[3] Sisi Lain Apay

85 30 0
                                    


Apay mengendarai motornya, mengantarkan Aries sampai depan rumahnya.

Aries menurunkan dirinya dari atas motor, menggantungkan tasnya dipundak, lalu berjalan menuju rumahnya. Sebelumnya ia sempat berbilang 'Terimakasih' kepada Apay. Dan Apay mengangguk tanda ia menyatakan bahwa ia tidak keberatan dengan semua hal itu.

Apay ikut turun dari motornya, melihat kaca spion dan merapihkan sedikit rambutnya, dan berjalan dibelakang Aries.

Aries tidak menyadari bahwa dirinya telah diikuti oleh pria tersebut.

Aries mengetuk pintu rumahnya, memberi dua sampai tiga salam agar rumah tersebut dapat terbuka.

Di balik pintu tersebut ada seorang wanita yang tengah membukakan pintunya. Ya, itu adalah Dian. Mama-nya Aries.

"Eh, udah pulang," ucap Dian kepada Aries.

"Loh kok--"

"Itu teman kamu, Ar?" tanya Dian saat melihat seorang pria yang tengah berdiri dibelakang Aries.

Aries spontan menengok kebelakang. Apay? Sejak kapan dia ada disini? Loh bukannya tadi ia langsung pulang? "Ngapain lo disini?!" ucap Aries menatap tajam ke arah Apay.

"Kan nganterin lo pulang."

"Tapi gak ngikutin gue sampai ke rumah juga kali bang!" desis Aries setelah mendengar jawaban dari Apay.

Tanpa rasa malu, Apay langsung menjabat tangan Dian. "Hai tante, cantik banget!" katanya.

Dian tertawa pelan, merasa aneh karena telah dipuji oleh seorang Perjaka Pohon Pisang.

"Kenalin Tante, nama saya Apay," ucapnya dan membuat Dian mengangguk pelan.

"Saya ini manusia ter-ganteng tak terhingga sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia." lanjutnya berbicara tanpa henti mengoceh.

Dian selaku Mama-nya Aries hanya bisa tertawa mendengar ocehan yang diberikan oleh Apay. Lucu ya! batin Dian.

Setelah berpamitan dengan Dian, Apay langsung meninggalkan rumah itu. Mengendarai motornya secepat kilat, karena hari juga sudah mulai sore. Apay teringat, bahwa jam segini itu film kesukaannya sudah ditayangkan. Yaitu film kartun Spongbob Squarepants. Entah apa yang ada di otak Apay, menurutnya film kartun itu sangat menyenangkan.

Sesampainya dirumah, Apay langsung melentangkan tubuhnya diatas kasur, melihat ponselnya, menatap sebuah foto seorang wanita yang tengah berdiri di lapangan Indoor. Kesya, itu adalah Kesya.

Apay tersenyum-senyum sendiri melihat kecantikkan Kesya. Anak ini benar-benar cantik! batinnya.

Apay mematikan ponselnya, sebelum ia tertidur lelap.

•••

"Cing caripit satulang sabajing, saha nu kajepit jadi ucing,"

"Vian, lo kena!"

Vian mendecak sebal, kenapa dia lagi-dia lagi yang harus kena. "Kok gue mulu, anjir!" ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

APAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang