Kantin adalah salah satu tempat paling ampuh membuat para siawa tergoda memasukinya, bukan karena apa, bila penjualan kantin memasak makanan pasti aromanya sanggup mengunggah selera apalagi bila kelas kita berdekatan dengan kantin sudah bisa dipastikan betapa susahnya memahami pelajaran bila hidung mencium aroma masakan.Resya menggerutu kesal kala memasuki kantin yang padat akan siswa-siswa, apalagi diujung tepat dipojok Lano dan beberapa temannya yang tidak begitu dikenal Resya tengah asik bercengkrama ditemani rokok-rokok yang mereka hisap.
"Vanya, balik yuk," Resya menoleh penuh permintaan kesahabatnya.
"Tanggung banget loh, Re, kita udah dikantin nih." Resya menurunkan bahunya lesu saat permintaannya tak terpenuhi.
"Mir,"Resya mencolek bahu Mira yang tengah asik menatap sekeliling untuk mencari tempat duduk mereka.
"Apa sih, Re?" kata Mira memalingkan arah pandangan matanya.
"Balik kekelas yuk, Mir," Resya menatap penuh harap Mira. Semoga saja sahabatnya ini mau balik kekelas.
"Tanggung kali, Re," Mira langsung menarik tangan Resya dan Vanya kala ia sudah menemukan tempat duduk yang kosong.
"Nih, kalian duduk dulu ya disini. Biar gue aja yang pesenin," Mira beranjak dari tempat duduknya.
"Kayak biasa ya, Mir," Mira mengangguk mengerti.
"Kenapa sih, Re minta balik kekelas tadi?" tanya Vanya membuka suara.
Resya menunduk sembari memainkan jari-jarinya. Kalau dia bilang takut Lano kembali membullynya pasti Vanya marah, karena bagaimana pun Vanya sangat membenci Lano. Apalagi kalau Vanya tahu bahwa dia takut bila dibully pasti gadis itu akan marah.
Resya mengangkat wajahnya seraya tersenyum, "Nggak. Tadi aku lagi malas aja kekantin."
"Yakin? bukan takut dibully kan?"Resya menggeleng menjawab pertanyaan Vanya.
"Makanan dateng," Mira meletakkan makanan diatas meja.
.
.Dipojok kantin, Lano dan teman-temannya asik bercengkrama ditemani rokok yang mereka hisap. Jangan tanya mengapa mereka cukup berani merokok dikawasan sekolah apalagi dikantin tempat berlalu lalangnya dan tempat mengantrinya orang-orang yang tengah kelaparan, bahkan guru-guru yang sesekali berlewatan dan melihat mereka merokok tidak begitu berani melarangnya apalagi bila mereka melihat Lano yang ikutan merokok bersama teman-temannya, bisa-bisa besoknya guru yang berani menegur mereka sudah bisa dipastikan tidak akan lagi mengajar disekolah itu alias dipecat!. Mau tahu satu hal? Lano Renandra adalah anak tunggal dari sepasang pengusaha kayaraya dan sekolah yang sekarang ia jadikan tempat menuntut ilmu itu punya orang tuanya. So? ada yang berani menegurnya?
Lano menghembuskan asap rokoknya sembari bermain ponsel, pria itu tidak berkeinginan ikut campur dalam pembahasan teman-temannya yang menurutnya tidak berfaedah. Oh, ayolah siapa juga yang mau mendengar cerita membosankan tentang Cinta? kadang Lano heran melihat teman-temannya, mereka sudah tahu sakitnya bila diputusin atau dihianatin sama pacar sakitnya kayak apa, lain lagi bila mereka susah muffon? oh ayolah, cinta monyet seharusnya tak perlu kan dipercayai?
"Rian Rian," Dino menepuk bahu Adrian cukup keras sehingga membuat sang empunya meringis kecil.
"Apaan Kucing?" Dino melayangkan tatapan tajamnya sembari mengelus-ngelus bahunya.
"Hehe, peach bro peach,"Dino nyengir ditempat, "Itu tuh si Resya lagi sama Vanya, samperin gih."
"Ogah!"
"Lo pada ngomingin apa sih?" Galang ikutan nimbrung.
"Itu loh Gal, gue tadi abis nyaranin sama Adrian kalau susah muffon pacarin aja siCupu," kata Dino.
"Cupu?" tanya Risky sembari membuang rokoknya kelantai dan menginjaknya.
"Maksud lo, Resya yang suka dibully sama Lano?" Dino mengangguk mengiyakan ucapan Risky.
"Ngakak 4G anjirr," Risky ketawa menepuk-nepuk meja kantin hingga membuat sebagian siswa yang berada dikantin menatap kearah mereka.
"Ngapa lo ketawa kek orang gila? obat lo habis?"
"Lo gak tahu Din, ngapa nih bocah ketawa kek orang kagak waras?" Gino merangkul bahu Dino sesekali menepuk-nepuk bahunya.
"Paan sih, gaje lo semua gitu aja ketawa. Belom lagi Adrian sama Resya jadian," Dino melepas rangkulan Gino.
"Lo pada ngapain bawa-bawa siCupu?" Lano mengalihkan tatapannya dari ponsel, membuang rokok yang dihisapnya.
"Ini nih Lang, Dino nyuruh gue buat pedekatean sama Resya. Ya, gue ogahlah! lo tahu sendiri kan sicupu bukan type gue? cupu, jelek lagi," kata Adrian menjelek-jelekkan Resya.
"Yakin lo? padahal ya kalau dilihat-lihat Resya manis loh,"Galang menaik turunkan alis matanya menggoda Adrian.
"Jelek gitu! lo buta kali ya," sanggah Risky tak terima dengan ucapan Galang yang mengatakan Resya manis.
"Lah? gue kan ngomongnya kenyataan!"
"Terus kalau siCupu manis, mau lo jadiin pacar gitu?" tanya Lano dingin. Ntah kenapa cowok itu tidak suka bila ada yang memuji-muji Resya.
Ucapan yang mengalir begitu saja dari mulut Lano sanggup membuat teman-temannya tercengang ditempat.
Sejak kapan cowok itu ikut campur bila mereka membahas tentang cewek?
••••
Sorry buat typo🙏 belum aku revisi.
Sorry juga kalau gaje🙏Jangan lupa buat vote dan komen ya..
Makasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Resya's little Secret
Ficção Adolescente"Hidup itu ada dua pilihan, berjuang atau selesai!"-Resya ~^~^~^ ⚠warning pertama, hati hati sama ceritanya rada gaje😅 ⚠warning kedua, cerita ini hanya hayalan semata dan untuk bersenang-senang😂 Maaf untuk typo yang ada😅😊