Hallo ikhwan 🌺

215 11 1
                                    

"Bila menanti itu terlalu berat bersabarlah dengan segala doa sebab jodoh yang baik tak mungkin datang tergesa-gesa”


Aisyah pov

       Sore itu, hatiku sedang berkalut,  entah kenapa omongan yusuf tadi membuat hatiku hancur berkeping-keping.  Dia memang gak pernah ngerti perasaan wanita huh.

Jujur aku gatau apa yang membuat yusuf sekeras itu memperlakukan ku.  Padahal aku masih belum seutuhnya milik dia. 

       Aku tau dia lelaki baik dan bertanggung jawab,  dia juga lelaki yang berani mengambil resiko besar,  tapi entah akhir-akhir ini aku merasa dirinya telah berubah.  Hm atau mungkin saja dari dulu sikapnya memang seperti itu,  dan aku baru dihadapkan dengan sikap aslinya. 

Rencananya sesudah aku lulus kuliah nanti,  kita akan tunangan,  namun sore ini dia membuatku ragu akan hal itu.  Entah hati ini selalu maju mundur tatkala membahas rencana pernikahan kami nanti. 

     Walau sepenuhnya aku tidak tahu,  Allah mentakdirkan aku kepada siapa.  Mungkin dengan orang yang sama sekali aku tak kenal,  atau mungkin memang dengan yusuf,  dan ini adalah salah satu cobaan dari Allah sebelum aku menemui jodohku.

Huh,  cukup sedih juga,  jujur aku kecewa dengan sikap yusuf sore ini,  sikapnya sama sekali tidak mencerminkan kalau dia itu seorang santri. 

Walaupun umurnya lebih tua dariku,  namun masih saja aku yang terus menasehati dia.  Entahlah sekarang ini hatiku sedang bersedih. 

Disini,  di depan taman aku termenung,  bersandar di sebalik pohon. Entah hatiku sudah berapa lama tersakiti ketika aku mengingat omongan yusuf tadi.

"Mba kamu mau ini? " Tiba-tiba ada yang menyodorkan eskrim ke pipiku.  Membuat aku sedikit kaget.

"Ardi?" Ternyata dia Ardi,  Kok dia bisa disini? Gumamku. 

"Kamu kok disini? " Kata Ardi yang sudah menyerobot pertanyaanku terlebih dahulu. 

"LAGI BETE" ucapku mencoba mengeles.  Namun tak kusadar ardi semakin dekat denganku.  Aku segera menjauh darinya,  aku gak mau diriku ini tersentuh oleh seseorang yang belum halal bagiku. 

"ARDI TOLONG JANGAN TERLALU DEKAT! " kataku membuat ardi menjauh.  Dia berbalik dan merebahkan tubuhnya dibelakang pohon tempat aku bersandar.  Emang anak itu ngeyel.  Ya gapapa sih seenggaknya ada pembatas walaupun pohon hehe.

"Gimana? Udah jauh belum? "
Tanyanya membuatku kelabakan.  Aku tersenyum ceria sambil mengusap air mataku.

"Kok diem?"

"Ardi,  kamu bisa diem gak?  Aku lagi pengen ketenangan" Ujarku mencoba membuat anak bawel itu diam. 

"Kalau aku diem,  buat apa Allah nyiptain mulut buat aku kalo gak buat aku pake? gak bersyukur dong namanya gimana si kamu" katanya membuat mulutku ini diam membisu.

   Si kunyuk ini memang orang yang tepat disaat yang tepat,  disaat aku sedih dia ada untuk menghiburku, walaupun hanya kami sebatas teman.

"Eh itu eskrimnya makan,  nanti mencair" Ardi mencoba mengingatkanku,  hehe aku sampai lupa kalau saat ini aku sedang menggenggam eskrim.  Memang sudah mencair dikit,  tapi gapapa lah,  kebetulan eskrim juga bisa membuat mood aku menjadi lebih baik. 

AISYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang