R

40 2 0
                                    

"Bye-bye putih biru!" Ucap gue setengah teriak sambil melempar seragam SMP ke keranjang baju. UN udah selesai, saatnya liburan.

Dengan celana dan kaos pendek, gue berjalan menuju televisi di ruang keluarga sambil menenteng chiki sebagai teman nonton. Setelah itu mungkin movie marathon di berbagai tempat, berpindah badan dari ruang TV-taman-kamar. Dan ujungnya tidur. Sungguh liburan yang nikmat.

Definisi liburan buat gue ga mahal, ga harus jalan-jalan dan belanja. Simpel aja, nonton film dan baca buku sepuasnya lebih dari cukup. Oya, ditambah waktu tidur kebahagiaan karena ga kepikiran tugas sekolah (sebelum bersekolah di tempat baru nanti).

Kenalin, gue seorang cewe remaja yang akan memasuki SMA. Tinggi badan dan berat yang pas untuk seusia gue, punya bola mata coklat ditambah pipi agak tirus, rambut sering dicepol, pakaiannya kebanyakan berbau boyish dan ga ribet, juga suka banget dengan sepatu sneakers.

Nama gue Sinar. Sinar Bulan Purnama. Aneh ya? Gue juga mikir gitu awalnya. Ayah bilang gue dilahirkan saat bulan purnama sedang terang benderang di langit malam. Saat itu langit gelap, namun yang terang hanya sinar bulan. Gue yang mendengarkan kata-kata ayah hanya mengangguk-ngangguk setengah tidak percaya.

Di sela-sela waktu lengang menghabiskan waktu bersama di sore hari, ayah juga sering bilang,

"Kamu harus bangga ya punya nama Sinar. Sinar artinya cahaya, ayah dan bunda berharap kamu bisa memberi manfaat buat diri sendiri dan orang lain. Sinar juga selalu membagikan tawa riang buat orang-orang. Kalau lagi sedih, cukup disimpan sendiri dan cerita ke ayah, bunda atau temen deket kamu. Kalau lagi senang, bagikan seluas-luasnya ya, nak. Biar orang lain bisa ikut merasakan kebahagiaan itu. Ngerti?"

"Hmmm, iya, Yah, siap laksanakan!"

"Eh, tapi, Yah, kenapa namanya Sinar? Kenapa ga Nur atau Light biar keren? Kan aku juga bingung kalau orang manggil, eh Sin, atau eh Nar. Kayak kagok gitu, Yah" Gw berceletuk bertanya kembali dengan kepolosan khas anak-anak.

"Hahaha kamu tuh ya, masa namanya Light? Udah kayak Sunlight aja."

"Ayah dan bunda pakai nama Sinar yang 'Indonesia banget' buat menunjukkan cinta tanah air. Nasionalisme. Dan buat nama panggilan, bisa kok diakal-akalin jadi Sisi atau Nana atau Bulbul."

"Hahaha ayaaah, apaansii hahaha" muka serius gue langsung buyar gara-gara bercandaan ayah di sore itu.

•••

Tapi, lihat, nama Sinar membuktikan kalau hampir setiap pagi gue selalu bersemangat atau bahkan terlalu enerjik menyambut dan ngejalanin hari baru. Seakan-akan energi positif dalam diri gue itu banyak banget sampe luber, dan itu yang memotivasi gue buat men-ceria-kan orang-orang.

Buat yang belum kenal, pertama kali ngeliat gue akan menyangka kalo gue adalah anak yang pendiam, atau kalem. Yaaah, gue ga berani buat nunjukkin sisi brutal ke banyak manusia.

Tapi, kalo udah sama temen deket sih jangan ditanya.

Saking atraktifnya, gue sudah melakukan lebih dari 10 skandal di kehidupan SMP. Gila ga sih! Setelah gue renungkan, apa kenakalan ini perlu dilanjut atau dikurangi, jawabannya ya... Dilanjut dan ditambah lah!

Kurang lebih 3 tahun kemaren contoh kecil isengnya adalah main perosotan di railing tangga sekolah, ngecengin mas-mas penjual kantin (sampe jadi asistennya malah!), ditambah juga ngetok pintu kelas orang terus kabur. Hahaha itu jadi peristiwa mendebarkan tapi asyik banget, cobain deh.

Hmmm, gue jadi penasaran sih, akan seperti apa kehidupan gue selanjutnya? Kegilaan apa yang bakal gue lakuin di SMA nanti? Semoga seru!

Tanpa sadar gue bergumam membayangkan haru biru putih biru yang baru saja lewat, mengembalikan berbagai memori yang terlintas lagi di dalam kepala.

"Duh, kenapa jadi kepikiran SMP lagi ya. Nonton film aja lah udah, fokus, Nar, fokus."
ucap gue sambil mengarahkan pandangan ke tontonan film.

•••

Tuh kan, bener, dugaan gue, liburan 3 bulan peralihan tingkat SMP-SMA hanya gue lakukan di rumah dengan santaaai banget. Keluar hanya sesekali buat refreshing dan ketemu temen buat ngeberantakin rumahnya.

Ini siklusnya: bangun pagi - sedikit olahraga di rumah - sarapan - nonton TV - main hp dan berselancar di dunia maya - tidur-tiduran - mandi - baca buku - nonton film - ngobrol bareng keluarga - jalan-jalan di depan rumah - chat sama temen sambil tidur-tiduran - ketiduran.

See, sangat ga berguna hidup gue. Gue tahu gue sangat malas gerak di liburan kali ini, tapi, demi memanfaatkan waktu luang yang kehadirannya ga lama, ya begini lah gue. Hehe.

Atau kalo temen-temen gue ngajakin, baru deh main ke luar atau rumahnya. Apalagi kalo temen cowo gue yang ngajak, aneh-aneh destinasinya! Ke pantai lah, ke curug lah, ke bukit lah, ke mall, ke tempat makan pinggir jalan, macem-macem pokoknya. Mungkin ajakan selanjutnya ke lembah kali ya, hahaha.

Dia temen terawet gue, namanya Gema. Sudah menjalin cinta kasih sejak SD duduk bareng di hari pertama kelas satu sampai sekarang ada di sekolah yang sama. Gangerti deh kenapa sama terus.

Bareng dia, gue bisa jadi liar dan menghancurkan dunia. Seiring berjalannya waktu, kalian bakal kenal Gema lebih jauh.

•••

Hari ini hari pertama gue datang ke sekolah baru, dimulai di hari Sabtu karena diadakan pra-ospek. Biasa lah, masuk kelas, perkenalan, pemberian tugas, lalu pulang. Kehidupan SMA masih sangat sepi karena pembelajaran belum dimulai.

Sekolah gue ga luas, tetapi tinggi menjulang menembus langit ke tujuh (hehehe ga deng, bercanda). Banyaknya pepohonan di sekeliling lapangan membuat teduh dan rindang. Selasar kelas yang ditata rapi sepertinya bakal membuat gue betah untuk duduk-duduk santai. Kantin dan toilet pun terlihat bersih, kayak di mall-mall deh, kece ga tuh?!

Tentunya, gue berharap bisa menikmati sekolah disini.

"Okay, karena gaada pertanyaan tentang tugas dan yang lainnya, kalian boleh pulang ya." Kakak pembimbing menutup sesi pertemuan hari ini.

"Sampai ketemu hari Senin, adik-adik. Semangat terusss!" Mereka menyemangati anak-anak baru seperti gue.

Hari ini gue pulang bareng Gema, kebetulan hanya dia yang fast respon pas gue chat.

Pas sekali kita sebelahan kelasnya, dia terlihat lagi jalan menuju pintu gerbang.

"Gema! Tungguin gueee" gue memanggil Gema sambil merapikan barang dan tas gue sambil jalan mempercepat langkah menyusulnya, tak sempat melihat keadaan sekitar.

Yang dipanggil malah jalan terus. Ah elah, dia denger ga ya.

"Gem, bent-"

"BUK"

---

AN
Hai, gue Zanur. Cerita ini percobaan ke-999+, di cerita ini juga gue ga menuliskan alur apapun sebelumnya, jadi maaf kalo sangat random. Semoga betah dan nagih ya! xx

SinarWhere stories live. Discover now