Chapter 3

4.3K 862 148
                                    

"Baekhyun-ah, aku menyukaimu. Ma—maukah kau menjadi pacarku?"

Masuk SMA baru jalan dua hari, seorang kakak kelas berjenis kelamin laki-laki mengajak Baekhyun ke halaman belakang sekolah dan tiba-tiba langsung mengungkapkan perasaan.

Halaman belakang sekolah tepat disamping gedung aula olahraga sering kali menjadi tempat untuk menyatakan perasaan dari generasi ke generasi sejak sekolah berdiri karena tempatnya yang sepi tapi sejuk karena banyak pohon rindang disana. Namun fakta yang tak diketahui adalah hanya sebagian kecil dari mereka yang diterima.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Baekhyun mendapat pernyataan cinta. Dari SMP pun setidaknya sebulan sekali selalu saja ada yang menyatakan perasaan pada si bocah cengeng itu.

Para kakaknya pun terkadang memberikan beberapa wejangan bagaimana cara mendapatkan kekasih idaman dan itu menjadi pegangan Baekhyun.

Untuk kali ini Baekhyun masih bersikap tenang. Pernyataan cinta tak lagi menjadi hal yang ia takutkan.

Tak seperti kala pertama kali ia mendapat pernyataan cinta, Baekhyun menangis di tempat hingga Kyungsoo—si atlet judo- yang tak tahu akar permasalahan langsung membanting si 'korban' hingga terkapar di rumput.

Salahkan si penembak yang bernama Woojun, menyatakan cinta saja sampai membawa teman segala. Terlebih Baekhyun tak tahu jika dia ingin menyatakan perasaan. Woojun malah seperti memaksa Baekhyun untuk bertemu di samping aula olahraga yang jika siang hari sudah sangat sepi. Dengan tampang preman yang ia miliki, Baekhyun mengira dia akan di bully. Makanya ia langsung menangis.

Ingat jika Baekhyun itu sangat cengeng dan kadang—sering- berpikiran negatif.

Begitu naas nasib si penembak pertama Baekhyun dengan kawan-kawan yang menerima jurus judo Kyungsoo.

Sayangnya Kyungsoo dan Baekhyun pergi tanpa membenahi kesalahpahaman itu dan ditambah Woojun yang dilupakan Baekhyun itu ingin mengangkat Kyungsoo adalah bos mereka.

Tentu saja Kyungsoo menolak hanya dengan lirikan mata tajamnya, dia langsung lari kalang kabut.

Begitulah kisah pertama Baekhyun mendapat pernyataan cinta dan mulai dari situ ia mulai memahami jika beberapa orang itu menyukainya atau lebih tepatnya banyak orang yang menyukainya.

Baekhyun sampai heran mengapa ia yang cengeng ini selalu saja mendapat pernyataan cinta yang kebanyakan dari laki-laki?

Kembali ke persoalan Baekhyun sedang mendapat pernyataan cinta sekarang.

Kali ini Baekhyun mulai ancang-ancang menjalankan petuah sang kakak, mulai dari mendongakan kepala menatap sosok yang lebih tinggi darinya itu dengan mata berkedip meneliti tanpa tahu jika hati kakak kelasnya semakin berdebar melihat secara dekat sikap menggemaskan Baekhyun.

Pertama. Jika kau tak menyukainya, tolak secara halus.

"Maaf, Baekhyunnie tak bisa menjadi pacar sunbaenim."

Kedua. Gunakan aegyo agar tidak terlalu menyakiti perasaan dia.

Ya. Memang benar dengan anjuran kakak Baekhyun, namun itu malah semakin membuat lawan bicara Baekhyun tersipu malu seperti sekarang ini, "Kenapa? Bolehkah aku tahu?"

"Karena, sunbaenim tidak tampan."

pria itu harus tampan. Baekhyunnie kan cantik, jadi pacar Baekhyun harus tampan.

Seperti itulah kira-kira petuah dari sang kakak.

Merasa dihina, tentu saja sang kakak kelas yang baru saja menyatakan perasaan kepada Baekhyun mencuat urat nadi dipelipis membentuk perempatan.

( 'ᆺ' )/ BAEKSOO ARE FRIENDS \(●♡●)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang