CHAPTER 25

7 1 0
                                    

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Ari,Shila menyetujui permintaan Rifly dan Syahrul. Sekedar pelepas penat disaat tugas sekolah menumpuk.

Mereka tidak hanya berangkat berempat,
Sesuai permintaan Ari,ia mengajak Rohman,Arif,Dika,Linda,Sri,Nurul,Andriansyah,Sopian dan Ririn. Kali ini mereka akan camping di hutan Andalusia yang mana banyak dijadikan wisata alam. Mereka akan dipandu oleh para ranger untuk kesana.

"Rohman?bawa tuh barang-barang dibelakang,gue capek ah!"

Pria yang merasa dipanggil itu melempar botol air mineral tepat ke kepala Arif yang baru saja keluar dari bus mini yang mereka gunakan. Satu bus ini kira-kira cukup hingga duapuluh orang. Jumlah mereka hanya tigabelas dan sisa bangku mereka gunakan untuk menaruh peralatan camping lain seperti tenda,patok,peralatan memasak bahkan bahan makanan yang jumlahnya bukan main.

"Aww...sakit Man!"

"Ihh,jangan buang sampah sembarangan dong. Inikan tempat baru!nanti diomelin penunggu disini loh...takut ah." ujar Nurul seraya bersembunyi di balik tubuh Andriansyah-kekasihnya. "Husss,sembarangan kalo ngomong!" Teriak Arif yang jelas-jelas penakut.

"Tau nih,nanti kalau ada beneran biar aja  ka Rohman yang dihantuin!" Timpal Linda.

"Bener tuh..." ujar Ririn.

"Udah-udah kita kesini mau refreshing bukan nyari ribut."  Sanggah Syahrul pelan. "Tumben lo bener?" Celetuk Rifly yang membuat Syahrul merengut.

"Elah iya-iya,gini doang panjang!" Oceh Rohman mengambil botol lalu membuangnya ke tempat sampah. Mereka semua sampai sekitar lima menit lalu,dengan perjalanan memakan waktu satu setengah jam.

"Permisi adik-adik?" Suara berat seseorang membuat mereka menoleh cepat. "Eh,ia kak. Maaf kak kita berisik!" Jelas Ari dibalas anggukan oleh temannya yang lain. "Tidak apa-apa,perkenalkan saya salah satu ranger disini yang akan mengantarkan kalian ke dalam hutan lebih tepatnya spot camping. Boleh saya catat data diri termasuk alamat rumah?bilamana terjadi yang tidak diinginkan didalam nanti kami bisa meminta bantuan. Tapi,ya mudah-mudah semua baik-baik saja!"

"Boleh kak,ya mudah-mudahan semua lancar dan baik-baik saja." Ujar Ari lagi. Akhirnya ranger itu meminta mereka masuk kedalam rumah berdindingkan kayu yang dipoles cat bening mengkilap.

Satu-persatu mereka menuliskan data diri berikut alamat. "Mas,kira-kira disini banyak binatang buas gak ya?" Tanya Dika pelan. Semua mata menoleh melirik sang pemilik suara,"bisa gak sih nanyanya jangan yang aneh-aneh!" Seru Ririn kesal.

"Bukan aneh-aneh,lebih baik kita tau dari awalkan?dari pada udah masuk ke dalem hutan terus ketemu macan atau sejenisnya!" Jelas Dika. "Oh soal itu,saya rasa tidak ada. Karena semenjak saya dan yang lain bekerja disini,kami belum pernah melihat hewan buas!" Jelas salah satu ranger.

"Alhamdulilah jangan sampe deh!"

"Soundsystem dibawakan Man?,jangan lupa lo." Tanya Syahrul.

"Buat apaan?" Tanya Shila heran. "Iye bawel, gue bawa ada di bagasi,buat dijual neng!-" dahi gadis itu berkerut. "-ya kagaklah,buat karaoke kita!" Sambungnya.

"Karaoke?lo stress ya Man?" Sahut Sopian.

"Enak aja lo!!!"

"Kita mau karaoke ditengah hutan?,mau lo colok kemana tuh kabel?hah?!" Tanya Sri kesal. "Di idung pesek lo!!!,puas?"

"Udah-udah ngapa jadi ribut si,ini kita kapan jalannya kalo pada ribut gini?"  Tanya Nurul geram,Andriansyah terkekeh melihat pacarnya marah.
"Sabar yang..." rayu Andri seraya mengelus bahu Nurul.

"Lagian gini ya,itu soundsystem gue bawa yang dicas.jadi gak perlu kabel lagi.  Dan sekalian bisa buat power bank kita!" Jelas Syahrul menengahi.

Akhirnya yang lain lebih memilih manggut-manggut mengerti. "Saya rasa perlengkapan kalian cukup memadai,kalian tunggu sebentar saya akan koordinasi dengan ketua rangers. "

"Ia kak terimakasih!"

                              *****

Beberapa jam berlalu dan mereka telah memasuki kawasan hutan dengan ditemani para rangers. Para wanita membawa tas-tas yang kiranya ringan untuk dibawa,sedangkan para pria sebaliknya.

Suara burung sahut-menyahut dalam keheningan hutan,sesekali orang hutan berteriak seakan menyambut hadirnya mereka. "Kak biasanya kalo dihutankan ada buah-buahan gitu ya,yang jarang ditemuin di swalayan atau semacamnya. Disini ada gak buah langka tapi bisa dimakan!?" Tanya Ririn pada seorang ranger wanita.

"Ada dek,sebentar lagi kita akan melewati tempat dimana buah langka itu."

"Wah asik,gue juga mau coba ah!" Cetus Arif senang.

Akhirnya mereka semua berjalan menelusuri jalan setapak hutan yang basah karena terkena guyuran hujan. Bau tanah humus menyeruak membuat siapapun menciumnya merasa sejuk.

Selain itu tantangan lain yang harus mereka lalui yaitu melewati aliran sungai jernih dengan bebatuan cadas dimana-mana.

"Aliran air ini berasal dari pegunungan diatas sana,jika kalian melakukan perjalanan keatas sana kalian akan menemukan air terjun yang mengalir hingga kebawah dan jadilah sungai ini!"

Mereka semua mengangguk mengerti,sesaat kemudian mereka menemukan buah-buahan di balik semak- semak berduri. Buah itu berwarna merah,bentuknya pun mirip dengan stroberi hanya saja jauh lebih kecil.

Salah satu ranger mengambil golok dan mengayunkannya mengenai semak-semak berduri,"mundur sedikit..." ujar Ranger lain.

Mereka memundurkan diri,memberi sedikit ruang pada pria yang mengangkat benda tajam tadi. Selang beberapa menit,semak-semak berduri itu lenyap dan menyisakan buah-buahan segar-sebelumnya tertutupi semak berduri. Satu persatu buah itu di raihnya,di kumpulkan pada daun aren yang di rajut dengan tali tanaman menjalar berwarna cokelat tua membentuk sebuah wadah mangkuk besar.

"Ini gak beracunkan ya?"

"Kalian tenang saja,kandungannya tidak ada racun sama sekali."

Satu persatu mencoba buah itu,"kaya buah strobery seger-seger gimana gitu..." ujar Syahrul dibalas anggukan yang lain.

"Aku mau lagi dong!" Ujar Shila dan dengan gerak cepat Ari juga Rifly menyodorkan buah itu bersamaan. Demi menghindari pertikaian dari keduanya gadis itu meraih milik Nurul yang membelakanginya. "Minta Rul,keknya punya kamu enak..." lirikan Shila kepada Nurul membuatnya faham.

"Iya Shil,enak tau cobain nih..."

"Hehe manis ya..." berusaha mencairkan suasana.

"Mari kita lanjutakan perjalanan,langit mulai mendung kasihan kalau kalian kehujanan sebelum membuat tenda."

"Baik kak..."

Perjalanan kembali dilakukan dan rintik gerimis mulai datang. Semua bersiap membuat tenda ketika mereka sampai.

"Patok mana patok,... woy! Et dah. Jangan ampe gue acak-acak tas lu pada dah." Oceh Rohman seraya mengurai tumpukan tas dan barang-barang.

"Cari pake mata makanya Man jangan pake mulut!" Balas Andriansyah.

"Gue dari tadi udah nyari pake mata,tapi gak ada makanya make mulut."

"Nih,dasar bawel. Berisik tau mulut lo kak!" Ujar Linda.

Semua dengan gerak cepat membuat tenda dan para wanita membuat makanan disaung khusus memasak.

*****

Holaaaa😍
Baru update nih... jangan lupa vote and comment

Big love❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My class brother the idol of the heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang