Save Me 1

707 72 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca :)

Happy reading....







..

Seorang namja dengan rambut hitamnya berlari menelusuri lorong rumah sakit setelah mendapat telfon dari adiknya. Namja tampan itu menerobos masuk tak peduli sekali dua kaliia telah menabrak para perawat disitu.

Dengan nafas terengah dan peluh yang menetes deras, manik hitamnya terus berusaha mencari sosok adiknya. Ia segera menghampirinya begitu ia melihat adiknya yang kini telah menangis sesenggukan, dengan menyembunyikan kepalanya pada sela kakinya.

"Bagaimana keadaan eomma?".
Tanya Seungchol pada adiknya. Choi Chan adik Seungchol tersebut mendongakkan kepalanya karena mendengar hyungnya telah datang. Chan langsung melompat kedalam pelukan Seungchol. Menangis sesenggukan.

"H-hyung.. eomma.. eomma hiks".
Chan kecil itu memeluk erat hyungnya. Menangis dan meminta maaf karena tidak bisa menjaga eommanya, dan yang bisa dilakukan Seungchol hanya memeluk erat adiknya sembari memberi tepukan lembut pada punggung kecil itu.

Setelah beberapa menit, pintu UGD terbuka, sosok berpakaian serba putih dengan sedikit bercak merah karena darah keluar. Seungchok segera mendekati sang dokter.

"Bagaimana keadaannya?".
Tanya Seungchol panik, sang dokter menjelaskan kalau sang ibu terkena kanker lambung yang sudah stadium 2, Kanker itu tumbuh dalam lapisan otot dinding lambung dan menyebar semakin banyak ke kelenjar getah bening.

"Saran saya sebaiknya kita melakukan operasi secepatnya, untuk keselamatan ibu anda".

"Untuk biayanya? Berapa dok?".

"Sekitar 50 juta won."
Mata Seungchol membulat sempurna, ia ingin sekali segera melakukan operasi pada eommanya, tentu saja. Tapi uang sebegitu banyaknya.. ia harus mencari dimana dengan waktu yang singkat. Apa yang harus dilakukan Seungchol. Sedangkan untuk makan sehari-hari saja sudah cukup susah untuk keluarganya, belum lagi setelah appanya meninggal beberapa bulan yang lalu dengan meninggalkan warisan hutang disana sini, dan juga tanggungannya sekarang sebagai tulang punggung keluarga untuk membiayai sekolah Chan dan juga ibunya. Penderitaan yang cukup lengkap untuk Seungchol.

Kaki Seungchol rasanya seperti jelly, tidak memiliki daya, tubuhnya mungkin sedah ambruk kalau saja Chan dan sang dokter itu tidak menahannya. Kepalanya seperti dihantam beban yang berat.

"Hyung".
Chan memeluk hyungnya. Seharusnya Seungchol tidak boleh terlihat rapuh didepan Chan. Tapi ia tidak bisa. Dan setelah beberapa saat Seungchol berusaha berdiri. Ia memegang bahu Chan.

"Chan jaga eomma ne. Hyung akan segera kembali dan operasi eomma akan di lakukan".

"Hyung.. hiks".
Mata sipit chan sudah dipenuhi dengan air mata yang siap turun kapan saja.

"Hey, Laki-laki tidak boleh menangis. Eomma akan mengejekmu jika ia tau kau menangis".
Gurau Seungchol memegang hidung kecil Chan, berusaha menenangkan anak 13 tahun itu. Walaupun ia sekarang berada dalam tekanan batin yang menyiksa.

"Hyung akan segera kembali".
Pamit Seungchol pada Chan. Ia mengusap surai hitam Chan sebelum ia melangkah pergi dari rumah sakit.

.

.

..

Seungchol berjalan gontai. Ia bingung bagaimana ia mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Ingin rasanya ia berteriak. Semua ini terlalu berat untuknya.

Entah Seungchol kini berada dimana, langkah kakinya menuntunnya kearah gang kecil yang sepi. Semakin seungchol mendekat semakin jelas telinganya menangkap seuara yang saling bersahutan. Entah aoa yang ada difikiran Seungchol ia semakin mendekati sumber suara tersebut.

"Kalian sudah ingkar janji!".
Murka seorang pria paruh baya dengan setelan jas mahal yang menutupi tubuhnya.

"Itu karena kau tidak memberikan yang kami inginkan".
Sahut pria bertubu besar dengan tatto di sekujur tubuhnya.

"Aku tidak akan pernah memberikan anakku pada kalian!!".

"Baiklah jika itu maumu, bagaimana kalau nyawamu saja sebagai gantinya".
Pria besar itu mengambil senjata api yang berada disakunya, menodongkan apada pria paruh baya. Pria bertatto itu siap menembak.

DOR!!!






Bau anyir seketika tercium. Tembakan itu berhasil menggores langan kiri Seungchol. Ia tepat waktu dan menyelamatkan pria paruh baya itu. Segera setelah tembakan itu Seungchol memukul preman itu dengan balok kayu. Tepat pada kepalanya.

Brakkkk!!!!
Pukulan itu sangat keras hingga pria botak itu tak sadarkan diri. Setelah itu Seungchol berbalik menghampiri pria paruh baya yang akan di tembak tadi.

"Anda tak papa?".
Tanya Seungchol, pria paruh baya yang tampan itu mengangguk, manik pria itu melihat darah keluar dari lebgan Seungchol.

"Kau terluka, ayo ikut aku".
Pria itu menarik Seungchol dan pergi meninggalkan preman itu. Saat dalam perjalanan ke rumah sakit, benda persegi pipih milik pria itu bergetar.

"Yeobsoe~".

"...."

"Sungguh??!!. Aku akan segera pulang".

Ada binaran di mata pria itu, sepertinya kabar baik telah ia dapatkan beberapa detik lalu.

"Maaf aku tak bisa mengantar ke rumah sakit. Aku akan membawa mu kerumahku, di sana ada dokter".
Seungchol tidak tega mengganggu kebahagiaan yang terpancar dari binaran mata namja itu. Ia hanya mengangguk menyetujuinya. Tepat 10 menit, mereka sampai pada rumah yang sangat mewah. Mansion itu seperti istana dengan penjagaan yang sangat ketat disana sini.

Tepat setelah Seungchol keluar dari mobil hitam itu, ada beberapa bodyguard yang menghadangnya.

"Jangan ganggu dia, dia tamuku".
Tidak ada yang berani menentang pria paruh baya itu.
"Ikut aku". Entah apa yang ada difikiran Seungchol saat ini. Tapi dia tidak bisa membantah perkataan pria yang baru di temuinya beberapa jam lalu. Langkah kaki mereka membawa pada sebuah pintu bercat putih, pria itu membuka pintu putih itu. Seungchol ikut masuk, dan hal pertama yang ia lihat adalah sosok berambut pirang sebahu yang amat sangat cantik. Wajahnya begitu sempurna, seolah Tuhan turun tangan langsung untuk mengukirnya. Kulitnya putih seperti salju, hidung mancung yang pas dengan pipi tirusnya, bibir yang sedikit pucat namun tidak mengurangi kecantikannya. Dan mata coklat yang bulat nan indah, tapi tak ada binaran pada mata indah itu, pandangannya kosong.

 Dan mata coklat yang bulat nan indah, tapi tak ada binaran pada mata indah itu, pandangannya kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungchol seolah hilang dari bumi, begitu kagum dengan sosok didepannya yang begitu indah. Jantung Seungchol berdebar kencang, seolah bekerja dua kali lipat dari biasanya, padahal ia tidak melakukan apapun..

Sungguh sangat cantik..












TBC

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang