---Anin POV---
*********❄️❄️❄️
Pagi harinya aku terbangun saat suara adzan terdengar.Aku segera bangkit dan menuju cermin,disana terlihat keadaanku yang sangat kacau.Mata sembab,hidung merah,dan jejak air mata yang sudah mengering.
Aaahhh.....!!daripada meratapi nasibku,lebih baik aku segera mandi,wudhu lalu sholat.
Beberapa menit kemudian aku keluar dari kamar mandi.Karena memang,aku bukan tipikal orang yang suka menghabiskan waktu dikamar mandi,menurutku itu hanya membuang-buang waktu saja.
Aku segera memakai mukena lalu shalat,baru saja pada rakaat pertama,aku sudah tak kuasa menahan air mataku.Teringat tangisan ibu,kemarahan ayah,yang beberapa waktu terakhir ini sering sekali ku dengar.Tiba saat sujud terakhir aku semakin terisak,aku ingin meluapkan kemarahan,kekesalan ini sampai aku merasa lega.Disitu aku berdoa untuk kebahagiaan ayah dan ibu,bila tidak dengan ayah ibu merasa bahagia,aku ikhlas.
Aku bangun dari sujudku dan menuntaskan kewajiban sebagai umat islam.Setelah shalat aku bergegas menyiapkan beberapa keperluan sekolah.Dimulai dari memakai seragam,menjadwal pelajaran dan memakai kerudung.
Ku lirik jam yang ada di tanganku ternyata sudah jam 05.30.Segera ku beranjak menuju dapur untuk membantu ibu menyiapkan makanan.Kulihat ia sedang menata makanan.
"Selamat pagi ibuku yang cantik!!"ucap ku memeluk ibu dari belakang.
"Maaf tidak membantu ibu memasak!"
"Selamat pagi juga putri ibu yang cantik,kok manja banget sih!"ia berbalik dan mencubit ujung hidungku dengan gemas.
"Ih kok gitu sih bu,gak papa kan cuma sekali-kali!"ucap ku kesal karna mendapat respon seperti itu dari ibu.
"Udah gak usah manyun gitu,sekarang bantuin ibu siapin sarapan!"
Aku membantu ibu sambil bercanda ria,seakan-akan tak pernah ada masalah.
Tanpa mereka sadari,dari kejauhan tampak seorang lelaki paruh baya yang sedang menatap mereka dengan rasa penyesalan,salah satu sudut hatinya menghangat tapi di sudut lain seperti ada segores penyesalan yang sangat dalam.
Sedang asyik-asyiknya bercanda bersama ibu tiba-tiba terdengar suara lembut yang sesaat kemudian bisa menjadi tegas.
"Wahhh.....anak ayah yang cantik,sedang membantu ibu nya ya!"
Aku yang mendengar itu pun langsung menyembunyikan badan di belakang tubuh ibu.Mungkin kalau sedang tidak ada masalah seperti ini aku akan senang ayah memujiku,tapi mengingat kemarahan ayah semalam,aku hanya membalas dengan tersenyum kaku.
Lelaki paruh baya itupun,hanya menatap anaknya dengan sendu,ia sangat menyesal, sungguh sangat menyesal.
"Aahhh..sudahlah ayo sarapan,nanti Anin kesiangan."ucap ibu.
Kami semua pun makan dalam keadaan hening,biasanya sarapan selalu dihiasi dengan cerita Anin tentang teman-temanya yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Sweet Love
SpiritualKehidupan seorang gadis broken home yang bernama Anin Devita Riani. Dengan segala kisah yang akan membuat iba orang yang mendengarnya. Dengan segala keluh kesah pilu mengenai kehidupannya. Tentang seorang ayah yang ia kira lebih menyayangi wanita...