Hari ini, Eun Sa bisa bersantai. Ia hanya ada satu mata kuliah dan kebetulan, dosen mata kuliahnya sedang studi banding sehingga tidak bisa datang mengajar.
Eun Sa yang tadinya sudah akan berangkat bersama Seok Min akhirnya kembali duduk di sofa setelah mendapat pesan dari grup chat jurusannya.
"Ah, malesin. Udah rapi juga," Eun Sa menggerutu sebal.
Seok Min terkekeh. "Ikut kakak ke kantor aja. Mau?"
"Makin males aku," decak Eun Sa. "Mau ngapain coba di sana? Liatin kamu tanda tangan berkas? Ih, gak mau."
"Hari ini aku kerja cuma sampe jam 11 loh. Kita bisa hang out habis itu," tawar Seok Min.
"Kamu kerja apa main? Kok cepet banget pulangnya." Eun Sa menatap Seok Min tak yakin.
Seok Min hanya terkekeh menanggapi ucapan adiknya yang selalu saja curiga padanya dalam segala hal.
"Intinya kamu mau ikut enggak?"
"Iya ikut ikut!"
Eun Sa bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri Seok Min. Kedua saudara itu bergantian untuk pamit pada Mama Lee.
"Jangan malem-malem ya pulangnya," peringat mama Lee.
"Iya, Ma," balas Seok Min.
"Bentar ya," celetuk Eun Sa. "Aku mau bawa buku biar gak bosen."
Seok Min mengangguk. Setelah mendapat persetujuan dari sang kakak, Eun Sa langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Ia membawa semua novel Bumi series serta novel Little Red Riding Hood yang kemarin baru ia pinjam dari Won Woo.
Eun Sa sengaja membawa semua novel Bumi karena ia hanya tinggal membaca satu buku saja. Semalam ia sudah membaca seri keempat dan kelimanya.
Setelah menyelesaikan seri keenam di kantor nanti, Eun Sa akan langsung meminjamkan novelnya pada Won Woo.
"Yuk!" Eun Sa kembali ke ruang tamu dengan menenteng tas jinjing bitu di tangannya.
"Kita berangkat, Ma." Seok Min dan Eun Sa kompak berpamitan.
"Hati-hati," balas Mama Lee.
❄❄❄
Selama berada di kantor, Eun Sa benar-benar tidak berpindah tempat dari sofa ruangan Seok Min.
Kedua matanya sibuk bergerak ke kiri dan kanan membaca deretan kalimat pada buku serta kedua tangannya yang bergerak membalik halaman.
Seok Min sendiri sibuk dengan setumpuk kertas tebal dan komputer. Suara roda kursi Seok Min menderit-derit setiap pemiliknya menggeser kursi.
Sekertaris Seok Min, Park Rae Ah juga sudah tiga kali keluar-masuk ruangan Seok Min untuk memberikan berkas lain atau hanya sekadar memberitahukan beberapa informasi.
Hebatnya, Eun Sa tidak merasa terganggu dengan hal-hal itu. Gadis itu benar-benar fokus dengan bacaannya.
Sampai pada keempat kalinya pintu ruangan Seok Min diketuk. Kali ini bukan sosok Rae Ah yang masuk, melainkan Won Woo.
"Kenapa, Won?" Tanya Seok Min begitu Won Woo duduk di depannya.
"Expo Corporation mengajukan rapat dipercepat. Mereka minta hari ini dan setengah sebelas," kata Won Woo.
"Kenapa tiba-tiba?" Seok Min mendelik protes. "Jadwalnya udah ditetapin dari tiga hari lalu padahal. Harusnya besok 'kan?"
Won Woo mengangguk. "Iya, tapi mendadak mereka gak bisa besok. Makanya ngajuin dicepetin buat hari ini."
Seok Min menjatuhkan kepalanya di atas lengan yang ia letakkan di meja. Ia mendesah pelan seraya melirik Eun Sa.
"Kenapa sih?" Won Woo bingung. "Kita juga pulang kerja cepet hari ini. Selesai rapat kau juga pulang, Seok Min. Gak ke kantor lagi."
"Iya tau. Cuma masalahnya, bisa habis aku sama gadis satu itu." Seok Min menunjuk Eun Sa dengan dagunya.
Won Woo menoleh ke belakang dan mendapati Eun Sa yang masih serius membaca.
"Dia--"
"Ih! Parah banget!"
Ucapan Seok Min menggantung di udara karena suara pekikan Eun Sa.
Gadis itu menutup bukunya dengan kesal. Eun Sa bahkan menepuk sofa berkali-kali.
"Heh! Jangan ditepuk kenceng-kenceng! Nanti jebol sofaku." Seru Seok Min yang berlebihan.
Eun Sa menatap garang kakaknya. "Aku lagi kesel tau! Udah ending-nya gantung, tokohnya--"
"Ssttt, shut up. Jangan kasih aku spoiler," Won Woo menyelak.
Eun Sa menghentakkan kedua kakinya kesal. Seok Min jadi makin takut. Adiknya itu lagi kesal, jika Seok Min bilang ia batal mengajak Eun Sa jalan-jalan, mau diapain Seok Min?
"Nanti beliin aku blueberry float ya, Kak. Bete nih," kata Eun Sa.
Nah loh. Seok Min bingung. Lelaki itu menggatuk tengkuknya dengan kikuk.
"Aku ada rapat tiba-tiba nih," Seok Min nyengir lebar.
Seok Min sontak menutup rapat-rapat bibirnya ketika kedua mata Eun Sa sudah melotot ke arahnya.
Di sini, Won Woo terlihat seperti orang ketiga yang sedang menyaksikan pertengkaran sepasang kekasih.
"Gak jadi ngajak aku jalan maksudnya? Terus ngapain bawa aku ke sini kalo gitu?!"
Eun Sa mengomel sampai-sampai memejamkan matanya begitu rapat. Ia terlalu gemas.
"Aku 'kan gak tau," bela Seok Min. "Dadakan ini rapatnya."
Hening.
Eun Sa memajukan bibir bawahnya seraya bersidekap. Seok Min memikirkan sesuatu untuk membujuk adiknya dan Won Woo yang hanya menatap Lee bersaudara itu bergantian.
"Cuma aku doang yang ikut rapat?" Tanya Seok Min, memecah keheningan.
"Enggak. Sama Rae--"
"Kau gak ikut?" Seok Min langsung menyelak ucapan Won Woo.
Won Woo menggeleng. Seok Min tersenyum.
"Kalo gitu bisakan ajak adikku jalan-jalan?" Ceplos Seok Min. "Kalo dia minta sesuatu, beli aja. Nanti uangmu aku ganti. Soalnya dia sengaja gak bawa dompet karena mau jalan sama aku."
Dengan kompak, Won Woo dan Eun Sa menoleh menatap Seok Min yang sedang tersenyum dengan begitu lebarnya.
"Apa?" Seok Min bertanya karena heran ditatap seperti itu oleh kedua orang di depannya.
Dalam hati Won Woo mengumpat karena rapat dadakan itu menjadikan posisinya serba salah. Ia bingung harus menjawab apa.
Sementara Eun Sa justru memaki Seok Min dalam hatinya. Seok Min pasti sengaja. Eun Sa juga memaki siapapun yang dengan seenak hati mengubah jadwal rapat dengan Seok Min.
"Bisa aja," jawab Won Woo pada akhirnya.
------------------------
Part ini pendek dulu yaw. Soalnya aku bagi dua sama part selanjutnya. Tapi tenang, part lanjut aku kasih panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lighed | Wonwoo [End]
FanficLee Eun Sa tidak pernah berpikir bisa berteman dekat dengan sosok lelaki dingin seperti Jeon Won Woo. Semua berawal dari tempat yang ternyata merupakan tempat favorit keduanya. -Book One of Seventeen Imagine Series- © 2018 - Shelsa Aurelia