PART 7

2.1K 95 0
                                    

Beberapa hari ini sulit sekali untuk menghubungi Ah reum, terkadang dia tidak menjawab telfon dari ku bahkan nomornya sekarang tidak aktif. Aku taku terjadi apa-apa pada Ah reum.

"Kamu kenapa sih kok gelisah begitu?."

"Gimana nggak gelisah Ma, aku hawatir sama Ah reum."

"Ada apa memangnya?."

"Pokoknya ceritanya panjang, kalau gitu aku mau kerumahnya aja."

Sesampai dirumah Ah reum kata pembantu dirumahnya dia lagi keluar katanya sih lagi ke taman. Aku segera menyusulnya ke taman, waktu aku mau ke taman aku bertemu Jimin, dia bersama J-hope oppa.

"Arrei."

"Nee Jim."

"Kau mau kemana?."

"Aku mau mencari Ah reum aku takut dia kenapa napa."

"Aku akan menemanimu."

"Tidak, jangan biar aku saja."

"Aku yang akan berbicara pada Ah reum."

"Heyy kalian ada apa sih?." sahut J-hope oppa.

"Hyung tolong jemput Eunbyul di sekolahnya, aki dan Arrei harus menyelesaikan masalah dulu."

"Nee, hati-hati Jim."

"Nee hyung kamsahamnida."

Akhirnya aku dan Jimin menemukan Ah reum sedang duduk di taman, dia terlihat kurang sehat matanya sembab, mungkin dia terus menangis.

"Ah reum-sii." panggil Jimin.

"Oppa."

"Kenapa kau disini?."

"Aku ingin membuang rasa sedihku."

"Ah reum mianhae." sahut ku dari belakang Jimin.

"Arrei, nado mianhae. Mungkin sikapku sangat egois sampai tidak ingin melihat idolaku bahagia dengan sahabatku, tapi aku sudah sadar mungkin inilah kebahagiaan idolaku. Benar yang dikatakan Army lainnya jika ini kebahagiaan Jimin oppa aku akan ikut bahagia, walaupun bahagia itu bukan bersamaku. Jika Army lainnya bisa menerima kenapa aku tidak? Aku pasti bisa kok, oh iya Arrei berbahagialah dengan Jimin oppa dia baik jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini dan untuk Jimin oppa, jaga sahabatku buatlah dia bahagia karena Jimin oppa sudah menjadikan mimpinya sebagai fangirl halu sudah terwujud." kata Ah reum.

"Ah reum-sii gomawo." aku memeluk Ah reum sangat erat.

"Arrei jaga dirimu baik-baik disini, mungkin tiga tahun kedepan kita tidak akan bertemu lagi."

"Kau mau kemana?."

"Aku akan pindah ke London untuk sementara waktu menyusul Eoma dan Appa."

"Kenapa mendadak sekalai?, apa ini semua karena aku?."

"Tidak, ini bukan karenamu ini adalah kemauanku."

"Tapi kita tetap bersahabat kan?."

"Nee, aku akan menjadi sahabatmu selamanya."

"Gomawo Ah reum."

* Ah Reum-

Semoga dengan keputusanku pindah ke London itu akan menghilangkan semua kesedihanku. Dan semoga aku bisa belajar untuk menerima semua yang terjadi.

Mungkin aku tidak seberuntung Arrei. Mungkin akan suatu saat nanti akan ada kebahagiaan yang datang padaku. Walau bukan aku yang berada disamping Jimin oppa, aku akan tetap mencintainya sebagai penggemar.

Good bye korea, good bye seoul~~

____________________________________

* Arrei-

"Mama, Appa lama sekali."

"Appa kan masih ada acara tuh."

"Kenapa wanita itu tersenyum pada Appa?."

"Itu penggemar Appa."

Eunbyul hanya memanyunkan bibirnya, terlihat dia sangat bosan menunggu Jimin yang masih ada acara bertemu dengan penggemarnya.

Setelah 2 jam menunggu akhirnya acaranya selesai juga, tapi Eunbyul sudah tertidur di pangkuanku. Lalu Jimin menggendong Eunbyul menuju mobil.

"Arrei-sii kurang dari satu minggu menuju pernikahan, bagaimana kalau kita pergi ke toko gaun."

"Boleh tapi Eunbyul?."

"Eunbyul akan ku titipkan pada Taehyung."

"Nee."

Sebelum pergi ke toko kita menuju dorm BTS, untuk menitipkan Eunbyul pada Tae oppa karena Eunbyul sangat dekat dengan Tae oppa, ya lah Tae oppa kan ganteng lucu baik nggak heran kalau banyak anak kecil yang nempel Tae oppa.

"Taehyung-aa."

"Nee Jim."

"Aku titip Eunbyul dulu."

"Memang kau mau kemana?."

"Aku akan pergi sebentar dengan Arrei."

"Aishh giliran Eunbyul aja dititipin sedangkan kamu mau kencan."

"Kyaa kau ini, kau kan sudah seperti ibu bagi Eunbyul hhehehe :v."

"Kyaa."

Aku sedang memilih gaun yang nanti ku kenakan di pernikahanku. Aku ingin yang sederhana tapi menarik. Warna putih itu adalah warna gaun impianku.

Dan sekarang Jimin sudah mengenakan jas hitam yang sangat membuat ketampanannya meningkat beribu-ribu persen. Dia sangat tampan, dan terlihat keren, dengan belahan rambutnya.

"Apa ini benar Mr. Park?."

"Nee, aku adalah Park Jimin yang akan menikah dengan Arrei Kim."

Aku hanya tersenyum menatap Jimin.

"Arrei, aku belum mengatakan ini sama sekali."

"Bilang apa?."

"Will you marry me?."

"Nee." aku tidak bisa berkata apa-apa jantungku berdetak begitu kencang. Kenapa Jimin setiap tersenyum selalu membuatku tak berdaya dan kadang mau meleleh.

방탄소년단

My Husband is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang