pertama

634 47 3
                                    

Hai-hai jadi ini cerita baru aku guys, semoga suka...

Jangan lupa vote and comment







Aku adalah Kim Jisoo seorang perempuan yang sangat menyukai coklat, dan menyukai Lee Taeyong. Entah sejak kapan aku mulai menyukai sahabat kecilku itu. Mungkin dari umur 10 tahun, saat Taeyong menyukai seorang gadis yang tak lain adalah teman perempuanku. Di situ aku tidak suka melihat Taeyong memberikan perhatian yang berlebih kepada seorang wanita kecuali diriku.

Saat umurku dan Taeyong 12 tahun kami berpisah rumah, dulunya rumah kita bersebelaha namun setelah keluarga kita semakin sukses rumah kita cukup berjauhan namun tetap diSeoul.

"Jisoo."

Lamunanku terbuyarkan oleh seseorang yang memanggil namaku, aku sedang menunggu Taeyong di taman belakang sekolah. Sebenarnya kita sekelas, tapi pas jam pelajaran terakhir Lee Taeyong bolos dan entah kemana. Taeyong berjanji bahwa hari ini, ia akan mengantarkan ku pulang.

"Lama banget, aku udah nunggu setengah jam disini."

Taeyong tersenyum sambil mengusap belakang pundaknya yang tidak gatal.

"Maaf banget, handphoneku mati dan-"

Ku lihat Taeyong seperti akan mengungkapkan hal yang sepertinya menyebalkan. "Dan apa?" ku berikan tatapan tanpa ekspresi.

"Aku harus nganterin Wendy, kan kau tahu aku menyukainya dan akhirnya ada pelung buat aku deket sama dia."
Dapat ku lihat senyum yang sangat indah itu terpancar dari Taeyong, rona bahagia. Ya, Lee Taeyong itu menyukai Wendy baru-baru ini.

Wendy itu perempuan cantik yang memang susah di dapatkan karena ia termasuk orang yang pilih-pilih. Tapi siapa yang bisa menolak Lee Taeyong manusia tampan, baik sama perempuan , tajir dan pinter. Pinter bolos! Et... tapi walau sering bolos Lee Taeyong memang lumayan pinter. Menurutku kekurangannya adalah si penaklut wanita, playboy?Yes, and dia bad boy. Tapi.... menurut siswi-siswi di sekolahan bad boy nya itu yang semakin menjadi daya tarik Taeyong. Dan mungkin itu juga salah satu aku menyukainya, karena terpikat bad boy.

Ku tampilkan wajah memelas, "Tapikan tadi udah janji mau nganterin pulang, terus emang gak kesian aku udah nungguin setengah jam."

Taeyong memperlihatkan deretan giginya yang rapih, "Sorry, aku janji nanti malem aku kirim ke rumah coklat paling enak yang belum pernah kau rasakan."

Aku mengkerucutkan bibir tanpa menjawab apa-apa, lalu Taeyong mengusap-usap rambutku di akhiri dengan mengecup keningku. "Bye, hati-hati ok." Taeyong melambaikan tangannya padaku dan berlari meninggalkan ku yang masih mematung oleh perlakuan Taeyong yang seenaknya mencium keningku.


Sampainya di rumah ku lihat ibu dan ayah yang membawa koper besar.

"sayang, sudah pulang." Ibu memelukku dan lagi keningku dikecup.

"ibu sama ayah mau ke mana?"

"Sayang, ibu dan ayah ada bisnis di Inggris." Ucap ayahku.

Ku tanya pada kedua orang tuaku, lalu aku tinggal di sini sendirian? Keduanya serempak menggeleng.

"Rumah ini akan di renovasi, dengan begitu untuk sementara waktu tinggal di rumah keluarga Lee." Ucap ibu panjang lebar.

Aku menganggu mengerti, berartikan aku akan serumah dengan Taeyong, yang artinya ada peluang untuk membuat Taeyong terpikat. Kanku keluarkan aura pemikatku. Aye...



Setelahnya aku di pindahkan ke rumah keluaraga Lee Taeyong, diantar oleh supir pribadi ayah. Sedangkan koperku sudah terlebih dahulu diantarkan tadi siang ke rumah keluarga Lee.

Di sini ibu Lee Taeyong menyambutku dengan sangat baik.
"Tante seneng banget Jisoo bisa tinggal di sini."

Aku cukup kesulitan bernapas saat tante Hyeri memeluku dengan cukup erat.

"Istriku kasihan Jisoo sepertinya kesuliatan bernapas." Teriak om Lee, yang tak lain adalah kepala keluarga di rumah ini.

"Ya ampun sayang maaf ya." Tante Hyeri mengusap-usap rambutku dengan sayang. Padahal aku sering main ke ruma keluaraga Lee. Namun beda dengan tante Hyeri yang tak lain adalah ibunya Taeyong, mungkin karena keluarga Lee tidak mempunyai anak perempuan. Si tante seneng sekali kalau aku sudah berada di sekitar keluarga Lee.

Dan sempat tante Hyeri berbicar, mening kamu sama Taeyong pacaran. Aku sih mau, tapi Taeyongnya enggak.

Ku naikki tangga lantai dua rumah keluarga Lee, yap...aku mendapatkan kamar di lantai dua. Ku buka handle pintu. Dan satu kata wah...kamar yang ku tahu kamar tamu ini dirubah sedemikian rupa menjadi kamar anak perempuan. Aku merasa di special kan tinggal disini.

Karena lelah kurebahkan tubuhku di atas kasur, memejamkan mata. Memikirkan rasanya aku ingin jujur tetang perasaan ini. Cinta yang sudah ku pendam ke pada sahabatku selama 8 tahun. Ternyata cinta sepihak itu menyakitkan.

Bruk... Taeyong langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.
"Ah, untuk aku gak kerumah. Jadi kita serumah nih."

ku buka matanku dan berbalik menghadap Taeyong, "Heem,..." gumangku entah kenapa, hari ini aku kurang semangat. Apa karena mendengar Taeyong dan Wendy jalan berdua.

"Dengan begitu, kau bisa bantu buat aku lebih cepat jadian sama Wendy." Antusias Taeyong.

"Ok." Ku berikan senyuman palsu ini.
Dan deg, hatiku kembali bergetar saat Taeyong memelukku dengan erat. Walauku tahu pelukan ini hanaya ucapan terimakasih. Pelukan sahabat.

"Ternyata ini yang dinamakan sakit tapi tak berdarah"


Ayewwwww semoga suka Taesoo
Jadi nanti part2 selanjutnya akan lebih asik dan panjang bye...💕

kalau banyak yang suka atau penasaran sama kelanjutan cerita ini aku up secepat kilat....




Friend or Boyfriend [JisooxTaeyong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang