantas disebut sebagai kota, namun sebuah desa, karena suasananya yang masih sangat asri dan begitu hening.
“Dimana aku sekarang? Hollow?” pikirnya.
Di depannya kini terpampang sebuah papan nama Welcome to Hollow, the City of Love”. Gadis tersebut tersenyum menyaksikkan apa yang barusan terjadi padanya. Dia berharap akan menemukan cinta di kota ini sekarang. Cinta yang akan membawanya mampu melupakan kenangan terburuk dalam hidupnya. Kematian.
Langkah kakinya kini berjalan melintasi petak jalan untuk menemukan sesosok laki-laki yang telah membawanya pada kota tersebut. Ame.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ame, Where are You?
Roman d'amourMalam itu begitu pekat, sunyi, dan tidak ada sumber cahaya di matanya. Entah, apa yang sedang dipikirkan perempuan bergaun merah itu. Ada sebuah lilin di pangkuannya. Dia menatap kosong sekitar sampai bayangan laki- laki datang menghampirinya. "Ame...