Chapter 6

3.4K 731 123
                                    

“Kyungsoo-ya~”

Bagaikan di kelasnya sendiri, Baekhyun tanpa permisi masuk dengan langkah riang menuju ke arah sahabatnya tercinta. Entah rasa malunya dititipkan kemana, seolah dia dipenuhi energi kepercayaan diri yang tinggi. Senyum ceria tergambar jelas dengan semburat merah di pipi enggan memudar.

Ada apa gerangan?

Itu yang ada dalam benak Kyungsoo. Tak biasanya dia sepemberani ini.

Sulit mengidentifikasikan keanehan yang terjadi pada Baekhyun sekarang. Lebih sulit dari mengenali spesies baru.

Dengan membawa dua buah roti bungkus dan dua minuman kotak, si mata sipit itu telah menaruh jajanan di atas meja Jongin.

“Ini untuk kalian! Untuk Kyungsoo dan juga teman baru Kyungsoo. Sepertinya teman barumu tidur dengan sangat lelap. Hehehe” Baekhyun mengecilkan suara, menunjuk kepada teman sebangku Kyungsoo yang nampaknya masih tertidur nyenyak dengan bantalan tangannya sendiri.

Tak mengucap terima kasih, dahi Kyungsoo makin mengernyit. Lihat saja tingkah Baekhyun yang langsung memegangi pipi dengan senyum menakutkan—sangat tak nyaman bagi Kyungsoo- sikap ini…. bukanlah Baekhyun style.

“Kau kenapa?”

“Hehehe.” Baekhyun hanya terkekeh sembari menerawang jauh disana.

Kernyitan Kyungsoo semakin dalam melihat Baekhyun terkekeh seperti itu dan pipi gembilnya semakin memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kernyitan Kyungsoo semakin dalam melihat Baekhyun terkekeh seperti itu dan pipi gembilnya semakin memerah. Baekhyun terlihat seperti—

“Orang gila itu temanmu ya?”

Kyungsoo tersentak kaget ketika Jongin tiba-tiba terbangun dan sudah duduk tegap menggosok mata sayunya dengan punggung tangan.

“Sayang sekali, cantik-cantik tapi gila.”

Reflek Kyungsoo menggeplak lengan Jongin hingga si pemilik lengan mengaduh, meringis kesakitan. Rasa kantuknya lenyap seketika.

Lihat saja mata bulat Kyungsoo sekarang menyipit menatap Jongin.

Ingat!

Jangan pernah meremehkan tenaga seorang Do Kyungsoo si atlet Judo.

Tak diduga, erangan kesakitan Jongin membuyarkan lamunan Baekhyun yang langsung mengerjap menatap teman bangku Kyungsoo.

“Oh, kau sudah bangun. Ini aku membelikanmu roti dan susu kotak juga.” Tak lupa mengakhirinya dengan kekehan yang terdengar jauh lebih normal dari kekehan sebelumnya.

“Kau sehat— aduh!” Belum sempat Jongin melanjutkan pertanyaannya pada Baekhyun, Jongin kembali mendapat geplakan dari tangan lapis baja Kyungsoo.

“Jangan macam-macam dengan Baekhyun,” bisik Kyungsoo dengan mendesis penuh peringatan.

Jiwa bodyguard Kyungsoo muncul ke permukaan.  Meski Jongin sudah meminjamkan buku catatan, ia tak terima Jongin mengejek Baekhyun.

Padahal Kyungsoo tadi juga—hampir- sepemikiran dengan apa yang Jongin ucapkan. Hampir. Belum sempat Kyungsoo ucapkan kok. Salah Jongin saja yang terus mengulang menghina Baekhyun.

Jongin mengangguk paham dengan gesture jari tangan membentuk ‘Ok’ dan interaksi itu tak luput dari perhatian Baekhyun.

“Wah kalian akrab, ya.” Entah kenapa Baekhyun bertepuk tangan, tak ayal mendapat beberapa perhatian teman sekelas Kyungsoo dan kini gantian Kyungsoo menggeplak jidatnya sendiri.

Baekhyun terlalu lihai untuk mendapatkan perhatian dari orang disekitarnya.

Kyungsoo dapat menyadari beberapa teman sekelas nampak tertarik dengan sahabatnya. Pribadi ceria dan riang Baekhyun mungkin bisa dikatakan idaman, ditambah parasnya yang cantik. Baekhyun selalu mengeluarkan  aura positif.

Baekhyun hanya kurang dewasa—menurut Kyungsoo.

Mungkin itu fakta.

“Teman baru Kyungsoo ternyata sangat tampan, teman baruku si Jongdae sangat cerewet dan suka memerintah,” adu Baekhyun yang masih kesal dengan kelakuan Jongdae saat di kantin.

“Tenang saja, aku mau menjadi temanmu. Namaku Kim Jongin.” Jongin langsung memasang ekspresi berwibawa setelah dipuji Baekhyun, tak lupa ia mengulurkan tangan persahabatan.

“Hai Jongin. Aku Byun Baekhyun.” ucap Baekhyun disertai senyum manis, menerima jabatan tangan teman baru yang nampak terpesona dengan eye-smile khas Baekhyun.

“Berteman saja denganku daripada dengan Jongdae,” Jongin mengerlingkan mata. Memberi usapan pada punggung tangan Baekhyun sebelum membiarkannya lepas.

Melihat interaksi itu, Kyungsoo memutar bola matanya. Jengah dengan sikap sok keren Jongin yang sesuai dengan julukan yang beredar. Kyungsoo berusaha tenang untuk tidak memukul Jongin untuk kesekian kalinya.

Baekhyun yang tak tahu apa maksud isyarat Jongin, hanya bersikap biasa sambil kembali bercerita dengan ekspresi yang berbinar-binar. “Umm tapi di kantin, Jongdae membuatku berkenalan dengan kakak kelas tampan. Lebih tampan daripada Jongin.”

Si polos itu berbicara dengan entengnya, tak tahu jika Jongin menahan tajamnya pisau menghunus tepat ulu hatinya. Baru saja Baekhyun memujinya tampan tapi kalimat selanjutnya terdengar seperti ejekan.

Karma untuk Jongin telah menghina Baekhyun.

Batin Kyungsoo, sembari ia mengelus bahu lemas Jongin menenangkan. “Maafkan kepolosan temanku.” Jika Jongin bukan teman sebangkunya, pasti Kyungsoo tak segan terbahak. Namun ia masih punya sedikit rasa prihatin.

Dengan tak berdosanya Baekhyun masih memasang senyum bahagia, hingga perhatiannya beralih pada jam tangan yang terikat di pergelangan rampingnya.

“Oh! Jam istirahatnya hampir habis. Kalian cepat makan rotinya. Aku kembali ke kelas dulu. Kyungsoo-ya~ nanti pulang sekolah aku ingin bercerita sesuatu hehehe.” Baekhyun kembali menangkup pipinya tersipu malu.

Sampai Kyungsoo merinding sendiri. Sudah Kyungsoo tebak, tak usah ia menagih cerita pun Baekhyun akan bercerita padanya. Tinggal menunggu jam tayang.

“Bye~ Jonginni~ mungkin kita nanti juga bisa pulang bersama~” Baekhyun berlalu pergi tanpa mengerti Jongin yang masih pundung, menggelengkan kepala kencang.

Mungkin Jongin mengidap gejala alergi Baekhyun.

-.o0o.-

-

-

-

TBC

-

-

-

-.o0o.-

A.N

Kakak kelas tampannya skip dulu~ hehehe

Harap maklum kalau ini semakin absurd, gaje dan boring~

Cukup sekian and bye~

( 'ᆺ' )/ BAEKSOO ARE FRIENDS \(●♡●)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang