•Tiga•

36 7 1
                                    

#Lano pov

Cahaya matahari sedikit masuk dari celah celah jendela apartemennya. Seorang pria masih asyik tidur dibawah naungan selimut tebalnya, hingga sesuatu yang berdering memekakkan telinga berbunyi begitu nyaring disebelahnya.

"Anjing. Berisik banget nih jam."Lano menggerutu seraya mengambil sesuatu diatas nakas.

Seakan tersadar dari alam bangunnya ia beranjak dengan terburu buru karena jam sudah mulai menunjukkan pukul 06:30. Pria itu menyambar handuk dan dengan segera memasuki kamar mandi.

Tak berapa lama kemudian setelah selesai, ia mengambil parfum dan menyemprotkan ketubuhnya seraya berjalan kearah kaca. "Ck ck ck.. Emang kalau udah dari orok ganteng tanpa sisiran ganteng juga yak" Lano bergumam seraya menyisir rambutnya menggunakan celah celah jarinya, "gila juga ya orangtua gue buat Gue, sampai jadi ganteng gini. Butuh berapa goyangan tuh."lanjutnya seraya berfikir.

----------------------

Mobil yang dinaikki Lano kini sudah memasuki sekolah Sma Bangsa. Saat ia hendak memarkirkan mobilnya tak sengaja matanya melihat gadis cupu yang sedang berdiri mematung.

"Mau mati kali nih anak? Gak mau minggir gitu? Udah tahu mobil orang kaya mau markir. Masih aja disini."

Tin! tin!!

Lano membunyikan klakson mobilnya. Pria itu membuka sedikit kaca mobilnya, "Woy! minggir lo. Mau cari mati lo hah?!"

Gadis cupu itu tersentak dari lamunannya. Tak berapa lama kemudian dia menggeserkan sedikit sepeda reoknya membiarkan mobil Lano terparkir.

Lano keluar dari mobilnya dengan bersamaan sorakkan perempuan memenuhi parkiran. Ia melihat kearah gadis cupu itu yang diam mematung memandanginya seakan sedang mengintrogasi.

"Ngapain lo ngeliat liat gue? Gue tahu kok gue ganteng! tapi sorry aja ya.. gue gak suka kalau cewek cupu kayal lo naksir sama gue."ucap Lano seraya menyisir jambulnya kebelakang.

Lano melihat gadis itu mengeluarkan buku dari dalam tasnya. Gadis cupu yang dikenal baik dengan nama---Resya Revana itu, menyodorkan buku kehadapannya, "Ini buku kamu udah aku kerjain kok."Resya berlalu pergi begitu saja.

Aneh! Ucap Lano dalam hati karena tak melihat reaksi gadis itu ketika melihatnya. Tak seperti perempuan pada umumnya.

"Woy!" seseorang menepuk bahu Lano sehingga sang empunya berbalik.

"Lho? Sejak kapan lo berdua dibelakang gue?"tanya Lano heran kala melihat kedua sahabatnya yang sudah berdiri manis dibelakangnya.

"Sejak lo ngatain diri lo Ganteng ke siCupu. Padahal siCupu juga tahu gue yang paling ganteng dari kalian berdua!"ucap Dino dengan pede-nya.

"Bangun woy bangun! Jangan mimpi mulu."sarkas Adrian.

"Lo kalo baru putus jangan makan micin deh. Ntar otak lo makin geser lagi, sampai gak mau ngakuin gue ganteng."

"Brisik lo berdua."Lano pergi meninggalkan keduanya yang mulai beradu mulut itu.

"Tungguin gue nyet."Adrian pergi meninggalkan Dino untuk mengejar Lano.

"Tungguin napa sayang sayangku."Dino berlari mengejar keduanya sembari memberikan kecupan jauh ke para siswi yang berteriak histeris.

----------

"Mungkinkah kita kan selalu bersama..
Walau terbentang jarak antara kita...
Biarkan kupeluk erat bayangmu untuk melepaskan semua kerinduanku..."Adrian bernyanyi begitu nyaring disepanjang koridor yang mereka lewati.

Plak!

Dino menggeplak kepala Adrian kencang. Ia heran dengan sahabatnya itu. Sudah tahu suaranya jelek masih saja bernyanyi.

"Mending lo diem Rian. Sumpah pusing gue denger suara aneh lo."Adrian mentap garang Dino yang menggeplak kepalnya.

"Mampus! Cabean kurang goyang dateng."Dino menepuk pelan keningnya saat matanya tak sengaja melihat Kakak kelas mereka---Melody dan kedua dayangnya yang berjalan mendekat kearah mereka.

"Mampus gue."Lano memutar balik tubuhnya seraya menarik tangan kedua sahabatnya menjauh dari Melody.

Entah memang lagi nasib buruk Lano, tangan pria itu ditahan seseorang.

"Yank. Mau kemana?"ucap seorang gadis dengan nada yang dimanja manjakan.

"Idih.. Jijik gue denger omongan lo!"Adrian mentap remeh Melody beserta kedua temannya.

"Gue gak ngomong sama lo ya.. Mending lo diem."Melody menatap tajam Adrian.

"Lepas!"Lano mengempaskan tangan Melody dari pergelngan tangannya.

"Kok kamu gitu sih?"ucap Melody tak terima.

"Woy! Lo harusnya sadar lo bukan siapa siapanya Lano. Nggak seharusnya lo bersikap seakan akan lo itu pacarnya dia."Sahut Dino.

"Oke."Melody kembali meraih tangan Lano menyatukan sela jari jari tangannya dengan jari jari tangan Lano.

Dino menyerngit heran.

"Ngapain lo?"ucap Lano dingin seraya hendak melepaskan genggaman tangannya.

"Jangan dilepas gue mohon."acap Melody dengan kepala menunduk.

"Lano Renandra?"Lano menatap heran Melody yang tengah berkata dengan begitu lembut tanpa ada nada kegenitan didalamnya. "gue tahu gue gak pantes buat lo. Gue juga udah berusaha mengahapus rasa cinta gue ke lo. Tapi, semua itu sia sia.. Lano, lo mau nggak jadi pacar gue?"Lanjutnya dengan menatap Lano begitu dalam berharap Lano mau menerima cintanya.

Lano mengempaskan tangan Melody, "Dasar perempuan murahan lo!"ucap Lano dingin seraya pergi berlalu begitu saja. Untung koridor yang mereka lewati sepi jadi tidak ada yang menyaksikan drama korea itu.

"Banyakin makan micin biar otak lo kembali kayak semula."skartis Dino dibarengi dengan pecahnya tawa mereka bertiga.

Melody menatap punggung Lano yang menjauh. "Gue bakalan buat lo cinta sama gue. Liat aja ntar."ujar Melody dengan senyum remehnya. "Cabut guys."

---------------

HAI HAI SEMUA...

JANGAN LUPA VOMENT

MAAF YAK KALAU BANYAK TYPO SAYA MASIH AMTIR. HEHE...

TOLONG YA KALAU KETEMU TYPO KASIH TAHU DIPAPAN KOMENTAR...

MAKSIH YANG UDAH VOMENT❤

Resya's little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang