HAI UKHTI🌹

286 13 0
                                    

Jika seseorang saling mencintai, maka dia akan selalu menuntun orang yang dicintainya untuk menggapai ridha Allah”
__

"Hey Aisyah" Teriak seorang lelaki bergema disepanjang koridor membuat Aisyah menengok ke arahnya. 

"Ada yang pengen aku omongin, tapi jangan disini" Katanya sambil menghela nafas panjang. 

"Aduh ardi,  mau ngomong apa? Kenapa gak disini aja? Aku gak mau berdua-duaan.  Ntar dikira kamu ngapa-ngapain aku, ini masih di area kampus Ardii" Kata Aisyah mencoba menolak.

"Yailaa selow aja kali,  aku cuma mau ngebahas tentang tugas hadist tentang pergaulan bebas, tugasnya udah kamu kerjain belum?"

"Oh tugas pak doni? Udah di,  dari kemarin udah selesai,  kenapa?" Tanyanya heran.

"gapapa sih, hm  kamu gak punya kulit ya?" Ketus ardi sontak saja membuat aisyah terbelalak. 

"Maksud kamu apa?" tanyanya sedikit marah.

"E-eh maaf,  lagian kamu gak pekaan,  makanya aku kira kamu gak punya kulit" tukasnya.

"Apa sih ardi, udah ah aku mau pulang dulu, hati-hati pulangnya jangan ngebut, aku tau kamu kalo naik motor suka ngebut kan?"

"Ya kalau ngebonceng kamu, aku bawanya pelan-pelan,  kamunya nolak mulu sih, jadi yaudah deh" Lelaki itu masih saja mencoba menggombal.  Walau receh haha. 
"ARDIIII"

"Hehe,  kamu mau keluar? Ayo bareng,  kebetulan aku juga mau keluar" ajak Ardi.

"Hm iya,  tapi aku punya syarat. Syaratnya aku yang jalan duluan,  kamu di belakang aku,  jaraknya harus lebih dari 1 meter.  Aku gak mau mendatangkan fitnah"

"Iya Umiii Aisyaaah" Ardi pun menundukkan kepalanya 2 kali,  menandakan dia menerima persyaratan itu. 

Tidak sampai 10 menit,  akhirnya mereka berdua tiba di halaman sekolah. Aisyah pun terlihat sudah masuk ke dalam mobil.  Namun Ardi melihat seorang lelaki,  yang saat itu dia tidak memikirkan keberadaan lelaki itu, mungkin saja dia supir aisyah,  atau mungkin sepupu aisyah? Entahlah saat itu ardi mencoba untuk tidak berfikiran negatif tentang lelaki itu. 

"Ardi aku duluan ya" Aisyah melambaikan tangannya,  mengucapkan salam perpisahan sementara.  Ardi membalas dengan senyuman.  Lalu bergegas mengendarai motor yang sudah dari tadi hidup. 


"Itu tadi siapa?" kata Yusuf bertanya kepada Aisyah yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Itu Ardi,  kenapa? "

"Iya,  maksudnya Ardi itu siapa? " Tanyanya lagi.

"Dia temen sekampus aku, kamu kenapa? " Aisyah berbalik bertanya. 

"Hmm,  ya gapapa, aku takut kamu kepincut sama dia, dan lupa sama rencana kita nanti, aku nungguin kamu bertahun-tahun buat halalin kamu loh, kalau ujungnya kamu kepincut cowo lain kan gak lucu" Kata Yusuf

"Yusuf,  Jodoh itu bukan siapa yang cepat dia dapat, tapi siapa tepat dia dapat, jadi kamu jangan menyerahkan semuanya kepada diri kamu sendiri, Allah yang ngatur, jadi jangan terlalu berharap lebih” Ucapan Aisyah itu membuat kaki yusuf menginjak rem secara mendadak. 

"Kamu masih gak yakin kalau aku jodoh kamu? Kata orang jodoh itu cerminan diri, lihat diri kamu,  apa bedanya sama aku? Kita sama-sama di didik soal agama dari kecil,  bahkan dari dulu keluarga kamu dan keluarga aku udah menjodohkan kita berdua.  Maksud kamu bilang tadi apa?!!" Suara yusuf yang semakin meninggi,  membuat Aisyah ketakutan. Baru kali ini dia melihat yusuf semarah ini.  Spontan air matanya menetes, dari kecil dia tidak pernah dibentak separah ini,  bahkan ayah dan ibunya pun sama sekali tidak pernah membentak dia jika mereka marah. 

"A-aku cuma bilang yang sepantasnya,  jika kamu nanya apa bedanya aku dan kamu? Jelas saja beda.  Aku masih bisa mengontrol amarahku, sementara kamu? Buas,  udah aku mau pulang sendiri aja, " Aisyah membuka handle pintu mobil sambil menahan isak tangis.

Namun,  mungkin sebegitu marahnya yusuf dia malah berbicara yang kelewatan. 

"Keluar aja sana! Perempuan gak berguna!  Ngadu sana sama ibu kamu! Dasar anak manja!" Ucapnya tanpa berfikir. 

AISYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang