Now playing :
tanpa tergesa - Juicy luicy
Warning ! Baper...🤗
.
.
.Shila with Arsya
Atau
Shila with Rifly"Dia siapa Shil?" Tanya Syahrul bersidekap. Gadis itu tak menjawab. Detak jantungnya memacu cepat,mencoba mengatur nafas. Rifly yang berbicara dengan laki - laki itu,menjauh.
Hanya punggung mereka yang nampak sejak 15 menit lalu. Tak ada perseteruan sengit diantara keduanya. Yang nampak hanyalah sebuah perbincangan tanpa suara. "Slow aja Shil... gue tau Rifly kok... gak bakal dia buat kekacauan disini. Setidaknya sampai lo jelasin siapa dia!"
Shila menghela nafas pelan,matanya melirik sekilas tubuh Syahrul. Ia memilih bungkam hingga terduduk disisi luar toko. Syahrul mengikutinya hingga ikut terduduk. "Hmm,dia bukan siapa - siapa aku ka!. Dia cuma guru privatku dulu." Jelasnya.
Syahrul hanya manggut - manggut seakan mengerti. "Kalau gitu... lo tinggal jelasin aja'kan?so simple right?"
"Iya... niatnya nanti mau jelasin. Keburu liat duluan." Lirih gadis itu,yang tak henti menatap lelaki itu.
Syahrul menepuk pelan bahu gadis itu,menyemangati. Shila hanya tersenyum, samar. Terdiam dalam keheningan. Hingga semenit kemudian dua laki - laki itu balik menghampiri mereka. "Kak?" Sergah Shila.
Rifly tersenyum,mengelus pelan rambut gadis itu. "Gak apa - apa... Arsya jelasin semuanya."
Arsya tersenyum mengangguk,menahan gejolak api cemburu yang terbenam. "Kamu tidak usah khawatir Shila..."
Gadis itu menyentuh dadanya,lega. Tak ada kata yang kiranya harus ia ucapkan,sekedar bertanya perihal penjelasan Arsya pada Rifly. Enggan memperumit masalah,ia memilih mengangguk tersenyum.
"Kamu pulang bareng Arsya ya?, aku harus bareng Syahrul soalnya." Ujar Rifly seraya menunjuk Syahrul. Syahrul hanya terkekeh menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Ia... gak apa - apa'kan?" Timpal Syahrul seraya menyatukan kedua tangan didada. Memohon.
Shila mengangguk,memahami. Ia menoleh menatap Arsya. "Kita ambil buku kamu?" Tanya Arsya. Shila mengangguk, "aku kedalem ya kak?"
Rifly mengangguk,walau hati rasa enggan setuju. Namun,ia hanya berpegang pada rasa percayanya.
Arsya juga Shila kembali menuju toko buku,sedangkan Rifly juga Syahrul kembali kedalam babershop.
"Saya kira dia akan... pukul saya!" Ujar Arsya seraya memberi beberapa selembaran uang kepada kasir toko buku tersebut. Sebelah alis gadis itu terangkat,"bukan cuma kakak yang berpikir begitu...aku juga."
"Terimakasih..." ujar Arsya menerima paperbag yang terisi penuh oleh buku - buku Shila juga dirinya. "...ya,setidaknya wajah saya gak babak belur lagi oleh fans - fans kamu seperti kemarin." Tambah lelaki itu,terkekeh.
Shila meninju bahu Arsya pelan. "Sekarang kita kemana?" Tanya Shila. "Hmm,kamu maunya kemana?"
"Oh iya?,kok dapet kupon gratis tapi bayar?" Tanya Shila.
"Iya,gratis untuk 2 buku apa saja. Kalau lebih harus bayar sisanya."
"Oh gitu..." Shila hanya manggut - manggut. "Jadi kamu maunya kemana?" Tanya Arsya kembali.
Gadis itu menyeringai,seram. Nampaknya otak jahil itu kembali mode ON. Tanpa jawaban,ia menarik cepat tangan Arsya agar menuju mobilnya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
My class brother the idol of the heart
Teen FictionWARNING : PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !!! Hanya cerita abal-abal. . . . . Check it out 👇 👇 👇