he is him

2.1K 467 62
                                    

Jeongin hanya pasrah saat luka-lukanya dijahit oleh Seungmin dan Jisung. Woojin sendiri sibuk mendinginkan tubuh Jeongin dengan kekuatan esnya. Sedangkan Hyunjin malah duduk di tempat tidur lainnya sambil mengamati Jeongin takjub.

Bagaimana ya... Jeongin baru saja jatuh dari tebing, menabrak batu-batu sepanjang meluncurnya ia ke bawah, perutnya yang sempat terkoyak oleh stalagmit dan membuat organ tubuhnya tumpah keluar (bahkan ia tak ingat lagi apakah isi perutnya sudah terkumpul lengkap) belum lagi kepalanya yang sempat terantuk hebat saat mendarat di tanah.

Para hyung langsung sibuk menyiapkan segalanya. Tempat tidur baru yang diletakkan berdesakan dalam kamar Hyunjin-Jisung-Felix-Seungmin, mengganti pakaian Jeongin dengan milik Jisung (sementara), serta membasuh tubuhnya yang penuh akan darahnya sendiri.

Chan dan Minho setelah membuat tempat tidur baru dari kayu-kayu sisa masih terlalu shock akan kebangkitan Jeongin dan mereka butuh waktu untuk menenangkan diri, sementara Changbin membuatkan ramuan entah apa itu. Tentu saja dengan Felix yang senantiasa mengganggunya.

Tiba-tiba Jeongin tertawa. Membuat ketiga orang yang merawatnya mengernyit. Hyunjin yang tidak melakukan apapun sampai bergidik.

"Lucu sekali. Aku harus mati dulu supaya ada yang memperhatikan dan menerimaku apa adanya." Jeongin berujar tenang setelah ia selesai tertawa.

"Yang penting kau hidup lagi sekarang," jawab Seungmin seadanya.

Tangannya dengan cekatan menusuk dan menarik jarum serta benang yang terkait pada sobekan kulit tengkuk Jeongin, lalu mulai mendumal, "Dasar zombie! Kau membuat kami semua hampir ikut mati karena jantungan. Apalagi cara jalanmu saat bangkit itu membuatku trauma."

Sepertinya sifat asli Seungmin yang suka mengomel telah kembali.

Jisung yang sedang menjahit lengan Jeongin hanya bisa tertawa mendengus dan menusukkan benangnya dengan kasar. "Kulitmu ini keras sekali. Lagipula kenapa Hyunjin tidak membantu sama sekali, sih?"

Siren tampan yang tadinya bertopang dagu langsung berkacak pinggang. "Aku tidak punya keahlian tentang pekerjaan rumah tangga, bodoh. Apalagi soal menjahit."

"Kenapa tidak?!" balas Jisung sengit.

"Mana ada siren yang pakai baju." Hyunjin memutar bola matanya malas.

Ujarannya begitu santai namun sukses membuat wajah Jisung maupun Seungmin memerah.

"J-jadi selama ini... Di bawah laut... Kau-"

"M-hm. Aku telanjang tentu saja. Apa mau kudemonstrasikan sekarang juga, huh?" Hyunjin menyeringai.

"SUDAH HENTIKAAAN!!!" jerit Seungmin di ambang batas rasa malunya.

"Tapi ada yang aneh. Aku tak merasa sakit atau apapun itu-"

"Hei, jangan banyak bergerak!" Seungmin menggerutu lagi karena Jeongin nyaris memutar kepalanya bak burung hantu dan membuat jahitannya yang belum jadi malah lepas lagi.

"Lagipula kau sekarang ini zombie dan kulitmu bahkan jauh lebih pucat dari Chan Hyung. Darahmu juga sudah berhenti mengalir. Woojin Hyung, jangan buang-buang tenaga untuk mendinginkannya. Percuma!"

Jeongin mencebikkan bibirnya. "Kenapa Seungmin Hyung jahat sekali padaku? Padahal Hyung yang paling banyak menangisiku tadi."

"Iya kau ini. Kalau kamu tidur nanti, Jeongin akan menggigitmu dan kau akan menjadi angsa zombie." Jisung ikut menimpali.

"KALIAN INI!!!"

Perdebatan mereka mengundang tawa dari Woojin yang tetap setia melapisi Jeongin dengan es buatannya. Bukan apa, tapi ia khawatir kalau tubuh Jeongin bisa membusuk suatu waktu dan harus segera diawetkan mulai dari sekarang.

The Unusual [SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang