L

37 1 2
                                    

Kringgg.

Bunyi alarm di pagi hari, waktunya sekolah lagi. Sinar masih mengumpat di balik selimut, tertidur nyenyak.

Kringgg. Kringgg.
Kali kedua. Sinar makin merapatkan selimut menutupi seluruh badannya. Seperti kepompong.

Kringgg. Kringgg. Kringgg.
3 kali. Sinar mulai menyibak selimut, terduduk di tempat tidurnya. Matanya masih sepet, terpejam hampir sepenuhnya. Rambut yang berantakan, Sinar mengelap mulutnya, takut-takut ada bekas iler disana.

1 detik, 2 detik, 3 detik, dia mengerjapkan mata. Menyerap cahaya lampu yang menyoroti matanya. Setelah kesadarannya terkumpul sempurna, dia merenggangkan tangan seluas-luasnya,

"Selamat pagi, duniaaa. Tidurku enak sekali"

Sinar langsung bergegas bersiap pergi ke sekolah. Mengambil air wudhu, menyambar handuk, menyalakan shower, menggosok gigi sebersih mungkin, mengambil seragam dari lemari, dan bercermin sekilas.

Gadis itu mengecek handphone sebentar sebelum turun ke bawah untuk membuat bekal.

Ada notifikasi follow request, dari @dekarang.

Dilihat profil dan fotonya, pemilik akun itu berasal dari sekolah baru Sinar. Kebanyakan fotonya tentang objek, jarang menampilkan muka atau tentang dirinya.

Mungkin anak fotografi. Mungkin mau temenan.

Sinar bergumam, acuh tak acuh. Setelah memencet tombol accept, ia langsung menyambar tas dan membawanya ke ruang makan.

Lagi asyik-asyiknya membuat roti untuk bekal, mama teriak dari pintu depan,
"Sinar, ada Gema nihhh."

"Suruh masuk aja, Maaa." Setengah lagi pekerjaan di pagi hari ini selesai, Sinar masih fokus memberi selai pada rotinya.

"Dasar lelet" tiba-tiba Gema sudah ada di sebelahnya.

"Lah, lo ngapain dateng ke rumah gue? Tumben amat."

"Di rumah lagi gaada makanan" jawabnya singkat.

Mengetahui maksudnya, Sinar membalas,
"Iya, iya, ntar gue beliin roti. Di sekolah." Sinar menutup bekal dan hendak memakai sepatu.

"Ish, kirain gue bakal dikasih makan disiniii" Gema merutuk sebal.

"Nanti, ongkos tumpangan. Ayo ah, Gem, udah telat nih."

Sinar menghampiri mamanya yang sedang merapikan bunga di taman, pamit pergi

"Ma, aku pergi dulu yaaa. Jangan kangen! Hehehe"

Sinar mencium mama dan melambaikan tangannya.

Tuh anak, makin gede makin ada-ada aja.

Mama menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum tipis, melanjutkan kegiatannya.

•••

Cukup 15 menit mereka sampai di sekolah, wow, rekor. Gema memarkirkan motornya,

"Gema, pake kekuatan apa deh lo tadiii, ngebut gilaaa" Sinar merapikan rambutnya yang agak berantakan. Rambutnya sering berantakan karena 3 hal; Gema, angin, dan tidur.

"Sengaja, biar lo peluk"

"Idihhh, jijik." Gadis itu mendorong helm yang dipakai Gema ke depan.

"Apaansi lo, gue laper, nunggu traktir" tampang Gema jutek. Baru berjalan beberapa langkah, seorang lelaki menyapanya.

"Hei, Gem."

"Eh, Karang".
Karang? Tunggu, kayak pernah denger.

"Ini temen lo, Gem?"
Tanpa aba-aba, dia langsung mengulurkan tangannya ke arah Sinar

SinarWhere stories live. Discover now