Hujan turun dengan lebatnya,ribuan tetes airnya jatuh menyentuh kaki langit. Hiruk pikuk orang-orang kini terpaksa terhenti,berlarian mencari tempat berteduh. Beberapa kendaraan memilih berhenti dan mengenakan jas hujan.
Sebagian lagi berharap hujan lekas reda. Sama hal-nya dengan seorang pria yang tertegun menatap sekitar. Ia pun berharap agar lukanya lekas menghilang.
Kejadian beberapa jam lalu membuat otaknya cukup bekerja keras. "Fly?" Panggilan itu diabaikan oleh pria itu.
Hingga tepukan dibahunya membuat pria itu menoleh,"apa?". Syahrul terlihat menghela napas pelan,"Cinta tuh layaknya hujan bro!,rasanya sakit karena sering jatuh. Tapi terasa bahagia lagi ketika hujan reda ada pelangi disana..." jelas sahabat pria itu seraya meniru gaya penyair-penyair handal ketika bersyair.
Tangan Rifly terangkat dan menoyor kepala Syahrul pelan. "Sotoy lo...".
"Yee dikasih tau juga!"
Rifly terlihat berpikir sejenak,"ia juga sih,...eh?menurut lo nih!?..." pria itu membenarkan posisinya menghadap Syahrul. "...menurut lo ya?gue tembak dia sekarang atau nanti?!" Lanjut Rifly.
Sahabatnya terlihat begitu terkejut,"coy,coy...jan ngaco lo. Lo kalau galau boleh,tapi jangan main tembak-tembak anak orang begitu...yang ada masuk penjara kita!"
Lagi - lagi pukulan melayang ke kepala Syahrul,"siapa yang mau nembak pake pistol hah? Maksud gue menyatakan cinta...Muhammad Syahrul Agiandra!"
Syahrul hanya terkekeh seraya manggut - manggut. "Emang lo siap?" Pertanyaan itu hanya dibalas anggukan Rifly.
"Hmm,kalau gitu...lo harus ikutin cara jitu playboy cap kakap ala gue!" Ucap Syahrul menyeringai seram. Rifly bergidik ngeri melihatnya.
"Ya udah bahasnya dirumah gue aja,ujannya juga lumayan reda tuh!" Timpal Rifly ngeluyur pergi.
*****
Sesampainya dirumah,Syahrul berniat menginap untuk membahas misi rahasia ini. Selesai membersihkan diri dan makan malam, mereka berdua berniat membahasnya dikamar.
Keduanya mengunci rapat kamar Rifly,bahkan Syahrul mematikan lampu kamar dan hanya menyalakan lampu belajar. "Gelap oi!" Gerutu Rifly cepat. Syahrul hanya mengangkat satu jari telunjuk dibibir "syuttt,ini sangat rahasia man. Jadi biar lebih mendalami gak apa-apalah gelap dikit!"
Rifly hanya berdeham,walau sebenarnya sedikit menolak. Syahrul membuka sebuah stiky note dan menulis sesuatu. "Ini dia rencana awalnya..."
"Apa?" Tanya Rifly malas.
"Jadi,rencana awal kita adalah...
PDKT dulu. Besok,ketika lo masuk sekolah. Gue bakal siapin setangkai bunga mawar merah merekah cetar membahana membahenol badai halilintar..." ucapan Syahrul terhenti karena Rifly. "Stop,lo kayaknya fans fanatiknya Syahroni ya?tau banget jargon-jargon wownya itu!" Ujar Rifly datar.Sahabatnya itu hanya terkekeh pelan,"ya mangap!,eh maaf. Lanjut ya...
Ketika gue siapin itu,gue bakal tulis nama lo dan sedikit puisi-puisi cinta disecarik kertas." Lanjutnya."Jangan nama gue lah,mendingan inisial aja. Seenggaknya gue mau lihat si Shila peka banget atau gak?" Timpal Rifly.
"Oke!,selanjutnya gue akan taro bunga itu di bangkunya."
"Sumpah ya rencana butut lo ini tuh meanstream banget. Jadi,selain penggemar Syahroni lo juga pecinta sinetron alay?hah!?" Tanya Rifly.
"Emang kenapa?sinetron Indonesia itu paling keren cuy,lo bayangin...lo ketemu tukang sedot WC aja bisa jatuh cinta. Secepat sedotannya... Kerenkan?" Jelas Syahrul panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My class brother the idol of the heart
Подростковая литератураWARNING : PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !!! Hanya cerita abal-abal. . . . . Check it out 👇 👇 👇