Part. 34

574 20 0
                                    

Kehidupan rumah tangga Marsya terlihat sangat bahagia. Allah melimpahkan kebahagiaan antara Fahmi dengan Marsya. Jika ada masalah, keduanya selalu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, tanpa ada emosi sedikitpun. Fahmi sebagai suami terkadang lebih mengerti keadaan Marsya, Fahmi tahu kalau hati perempuan itu lembut, jadi ia juga harus memperlakukannya dengan lembut.

Marsya kini sudah mulai masuk kuliah kembali setelah meminta izin cuti selama satu bulan. Begitupun dengan Fahmi, ia sudah kembali bekerja seperti biasa.

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya Fahmi.

"Jam dua belas kayaknya" jawab Marsya.

Fahmi mengangguk faham. Keduanya kini tengah menikmati sarapan pagi dengan menu nasi goreng sosis yang Marsya buat.

Selesai sarapan keduanya kini mulai beranjak dan keluar untuk berangkat ke tempat tujuan masing-masing.

Fahmi dan Marsya memasuki mobil, Fahmi lebih dulu mengantar Marsya ke tempat kuliah.

"Nanti pulangnya aku jemput yah" ucap Fahmi.

"Tidak usah, nanti aku pulang sendiri atau nanti aku ke kantor kamu saja" jawab Marsya.

"Emang kamu tau kantorku dimana?"

Marsya mengerjapkan matanya, ia baru menyadari kalau dirinya belum tahu alamat kantor suaminya.

"Belum tahukan? Nanti aku jemput saja, terus kamu ke kantorku" ucap Fahmi cepat.

Marsya mengangguk patuh.

Mobil Fahmi kini telah sampai di depan gerbang kampus Marsya. Marsya mencium punggung tangan Fahmi lalu berniat untuk turun tapi Fahmi menahannya.

"Kenapa?" Tanya Marsya heran.

"Bolehkah aku membuka cadarmu dan melihat wajahmu?" Tanya Fahmi.

Marsya mengangguk sebagai jawaban untuk Fahmi.

Tangan Fahmi meraih cadar Marsya, ia membukanya dan mencium pipi Marsya, lalu memakaikan cadar itu lagi.

"Semangat belajar yah sayang" ucap Fahmi mengusap ujung kepala Marsya.

"Siap pak bos" ucap Marsya seraya memberi hormat bagai anak buah pada komandannya.

Marsya keluar dari mobil Fahmi, ia melangkahkan kakinya masuk dalam lingkungan kampus.

Marsya melangkah memasuki kelasnya, ia bertemu dengan Suci yang sudah duduk ditempat.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi Suci" sapa Marsya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Marsya" balas Suci.

"Sudah sejak pagi?" Tanya Marsya.

"Gak kok, baru tadi. Maafin aku gak nungguin kamu yah, soalnya aku pengin buru-buru masuk kelas" ucap Suci merasa bersalah.

"Tidak apa-apa Suci" balas Marsya.

Marsya dan Suci kini sibuk dengan buku bacaannya masing-masing.

Dosen masuk, Marsya dan Suci mengakhiri aktivitasnya. Dosen tersebut memberikan tugas lalu keluar begitu saja.

Marsya menghembuskan nafasnya, lagi dan lagi tugasnya menumpuk. Ingin rasanya Marsya mempunyai alat yang dapat menyelesaikan tugas dalam satu menit saja, tapi itu adalah sesuatu hal yang mustahil.

Selesai mengerjakan tugas, Marsya mengajak Suci untuk pergi ke kantin, dan Suci menyetujui ajakan Marsya.

"Sya, kamu sekarang tinggal dimana?" Tanya Suci yang ingin mampir ke rumah Marsya.

Wanita Perindu Surga [END/REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang