Vomment teros.
.
Ini adalah hari pertama Aries bersekolah disekolah barunya. Ia masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya itu. Untung saja Aries sudah sedikit berkenalan dengan teman sekelasnya. Walaupun ia belum mengenal semuanya. Mungkin itu merupakaan awal yang bagus. Aries duduk berdampingan dengan Meta. Kalau dilihat-lihat, Meta ialah sesosok murid yang baik. Meta juga banyak cerita kepada Aries tentang dirinya, dan Aries pun sedikit mengenal tentang Meta.
Aries bertanya, "Kok lo duduk sendiri?" katanya.
Meta mengangguk pelan, mengingat masalah sekitar enam bulan yang lalu. "Iya, dulu gue duduk sama Chika. Tapi Chika pindah sekolah, jadi gue duduk sendiri," ucapnya tersendu.
"Tapi untungnya lo dateng, jadi gue gak duduk sendirian lagi." lanjutnya menepuk pelan pundak Aries.
"Dia pindah gara-gara apa?"
Meta melirik tajam ke seorang cowok, "Gara-gara dia!" katanya menunjuk cowok tersebut.
Aries sedikit kaget "Apay?" gumamnya pelan.
"Iya. Jadi dulu tuh Chika suka sama Apay, banget. Gue juga bingung kenapa dia bisa suka cowok modelan kayak Apay," ucap Meta mengingat-ingat.
"Tapi--"
Aries memotong. "Tapi kenapa?" tanyanya bingung.
"Tapi Apay malah malu-maluin dia. Apay nyebarin berita ke seluruh lingkungan sekolah kalau Chika itu suka sama dia," ucapnya masih melirik Apay dengan tajam.
"Jadi, satu sekolahan ngebully Chika. Chika tertekan, akhirnya Chika memutuskan pindah sekolah," lanjutnya.
Aries mendadak bisu, ia tidak percaya bahwa murid yang bernama Apay itu bisa dibilang jahat. Jahat banget malah!
"Gue tau Apay itu ganteng, banyak yang suka sama dia. Tapi dia itu berengsek. Gue benci dia!" tukas Meta.
Aries ikut memandang cowok yang bernama Apay itu. Ada rasa benci seketika mendengar kisah tentang Pria itu, namun ada rasa penasaran juga dengan Pria itu.
"Dan belum lama, Apay membuat olah lagi." ucap Meta masih meneruskan sifat buruk Apay.
"Apa?"
"Dia nembak Aquilla ditengah lapangan," ucapnya mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
"Pake toa." lanjutnya.
Aries tertawa pelan, sungguh manusia itu sangat gila.
Aries membayangkan seseorang cowok yang sedang membawa-bawa sebuah toa, kemudian berdiri ditengah lapangan. Sungguh tidak bisa dibayangkan!
"Terus-terus?" gumam Aries penasaran.
"Ya untungnya ada guru yang dateng," jawab Meta.
Meta masih memperhatikan gerak-gerik cowok tengil itu. "Tapi gue yakin, ada rencana busuk dibalik itu semua," lanjutnya memalingkan mata.