Save Me 3

452 71 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca :)

Happy reading.....












..

"Dorr!!!"

Sang pelatih hanya menaikkan sebelah alisnya, tersenyum tipis.
"Bagus sekali, tidak pernah meleset" ucap pelatih itu. Sang pelatih mengisyaratkan penembak tadi untuk mendekat.
"Dia sudah siap"
Lanjutnya ketika Seungchol sudah berdiri dihadapan pelatih tembak dan juga tuan barunya Yoon Siwon.

Siwon tersenyum ramah seperti biasanya, ia berdiri dari kursinya yang nyaman dan mendekat kearah Seungchol.
"Bagus, kau memang berbakat. Segera bersihkan dirimu, karena aku akan menunggumu di rumah utama"
Ucap pria tampan itu.

"Ne tuan"
Seungchol membungkuk dan segera pergi dari tampat latihan yang panas dan juga penuh debu itu.

Seungchol tidak mengerti, apakah semua pekerja disini harus menerima pelatihan yang sangat keras seperti yang telah ia jalani selama 3 hari belakangan ini hanya untuk menjadi supir pribadi Siwon. Sungguh itu mungkin sedikit berlebihan.

Setelah Seungchol siap dengan pakaian yang telah disediakan yakni dengan memakai kemeja putih dan celana hitam, ia segera berlari untuk menemui Tuannya, ia tidak ingin mengecewakan Tuannya yang sangat baik itu.

"Tuan Siwon"
Panggil Seungchol, sang pemilik nama  itu menoleh dan tersenyum padanya. Siwon sangat murah senyum. "Kau datang lebih cepat dari perkiraanku". Balas siwon, ia mempersilahkan Seungchol duduk, dan berhadapan dengannya.

"Kau mungkin bingung karena pelatihan yang aku berikan padamu 3 hari belakangan ini". Ucap Siwon dan dibalas anggukan oleh Seungchol.

"Ikut aku"

..

Tampak dikamar dengan dominan warna putih,  Seorang dengan pipi berisi berusaha membujuk namja cantik yang enggan membuka mulutnya untuk makan.

"Tuan muda, satu suap saja.. ya?" Bujuk Seungkwhan dengan telaten. Si tuan muda tetap enggan membuka mulutnya, ditambah sekarang ia malah memalingkan wajahnya dari Seungkwhan.

Seungkwhan menghela nafas, tuannya masih enggan untuk makan, ia khawatir pasalnya tuannya itu sudah melewatkan sarapannya. Seungkwhan tau Tuannya itu mungkin masih sangat kehilangan dua orang tersayangnya. Lagi.

"Tuan muda"
Seungkwhan tidak melanjutkan kalimatnya karena seseorang telah mengetuk pintu kamar itu. Seungkwhan membungkuk karena Siwonlah yang kini masuk dan diikuti namja tampan di belakangnya.

Siwon memandang anaknya dan bergantian dengan mangkuk yang dipegang oleh Seungkwhan. Pria paruh baya itu mendekati ranjang sang anak, megusap surai pirang sang anak, penuh sayang.

"Sayang"
Siwon memanggilnya dengan tetap mengusap surai pirang itu, sang anak tetap tidak bergeming, tetap memalingkan wajah dengan sang lawan bicara.

"Ini appa"
Lanjut Siwon, sang anak tidak menyahut dan kembali memejamkan kelopak matanya, menyembunyikan manik coklatnya yang indah, manik coklat yang indah namun tak ada cahaya.

"Yoon Jeonghan"
Siwon sedikit menambah volume suaranya, Siwon sangat menyayangi putra semata wayangnya itu, sungguh.  Ia tau mental dan juga fisik Jeonghan sangat terluka karena insiden 1 minggu lalu.

Jeonghan kembali membuka kelopak matanya, semua yang dilihat sama, gelap. Genangan air di pelupuk mata indah itu telah berkumpul, dan siap jatuh kapan saja.

"Jangan menangis, appa disini"
Siwon segera merengkuh tubuh kurus Jeonghan dalam dekapannya. Jeonghan menangis tertahan, isakkan-isakkan itu seperti sayatan dihati Siwon, malaikatnya sakit.

Jeonghan hidup dengan sangat baik, ia lahir dari keluarga yang terpandang dan kekayaan yang melimpah. Keluarga kecil dengan 3 orang didalamnya, oh mungkin akan  menjadi 4 dalam hitungan hari. Ia tidak pernah menangis di depan siapapun, ia tidak pernah mengeluh tentang apapun. Jeonghan adalah anak penurut yang sangat manis, dan juga ceria. Sampai insiden 7 tahun lalu merenggut semua kebahagiaan Jeonghan, dan kembali terulang tidak lebih dari 7 hari yang lalu.

Siwon mengecup pucuk kepala Jeonghan berkali-laki, menghujaninya dengan kasih sayang.
"Jangan menangis, appa mohon"

Di salah satu sisi kamar yang luas itu, Seungchol dan Seungkwhan terus melihat interaksi ayah anak itu. Sangat menyesakkan, Seungkwhan sudah menangis, menahan isakkannya. Sedangkan Seungchol hanya terus melihat mereka tanpa berucap, hatinya ikut teriris.

"Sebaiknya kita keluar"
Seungkwhan berkata, Seungchol mengangguk menyetujuinya..

Seungchol menghela nafas.
"Yoon Jeonghan, kenapa melihatnya menangis membuat dadaku sesakk".
Batinnya.










TBC

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang