BTL Part 1

74 11 0
                                    

---Anin POV---
    **********
-----------------------------------------------------------
‌     Plak......

     Prang.......

‌      Arrghhhh.....

     Bukk.......

     "Istri tak tau diri!?!"

     Setiap hari rumahku selalu saja diisi oleh teriakan kemarahan,raungan rasa sakit dari pukulan ayah pada ibu.Bahkan,tamparan dan pukulan seringkali ayah lakukan pada ibu.

     Disini aku hanya bisa diam sambil menutup kedua telingaku,aku takut!aku sangat ketakutan!rasanya aku ingin sekali menghampiri ibu dan memeluknya,tapi jika aku melakukan itu ayah takkan segan-segan memukulku.

     "Akan ku bunuh kau!?!"

     Kembali teiakkan ayah terdengar,tapi kata-kata itu sungguh membuat hatiku sakit,mengapa dia tega!,aku tidak bisa tinggal diam,segera aku bangkit dan berlari menghampiri mereka lalu memeluk ayah dari belakang.

     "Jangan ayah kumohon,aku menyayangi ibu!"mohonku.

    "Kenapa kau kemari,sudah ayah bilang jika ayah dan ibumu sedang bertengkar,kau tidak boleh ikut campur!?!kenapa kau melanggarnya?"ucapnya berbalik menampakkan mata tajam sambil meremas pundakku dengan keras dan itu membuatku kesakitan.

     "Ma...Maaf ayah,ak...aku hanya tidak mau kau berbicara seperti itu dan menyakiti hati ibu!" Ucapku tak berani menatap ayah.

     "Itu urusan ayah,kau tak perlu ikut campur,kau masih kecil Anin!?!"

    "Tapi kau menyakiti ibu!?!"balasku berteriak.

    "Kau berani padaku anak tak tau diri!?!" ucapnya sembari mendorong tubuhku hingga tersungkur ke arah sopa.

Tak tanggung-tanggung ia kembali terlihat akan melayangkan tangannya ke arahku,ku penjamkan mata bersiap untuk 
menerima tamparan tersebut.Tapi......tak kurasakan pergerakan apapun,kuberanikan membuka mata,dan yang pertama kulihat adalah ibu yang tengah memegang tangan ayah.

     "Kumohon jangan sakiti Anin dia masih kecil,dia anak kita satu-satunya,apa kau akan tega menamparnya?"ucap wanita bermata teduh itu yang tak lain adalah ibuku.

     Kulihat ayah merenung,tetapi sesaat kemudian ia menghempaskan tangan ibu dan berlalu pergi tanpa sepatah katapun.

     Aku hanya bisa memandang punggung ayah dengan perasaan sedih sampai ia hilang dari pandanganku.Teringat kala ia memberiku pelukan hangat,usapan lembut ketika aku akan tidur dan masih banyak kenangan ketika ia masih sama seperti dulu.

     Aku merindukannya......

Lamunanku buyar ketika ku rasakan ada seseorang yang memelukku dengan erat,pelukannya sangat hangat ku rasakan,pelukan penghilang rasa sakit."Kau tidak papa nak?"tanyanya.

     "tidak bu,aku tidak papa!seharusnya aku yang bertanya padamu.Tubuhmu penuh sekali dengan luka,!?!"Jawabku lirih.

     "Ibu tidak papa!yang terpenting adalah dirimu,ibu tidak akan membiarkan orang lain menyakitimu.Bahkan ayah sekalipun!?!"Tegasnya sambil memelukku dengan erat.

     "Aku sangat menyayangimu bu,kenapa ibu tidak berpisah saja dengan ayah!Aku tidak bisa terus-terusan melihatmu diperlakukan seperti ini!"Tanyaku
  " Jangan bicara seperti itu nak,ibu takkan bisa berpisah dengan ayah.Bagaimanapun dia,dia tetap ayahmu.Dia sangat menyayangi kita,mungkin tadi dia sedang capek!"ucapnya lembut sambil mengusap punggungku lembut.

     "Sekarang kamu ke kamar ya!besok kan sekolah!"ucapnya sambil tersenyum lembut.

Aku hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan ibu,merebahkan diri di kasur melupakan sejenak permasalahan keluargaku.Tak lama kemudian aku pun terlelap.

👈👉👈👉👈👉👈👉

      Disisi lain Sarah tengah berbicara dengan Haris,ia berusaha untuk tidak menangis.

      "Apa selama ini aku tidak becus mengurusmu sehingga kau mencari orang lain untuk melakukannya!"ucapnya dengan gemetar berusaha tangis.

     "Maafkan aku,aku khilaf.Aku tidak tau harus seperti apa,awalnya aku hanya main-main tapi sekarang dia sedang mengandung anakku.orang tuanya memintaku untuk bertanggung jawab.Tapi kumohon jangan tinggalkan aku hanya untuk 9 bulan saja.Dan soal tadi aku minta maaf,aku benar-benar kalap!?!"jawabnya.

"Maaf mas,tapi kurasa sebaiknya kita berpisah!"ucap Sarah dengan bergetar,lalu membaringkan tubuhnya,meninggalkan Haris yang sedang menahan emosi karna ucapan istrinya barusan.Ia tak menjawab bukan berarti akan dengan begitu saja mau berpisah dengan istrinya,tapi ia tidak tega dengan istrinya yang sudah terkena amarahnya.

      Haris segera merebahkan tubuhnya di belakang sang istri yang sepertinya hanya  pura-pura tertidur,ia memeluk erat tubuh istrinya dari belakang.

-----------------------------------------------------------

Ceritanya cuma 611 kata,maaf ya soalnya aku baru beradaptasi sama papan keyboard-nya😂,Tapi.....insyaAllah kalau nanti udah terbiasa aku coba buat nambah kata perkata nya.

Jangan lupa Vote+Comment

ILY😍

Pepi Nurhadijah
30 Oktober 2018

Better Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang