Part. 32

531 22 5
                                    

Satu minggu berlalu. Hari ini Marsya merasa deg-degan. Hatinya risau dan tidak tenang. Marsya terus merapalkan dzikir pada Allah, semoga Allah melancarkan segala proses ijab qobul pernikahannya.

Suara lantang seorang laki-laki menggema di rumah bunda Mia.

"Saudara Muhammad Ali Fahmi, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Aisyah Marsya Rasella binti Bram Wijaya dengan mahar seperangkat alat sholat dan uang tunai" ucap ayah Marsya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Marsya Rasella binti Bram Wijaya dengan mahar tersebut tunai" ucap Fahmi dalam satu tarikan nafas.

Seketika suara kata 'sah' menggema di seluruh ruangan.

Marsya menumpahkan airmatanya, ia tidak menyangka dirinya kini telah menjadi seorang istri.

Suara ketukan pintu membuat Marsya menghentikan tangisnya, ia menghapus airmatanya dan menunduk malu.

Fahmi masuk dalam kamar Marsya, ia memandangi perempuan yang kini telah sah menjadi istrinya. Fahmi sebenarnya penasaran dengan wajah Marsya, karena ia belum melihatnya dan tidak mau melihatnya sebelum sah. Fahmi ingin rasanya membuka cadar Marsya tapi ia urungkan.

Fahmi menyentuh tangan Marsya yang terasa dingin, "ayo kita sholat sunnah dulu" ajak Fahmi.

Marsya menurut. Ia berdiri di belakang Fahmi.

Keduanya melakukan sholat dengan khusyuk. Selesai sholat Fahmi membalikkan tubuhnya menghadap Marsya.

Marsya meraih tangan Fahmi, ia menciumnya dengan penuh khidmat. Fahmi menyentuh ubun-ubun Marsya, lalu membacakan doa.

Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya."

Setelah mengucapkan doa itu Fahmi mencium kening Marsya cukup lama. Fahmi melepas ciumannya, ia tersenyum ke arah Marsya lalu mengajak Marsya untuk keluar menandatangani surat-surat dan menemui para tamu.

Setelah selesai menandatangani surat-surat, Fahmi dan Marsya menuju ke tempat yang sudah disediakan, keduanya duduk dan menyambut para tamu.

Marsya melihat ada Fatih di tengah-tengah tamu laki-laki. Entah mengapa rasa bersalah menyeruak dalam hati Marsya.

Fahmi merasa aneh dengan Marsya, ia menyentuh tangan Marsya hingga Marsya terkejut dengan sentuhan Fahmi.

"Kenapa?" Tanya Fahmi.

Marsya hanya menggeleng, ia tidak mungkin menjawab jujur sedangkan baru saja keduanya menjadi sah.

Suci menghampiri Marsya, "selamat yah Sya, semoga sakinah mawadah warahmah yah. Gak nyangka deh secepat ini"

"Terimakasih Suci, kamu cepet nyusul yah" balas Marsya.

***

M

alam tiba, Marsya sudah rapi dengan pakaian biasa. Marsya menatap dirinya dicermin, ia ingin membuka cadarnya, tapi ia malu untuk membukanya.

Fahmi memasuki kamar Marsya, ia melihat Marsya yang tengah berdiri di depan cermin.

"Sudah cantik, jangan bercermin terus" ucap Fahmi.

Marsya tersipu malu dengan ucapan Fahmi.

"Aku mandi dulu yah" ucap Fahmi cepat karena Marsya tak kunjung menjawab.

Wanita Perindu Surga [END/REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang